Berita  

Anies Lapor Keluarnya Jakarta dari 10 Besar Kota Termacet Dunia di Depan Presiden

Anies Lapor Jokowi Jakarta Keluar 10 Kota Termacet Dunia

Ngelmu.co – Gubernur Anies Baswedan, melaporkan keberhasilan DKI Jakarta, keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia.

Hal itu ia sampaikan di Istana Negara, Selasa (9/2) kemarin, di depan Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan beberapa pejabat negara lainnya.

“Izinkan kami juga melaporkan, bahwa Jakarta, pada tahun 2020 ini, keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia.”

Demikian tutur Anies, dalam sambutannya di acara Puncak Hari Pers Nasional, mengutip kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Biasanya, lanjut Anies, semua pihak ingin masuk daftar 10 besar, tetapi untuk urusan kemacetan, jelas tidak demikian.

“Alhamdulillah, di tahun 2020, kita menjadi ranking 31,” ujarnya.

Sebagai tuan rumah peringatan Hari Pers Nasional 2021, kata Anies, perubahan tingkat kemacetan Jakarta, dapat memberikan pengalaman berbeda.

Baca Juga: Anies Satu-satunya Tokoh Indonesia yang Masuk Daftar 21 Heroes 2021 TUMI

Sebagai informasi, sebelumnya, Provinsi DKI Jakarta berhasil keluar dari daftar 10 besar kota termacet di dunia.

Berdasarkan ‘Traffic Congestion Ranking 2020’, lembaga survei TomTom.

“Menurut TomTom Traffic Index terbaru, Jakarta keluar dari 10 besar kota termacet di dunia.”

“Kini, Jakarta berada di posisi ke 31 dari total 416 kota lain, yang berarti kemacetan semakin berkurang.”

Demikian tulis akun resmi Pemprov DKI Jakarta, @DKIJakarta, Ahad (17/1) lalu.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Pemprov DKI Jakarta (@dkijakarta)

Adapun 10 besar kota termacet di dunia saat ini, antara lain:

  1. Moskow (Rusia), trafik kemacetan rendah selama 66 hari, dengan level kemacetan 54 persen;
  2. Mumbai (India), trafik kemacetan rendah selama 133 hari, dengan level kemacetan 53 persen;
  3. Bogota (Kolombia), trafik kemacetan rendah selama 116 hari, dengan level kemacetan 53 persen;
  4. Manila (Filipina), trafik kemacetan rendah selama 128 hari, dengan level kemacetan 53 persen;
  5. Istanbul (Turki), trafik kemacetan rendah selama 80 hari, dengan level kemacetan 51 persen;
  6. Bengaluru (India), trafik kemacetan rendah selama 147 hari, dengan level kemacetan 51 persen;
  7. Kyiv (Ukraina), trafik kemacetan rendah selama 48 hari, dengan level kemacetan 51 persen;
  8. New Delhi (India), trafik kemacetan rendah selama 64 hari, dengan level kemacetan 47 persen;
  9. Novosibirsk (Rusia), trafik kemacetan rendah selama 15 hari, dengan level kemacetan 45 persen; dan
  10. Bangkok (Thailand), trafik kemacetan rendah selama 44 hari, dengan level kemacetan 44 persen.

Penelitian TomTom sendiri, menyasar 416 kota, 57 negara, dan 6 benua.

Jakarta, di sepanjang 2020, memiliki indikator harian yakni trafik kemacetan rendah selama 141 hari, dengan level kemacetan sekitar 36 persen.

Maka menurut survei TomTom, peringkat Jakarta, dalam hal indeks kemacetan–empat tahun terakhir–terus mengalami penurunan [semakin berkurang kemacetannya].

Berdasarkan hasil survei perusahaan multinasional yang berbasis di Amsterdam, Belanda itu, Jakarta pada 2017, menempati peringkat ke-4 kota termacet di dunia [level kemacetan 66 persen].

Di tahun 2018, peringkatnya turun ke posisi 7, dengan tingkat kemacetan 53 persen.

Sementara pada 2019, juga kembali turun ke peringkat 10, dengan level kemacetan 53 persen.

Pada 2020 lalu, peringkat Jakarta semakin menurun, yakni ke-31, dengan congestion level 36 persen.