Antara Coach Naga Api, Kevin, dan PBSI

Coach Naga Api Kevin

Ngelmu.co – Sejak Senin (26/9/2022) kemarin, badminton lovers memikirkan hubungan antara Herry Iman Pierngadi (Coach Naga Api), Kevin Sanjaya Sukamuljo, dan tentu Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).

Pasalnya, sumber internal PBSI, bercerita kepada Jawa Pos, jika hubungan antara Coach Herry dengan Kevin, tidak lagi harmonis.

Tak Lagi Latihan Bersama

Sekarang, Kevin berlatih terpisah dari tim nasional ganda putra. Sehari-hari, bahkan ia sudah tidak berlatih dengan partner-nya, Marcus Fernaldi Gideon (Sinyo).

Sebab, Sinyo lebih memilih untuk banyak berlatih dengan tim ganda putra utama.

“Hubungan Marcus dan Coach Herry IP, masih sangat baik-baik saja. Mereka masih makan bareng setelah Japan Open.”

“Hanya dengan Kevin yang sangat memburuk. Kevin sudah tidak mau dilatih oleh Coach Herry, dan Coach Herry akhirnya sudah menutup pintu bagi Kevin.”

Demikian pernyataan yang disampaikan oleh sumber Jawa Pos, seperti Ngelmu kutip pada Selasa (27/9/2022).

‘Saya Tak Ada Masalah’

Di sisi lain, Herry yang menolak untuk berkomentar, mengaku tidak mengetahui perkembangan program latihan Kevin; saat ini.

“Saya no comment soal itu, biarkan waktu yang akan menjawab,” tuturnya.

“Yang jelas, saya tidak ada masalah dengan dia [Kevin]. Kalau dia ada masalah dengan saya, itu bukan urusan saya.”

“Kalau tanya soal itu, silakan tanya Aryono [asisten pelatih ganda putra, Aryono Miranat],” sambung Herry.

Aryono alias Coach Naga Air, tampak terkejut saat ditanya soal keretakan hubungan antara Kevin dengan Herry.

Namun, ia tidak menampik jika Kevin, sudah berlatih terpisah dengan tim ganda putra.

Walaupun mereka memang masih berada di gedung yang sama; Pelatnas Cipayung.

Baca Juga:

Apakah penyebab utama yang membuat perang dingin ini terjadi? Apakah ini terkait dengan masalah personal, atau semata soal teknis?

“Soal itu saya no comment. Ini masalah biasa saja, belum lama, kok, kejadiannya. Semoga bisa diselesaikan dengan baik,” ujar Ar.

“Menurut saya, ini hal biasa antara pemain dan pelatih. Program latihan tetap berjalan, latihan tetap baik-baik saja.”

“Semoga mereka bisa naik ke posisi satu dunia lagi. Kami akan berusaha keras,” sambung Ar.

Konflik Makin Buruk

Namun, sumber Jawa Pos, bilang, hubungan antara Kevin dengan Coach Herry, sedang sangat tidak baik. Konflik makin memburuk dan mengeras.

Semua berawal dari teguran Herry, atas penampilan Kevin di babak kedua Indonesia Open 2022.

Saat itu, Marcus/Kevin kandas di tangan ganda putra Korea Selatan; Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae.

Minions kalah dalam dua gim langsung, dengan skor cukup telak; 14-21 dan 12-21.

Melalui Jawa Pos, Herry memberikan kritik terbuka terhadap attittude dan body language Kevin, dalam pertandingan tersebut.

Herry menilai, Kevin bermain tidak total dan cenderung asal-asalan.

Banyak juga badminton lovers yang menyampaikan ketidakpuasan mereka terhadap sikap Kevin, dalam laga itu.

“Memang seharusnya, sebagai pemain level atas, dia harus menyikapi semua ini dengan baik,” kata Herry, kala itu.

“Dia sudah kami kasih masukan soal sikapnya itu. Harusnya, sikapnya mencerminkan seorang champion.”

“Menang dan kalah harus disikapi dengan lapang dada,” kritik Herry.

Kevin Tak Terima

Menurut sumber, saat mendengar kritikan Herry, Kevin mengaku marah dan tidak terima.

