3 Politikus PDIP Persekusi Warga Pemakai Kaus #2019GantiPresiden

Ngelmu.co – Persekusi terhadap warga yang mengenakan atribut, terutama kaus #2019GantiPresiden masih terus terjadi. Bahkan kali ini persekusi tersebut dilakukan oleh 3 wakil rakyat. Tindakan persekusi oleh wakil rakyat yang merupakan politikus PDIP itu terungkap dari beredarnya video di sosial media.

Tiga anggota DPRD Samarinda, Kalimantan Timur, yang merupakan politikus PDIP diduga telah mempersekusi warga yang memakai kaus bertuliskan #2019GantiPresiden, Sabtu (15/9) lalu. Ketiga anggota DPRD Samarinda tersebut adalah Ahmad Vanandza, Suriani, dan Hairul Usman.

Video berdurasi satu menit 18 detik yang bereda tersebut berisi aksi mereka melakukan persekusi. Video itu pun lantas beredar luas.

Di dalam video itu nampak ketiga politikus PDIP itu mengadang dua pengendara sepeda motor Yamaha Jupiter MX di Jalan Teuku Umar, Sungai Kunjang. Kemudian mereka bertiga terlihat memaki pengendara sepeda motor itu. Bahkan, salah satu dari ketiga politikus PDIP, yaitu Vanandza diduga melontarkan kalimat tidak pantas.

Baca juga: Tim Jokowi-Maruf Luncurkan #2019TetapPancasila, Warganet: #2019TetapAntiPKI

Terlihat juga para anggota dewan itu menarik paksa bagian belakang baju pengendara motor yang mengakibatnya, baju pengendara motor itu sobek hingga terlepas. Tubuh pengendara sepeda motor itu pun nyaris terpental.

Beruntungnya, Kapolsek Samarinda Ulu Kompol Raden Sigit Satrio Hutomo bisa meredam amarah tiga anggota DPRD itu.

“Namanya persekusi, tidak pantas,” kata Kapolresta Samarinda Kombes Vendra Riviyanto, Senin (17/9), dikutip dari Jpnn.

Vendra menambahkan bahwa hingga kini pihaknya belum menerima laporan perihal dugaan persekusi itu.

Akan tetapi, Vanandza dengan tegas membantah telah melakukan persekusi. Menurut Vanandza, tindakan dirinya dan kedua rekannya, seperti yang terekam di video itu merupakan bentuk bela negara.

Kemudian, Anggota Komisi I DPRD Samarinda itu pun menyatakan bahwa deklarasi ganti presiden merupakan makar. Vanandza mengatakan bahwa ia hanya menyampaikan sesuatu yang dia anggap benar. Apalagi, menurut Vanandza, masyarakat ikut mendukung apa yang ia lakukan.

“Ini tidak ada kaitannya dengan partai (PDIP). Kalau Kapolri (Tito Karnavian) tidak mengatakan itu makar, saya tidak akan menyampaikan seperti itu,” cetus Vanandza.