Kevin bahkan sampai mengadukan hal tersebut kepada pengurus PP PBSI.

Puncaknya, Kevin mangkir dari latihan tim ganda putra Pelatnas Cipayung.

Melihat Kevin, tidak menunjukkan batang hidungnya di tempat latihan, Herry mengirimkan pesan melalui WhatsApp untuk menanyakan keberadaan Kevin.

Namun, Kevin tidak membalas pesan pelatihnya itu.

Menurut sumber, hal inilah yang kemudian membuat Herry, naik pitam.

Ia menganggap Kevin, telah melanggar aturan; membolos dari program latihan, dan melangkahi otoritas pelatih kepala.

Sejak pesan itu tidak terjawab, Herry, kabarnya sudah tidak lagi peduli dengan apa yang dilakukan Kevin.

Sampai hari ini, Herry memutuskan untuk tidak mau lagi melatih, alias menutup pintu untuk Kevin.

Sumber lainnya menjelaskan, bahwa Herry, merasa bahwa ia berhak melakukan kritik terhadap pemainnya.

Baik secara terbuka ataupun tertutup.

Kritik terbuka bukan hanya mengarah kepada Kevin, tetapi juga ganda putra lainnya.

Seperti Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (FajRi), dan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan (The Daddies).

Kedua pasangan itu juga pernah mendapat kritik keras dari Herry.

Namun, bedanya, mereka menerima kritik tersebut sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan penampilan.

Fokus Coach Naga Api

Tidak adanya Kevin, membuat Coach Naga Api, lebih fokus untuk memoles tiga ganda putra utama Indonesia lainnya.

Mereka juga mendapat ‘bimbingan’ dari ganda senior yang berstatus sparing pelatnas; The Daddies.

Herry juga fokus memasangkan Pramudya Kusumawaardana dengan pemain pelatnas pratama, Rahmat Hidayat.

Ini dilakukan sembari menunggu kembalinya Yeremia Erich Rambitan, yang masih dalam tahap penyembuhan, karena cedera lutut.

Setelah hasil buruk di Indonesia Open 2022, Herry, tim pelatih ganda putra, dan PP PBSI, memutuskan untuk tidak menerjunkan Minions di tiga turnamen Asia Tenggara.

Minions absen di Malaysia Open, Malaysia Masters, dan Singapore Open.

Alasannya, Minions sama sekali tidak siap berlaga dalam turnamen tersebut.

Ganda putra Indonesia, mencatat hasil bagus di tiga turnamen itu.

Di Malaysia Open, FajRi sukses menembus final.

Pada Malaysia Masters dan Singapore Open, ganda putra bahkan berhasil menembus ‘all Indonesian finals’.

Di final Malaysia Masters, FajRi mengalahkan The Daddies; sedangkan di partai puncak Singapore Open, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, mengandaskan FajRi.

Minions baru kembali terjun di Kejuaraan Dunia 2022 dan Japan Open 2022.

Laga yang berlangsung pada akhir Agustus, sampai awal September.

Hasilnya? Tidak menggembirakan.

Di Kejuaraan Dunia 2022, Minions tumbang di babak ketiga; kalah dari ganda Inggris, Ben Lane/Sean Vendy, dengan skor sangat telak (15-21 dan 9-21).

Sedangkan di Japan Open 2022, Minions sudah tersingkir pada babak kedua; kalah dari ganda senior Korea Selatan, Kim Gi-jung/Kim Sa-rang.

Sebagai informasi, Kim/Kim ini baru kembali berpasangan pada akhir 2021.

Keduanya sempat memutuskan berpisah pasca-Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Mulai Tak Mendampingi

Pada Kejuaraan Dunia 2022 dan Japan Open 2022, Herry sudah tidak mendampingi dan memberikan instruksi kepada Minions di lapangan.

Minions ditemani oleh Aryono Miranat, dan Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PP PBSI Rionny Mainaky.

Menurut sumber, saat menjalani persiapan–sebelum turun ke Kejuaraan Dunia 2022–Minions juga banyak berlatih di luar Pelatnas Cipayung.

Mereka paling sering berlatih bersama PB Hore KJA di Taufik Hidayat Arena, Jakarta Timur.

“Saya sendiri enggak ada masalah. Semua masih normal-normal saja. Saya akan fokus kepada ganda putra Indonesia lainnya,” tutur Herry, soal keputusan Minions berlatih di luar pelatnas.

“Kalau memang ada pemain yang enggak mau saya latih, ya, tidak masalah. Terserah saja.”

“Saya sudah enggak mau menanggapi masalah ini. Saya bekerja untuk PBSI, bukan untuk satu pemain.”

“Kalau tidak mau ikut program saya, ya, silakan saja,” jelas Herry.

Perlu Jembatan

Pelatih ganda putra PB Djarum Sigit Budiarto, mengakui jika hubungan antara Herry dengan Kevin, sedang tidak baik-baik saja.

Konflik ini, kata Sigit, dapat selesai kalau ada jembatan yang menengahi kedua belah pihak.

“Dan itu adalah ranah PBSI. Sekarang tergantung atlet dan pelatihnya. Silakan, bagaimana yang terbaik menurut mereka.”

“Kami di luar, melihat dari jauh. Ya, meskipun kami tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ucap Sigit.

Sigit adalah juara dunia 1997, sekaligus mantan ganda putra nomor satu dunia saat berpasangan dengan Candra Wijaya.

Sigit yang pernah dilatih oleh Herry, juga pernah melatih Kevin, saat pemain kelahiran Banyuwangi itu menjalani masa-masa junior di PB Djarum.

Namun, Sigit mengaku tidak terlalu paham, bagaimana pemikiran kedua belah pihak dalam melihat konflik saat ini.

“Pemikiran dan watak orang ‘kan berubah, ya. Meskipun saya pernah berelasi dengan keduanya.”

“Tetapi ‘kan orang juga berubah. Saat ini seperti apa? Saya tidak terlalu paham,” kata Sigit.

Lebih lanjut, Sigit bicara soal Minions yang mungkin masih memiliki ambisi untuk merebut kembali posisi nomor satu dunia–yang saat ini menjadi milik pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi.

“Kemungkinan masih terbuka, tetapi ya, kembali lagi kepada pemain yang bersangkutan, juga kepada timnya.”

“Saya kira, kesempatan itu masih ada,” sebut Sigit.

Namun, jika melihat kondisi saat ini, agaknya masa depan Minions sebagai pasangan, kemungkinan besar, akan mendekati akhir.

Terkait Kontrak

Menurut sumber lainnya, Minions akan tetap bermain bersama, karena masih terikat kontrak dengan perusahan apparel raksasa dari Jepang, Yonex.

Dalam setahun, Minions diperkirakan menerima uang masing-masing, antara 15-20 miliar rupiah dari Yonex.

Namun, setelah kontrak itu berakhir, mungkin saja Minions, berpisah.

Pengakuan Kevin

Ngelmu juga mengutip wawancara eksklusif Kevin dengan CNN Indonesia. Berikut selengkapnya:

Bagaimana awal cerita pertikaian dengan Herry IP?

Kayaknya memang sudah waktunya saya berbicara apa adanya, daripada saya semakin digituin terus.

Sebenarnya, awalnya, panjang ceritanya. Pasti pertama ribut karena dia menjelek-jelekkan saya di Indonesia Open.

Tetapi sebenarnya story-nya panjang.

Dari pertama saya masuk Pelatnas Cipayung, saya kayak dianaktirikan, diremehkan terus, dan lain sebagainya oleh dia.

Saya kayak tidak pernah dianggap.

Salah satunya saat race to Olympics 2016, saya tidak diberangkatkan ke dua pertandingan Eropa dan China Open.

Saya [bersama Sinyo] finis tidak jauh dari Angga/Ricky, hanya beda 1-2 posisi doang, tetapi masih di 15 besar.

Saya tidak diberangkatkan, karena menurut dia, saya masih jauh kelasnya. Intinya begitu.

Dia selalu meremehkan kita. Saya sama Sinyo, karena kita kecil, dipandang sebelah mata.

Saat itu saya lebih banyak latihan sama Koh Ar, setelah sebelumnya sama Mas Chafidz [Yusuf].

Lalu bagaimana hubungan kamu dengan Herry IP, ketika kalian berhasil juara All England 2017, dan mulai merajai World Tour?

Itu dia baru memunculkan dirinya sebagai pelatih kami. Kayak dia yang muncul terus.

Sebelumnya, mana pernah dia melihat kami sama sekali.

Intinya, saat kami pertama menang All England, baru dia tampil.

Kalau saya sama dia, selama dia tidak ada berbicara ke publik apa pun itu, kita telanlah [perasaan].

Kita hargai jelek-jeleknya dia, kayak dia latihan datang sepekan tiga kali.

Berarti hubungan kalian memang tidak hangat dari dulu?

Dia sebagai kepala pelatih saya hargai, tetapi memang tidak ada hubungan yang bagaimana-bagaimana.

Kita telan semua jelek-jeleknya dia. Buat apa ngomong ke media.

Ada rasa kekecewaan yang lama dipendam. Apakah itu karena race to Olympics?

Dari sebelum race to Olympics, saya diremehkan seperti tidak dianggap. Terus yang paling parah awalnya di race to Olympics.

Kayak kita dianggap levelnya jauh di bawah Angga/Ricky.

Apa karena faktor Sinyo yang sempat berselisih dengan Herry IP, sebelumnya?

Saya rasa enggak. Koh Herry sukanya yang tinggi, tenaga besar, jadi ya, memang kita tidak dianggap.

Apalagi saya dan Sinyo, kecil-kecil.

Sampai waktu itu pada titik di final India Open, pertama kali saya final Super Series 2016, saya hampir disuruh mengalah sama Koh Herry, tetapi kita tidak mau.

Kita disuruh mengalah, disuruh ngasih ke Angga/Ricky, tetapi kita tidak mau.

Waktu itu ‘kan yang mendampingi Koh Ar, saya dan Sinyo juga Angga/Ricky sempat ngumpul.

Angga/Ricky juga bilang, main saja [main serius], saya dan Sinyo juga tidak mau [mengalah]. Koh Ar juga oke [untuk main].

Tetapi Koh Herry, sempat menelepon suruh mengalah.

Hubungan itu tidak juga menghangat ketika kalian merajai BWF World Tour di 2017-2019, dan sering dapat pujian dari Herry IP?

Hubungan cenderung biasa saja. Ngobrol tetap ngobrol, tetapi tidak ada kedekatan.

Waktu dia muncul berbicara soal pasangan terbaik dan lain sebagainya, saya tertawa doang. Mau ngomong apa?

Yang penting tidak ada colek-colek apa-apa [membuat masalah], ya, sudah terserah dia. Kita juga enggak mau buat masalah.

Setelah hubungan dingin, tetapi tetap profesional, berarti hubungan benar-benar kembali meregang di Indonesia Open 2022?

Iya. Sebagai orang internal, seharusnya ngomong ke kita langsung.

Dia tidak memecahkan masalah sama sekali, tetapi malah ngomong ke media.

Sebagai orang internal dan pelatih atau disebut orang tua, kayaknya tidak sewajarnya seperti itu. Tidak pantas.

Begitu kami mulai turun, dia koar-koarnya kayak jelek-jelekin begitu, kayak cari panggungnya begitu amat.

Apakah kamu langsung berbicara dengan Koh Herry, setelah momen tersebut?

Enggak, karena dia juga tidak merasa salah sama sekali soal pembicaraan dia.

Jadi, mau bilang apa? Kita tidak ada ngomong apa-apa.

Kan dia bilang sudah ngomong ke saya dan lain sebagainya, [sebenarnya] tidak ada omongan apa-apa ke saya dan Sinyo.

Soal sudah beri tahu, itu tidak ada. Bohong semua.

Berarti saat Koh Herry bilang sudah menasihati kalian, sebenarnya tidak ada omongan itu?

Enggak ada omongan itu. Dia seharusnya sebagai pelatih dia mengayomi. Misalnya dia panggil saya dan Sinyo.

Tanya perspektif dari saya apa, dari Sinyo apa. Tidak ada sama sekali.

Seharusnya pelatih bantu memecahkan masalah kita, tetapi malah cuma ngomong ke media.

Saya mungkin tidak sesabar itu juga, akhirnya saya marah.

Selama ini jelek-jeleknya dia, kita telan semua.

Intinya kalau Koh Herry tegur saya secara internal, saya tidak ada masalah. Pasti saya tidak akan marah juga kalau ngomong ke saya langsung.

Lalu sebenarnya apa yang terjadi di Indonesia Open, dari sudut pandang Kevin?

Sudah pasti kami kelelahan. Kami sudah mati-matian saat Indonesia Masters. Waktu Indonesia Open, saya merasa berat sekali.

Saya merasa tidak sekuat itu untuk memaksakan diri, daripada saya cedera atau sakit.

Kami juga sama-sama sudah tidak bisa maksimal. Jadi, bersikap lebih realistis saja.

Setelah masalah itu, kamu tetap datang ke Cipayung?

Waktu awal-awal tidak, karena anak-anak pada pergi semua ke Malaysia dan Singapura.

Setelah anak-anak pulang, saya dan Sinyo latihan sama Kak On [Rionny Mainaky]. Kami sudah latihan di jam yang berbeda dengan yang lain.

Kamu dan Koh Herry sudah tidak tegur-teguran saat itu?

Tidak.

Apa benar kamu dikirimi pesan lewat WhatsApp oleh Herry, tetapi tidak kamu balas?

Dia sudah dikasih tahu panjang lebar, Sinyo sudah cerita. Koh Ar sudah cerita dan mendengar dari saya.

Tetapi dia WhatsApp saya cuma nanya, “Vin, kenapa enggak latihan? Aryono bilang marah sama saya?”

Tetapi dia tidak merasa ada masalah sama sekali, jadi ya, susah ‘kan.

Dia selalu bilang ‘kan saya tidak ada masalah? Ya, memang dia yang buat masalah. Bagaimana?

Apa kamu sudah bilang ke pengurus PBSI dan klub PB Djarum, karena masalah seperti ini tentu bisa mengganggu?

Saya tidak bilang ke klub, tetapi saya bilang ke PBSI. Saya menjelaskan ke PBSI, kayaknya saya sudah tidak bisa kerja sama lagi [dengan Herry]. Mereka [PBSI] intinya sedang membereskan [masalah ini].

Apa output yang kamu inginkan dari penyelesaian masalah ini?

Saya mau tunggu dari PBSI. PBSI katanya sudah punya keputusan, tetapi tinggal jalan doang.

Makanya saya tetap latihan di PBSI, tetapi mungkin kalau PBSI tidak bisa menyelesaikan masalahnya, saya yang akan cari solusi sendiri.

Apa masih ada jalan tengah kamu bisa berbaikan dengan Koh Herry?

Kayaknya sih sudah tidak bisa. Maksudnya kalau di luar lapangan, saya sudah tidak masalah, walaupun dia tidak minta maaf, saya oke-lah.

Tetapi kalau suruh kerja sama lagi, kayak saya disuruh jadi anak buahnya lagi, kayaknya tidak bisa.

Saya sudah pikir baik-baik, itu sudah keputusan bulat dari saya.

Di luar badminton, saya tidak ada masalah sama dia, cuma sudah tidak bisa bekerja sama lagi dalam dunia badminton.

Apa ini artinya berarti kamu atau Koh Herry yang keluar?

Soal itu saya kurang tahu, solusinya apa. Jadi, saya serahkan ke PBSI.

Saya tidak masalah, nothing to lose juga kalau sudah diposisikan seperti ini.

Misal kamu tetap di ganda putra, tetapi tidak dipegang oleh Herry, apakah masih mungkin seperti itu?

Kalau jalan sendiri-sendiri, kepala pelatihnya tetap Koh Herry. Kalau dibagi dua, saya tidak mau merusak hal yang sudah jalan di PBSI.

Jadi, tidak enak sama anak-anak. Jangan gara-gara saya, malah jadi kacau semua.

Berarti kamu sudah ancang-ancang main di luar Pelatnas?

Kita lihat, ya, keputusan dari PBSI.

Marcus sendiri bagaimana?

Kami sudah berdiskusi panjang lebar. Sinyo sepertinya tidak masalah ikut bersama-sama dengan saya.

Makanya saat saya latihan pisah, Sinyo masih ikut saya juga latihan bareng Kak On. Masih sering ngobrol.

Kita selesaikan hal ini bersama-sama.

Setelah gemilang prestasi di 2017-2019, sekarang banyak ujian berat untuk Minions, mulai dari penurunan performa hingga masalah ini?

Itu ‘kan bagian dari hidup, tidak ada yang tahu. Nikmati saja. Itu ‘kan proses. Kita belajar lebih lagi.

Semua akan indah pada waktunya. Saya tetap percaya hal itu.

Kamu sudah banyak dapat gelar, tetapi masih ada beberapa gelar besar yang belum didapatkan?

Kalau bertanya soal apa yang belum dicapai, pastinya Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.

Cuma kita tidak bisa muluk-muluk, bisa sampai saat ini saja saya sudah bersyukur, lebih dari yang saya bayangkan sebelumnya.

Kalau ditanya apa yang mau dikejar, pasti saya mau kejar Kejuaraan Dunia dan Olimpiade.

Tetapi kalau saya sampai berhenti main tidak dapat itu, saya masih bersyukur. Tidak ada yang disesali.

Dari segi permainan, apa yang berbeda dari kamu berdua?

Lawan banyak yang meningkat, semua memang rata. Sebenarnya kita masih imbang semua.

Tidak ada perbedaan yang besar, tetapi lawan memang sudah jauh lebih improve.

Apakah dominasi kalian di 2017-2019, ikut jadi beban ketika kamu tampil di Kejuaraan Besar?

Kalau beban, semua pertandingan pasti beban, karena dulu sering menang, terus kalah, kemudian komentar orang bisa ke mana-mana.

Jadinya, pastinya ada beban.

Mungkin dulu bisa lebih enjoy. Sekarang lebih banyak beban, karena mempertahankan lebih susah.

Kalau waktu mengejar, jauh lebih nothing to lose.

Dari dulu kamu dibilang arogan di lapangan. Akhirnya ketika ada masalah begini, gaya kamu di lapangan ikut diungkit. Kamu melihat hal itu bagaimana?

Kalau saya, soal omongan netizen, terserah mereka. Mereka selalu bawa-bawa soal Indonesia Open, padahal waktu di Jepang dan Kejuaraan Dunia, saya tidak melakukan hal yang sama, tetapi masih dibawa-bawa juga.

Jadi, ya, terserah mereka.

Kamu sudah 27 tahun. Apakah karier kamu masih panjang di badminton?

Soal itu, tidak ada yang tahu. Nasib seorang atlet, tidak ada yang tahu.

Saya harus mempersiapkan dari sekarang, jaga-jaga untuk setelah saya tidak main nanti.

Herry Kecewa dengan Kevin

Sebelum seluruh pernyataan di atas muncul, Herry sudah mengaku kecewa dengan Kevin.

“Bukan saya [yang masalah], Kevin yang enggak mau berlatih dengan saya. Lebih baik tanya Kevin saja,” kata Herry.

“Katanya, Kevin sudah tidak cocok berlatih dengan saya. Kalau sudah tidak merasa cocok, ya sudah, tidak usah latihan dengan saya.”

“Kalau sekarang, [Kevin] latihannya dengan teman-teman di Pratama [dan ganda campuran]. Latihan tetap di pelatnas, tetapi tidak gabung dengan ganda putra.”

Herry mengaku kecewa dengan sikap Kevin. Namun, ia memilih untuk tidak memikirkannya, karena ia bertanggung jawab melatih ganda putra lain.

“Kalau kecewa, pasti, tetapi ‘kan mau bagaimana lagi? Kecewa tidak boleh berlarut-larut.”

“Saya juga harus memikirkan yang lain. Masih ada Fajar/Rian dan yang muda-muda.”

Herry juga menjelaskan, bahwa situasi ini tidak berdampak pada pasangan tanding Kevin, yakni Sinyo.

“Sinyo juga tidak ada masalah. Tidak ada masalah, dan tidak terganggu sama sekali. Berjalan normal saja.”

Adapun Minions, dalam waktu dekat bakal bertanding di tur Eropa; berawal di Denmark Open 2022 (18-23 Oktober 2022).