Berita  

BPJS Defisit, Luhut: Perusahaan Asuransi China Siap Bantu…

BPJS Defisit

Ngelmu.co – Terkait masalah BPJS defisit, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, kemarin sore mengadakan rapat di kantornya. Peserta rapat turut dihadiri oleh Fachmi Idris, Direktur Utama BPJS Kesehatan.

BPJS Defisit

Siap Dibantu China

Diketahui, hasil rapat membahas soal penyelesaian defisit BPJS Kesehatan. Luhut menyatakan, bahwa salah satu perusahaan asuransi asal China, Ping An, siap membantu dalam menyelesaikannya.

“Kemarin itu Ping An tawarkan mungkin mereka bisa bantu evaluasi sistem IT-nya. Kaarena kemarin, Presiden minta kalau BPJS mungkin perlu laukan perbaikan untuk sistem mereka,” katanya seperti yang dikutip dari kumparan.

Ia juga menjelaskan, bahwa terdapat tiga masalah utama yang harus diselesaikan untuk mengatasi BPJS defisit.

Menurutnya, hal utama yang harus dilakukan adalah dengen menetapkan hukuman atau punishment terhadap peserta yang menunggak iuan BPJS Kesehatan.

“Kita nanti akan link dengan polisi, tapi ini bukan pidana ya nanti ini perdata kasusnya orang yang menunggak pembayaran itu. Nanti kerja sama dengan imigrasi, sehingga kalau dia mau apply visa nanti enggak bisa kalau belum bayar. Harus ada punishment buat yang nunggak,” tambahnya.

Kemudian, juga harus dilakukan penyesuaian terkait penyakit yang diobati dengan apa yang tertera di Undang-Undang. Menurut Luhut, ada beberapa penyakit yang harusnya tidak sesuai dengan UU.

Soal besaran iuran, Luhut memaparkan BPJS Kesehatan harus melakukan penyesuaian tarif iuran. Dia juga menyarankan agar masyarakat yang mampu tidak menggunakan BPJS Kesehatan.

“Khususnya pada orang-orang yang kaya misalnya seperti saya, masa pakai begituan (BPJS Kesehatan). Harus adil,” tambahnya.

Sebagai catatan, hingga Agustus 2019 defisit BPJS Kesehatan tercatat sekitar Rp 28 triliun. Rinciannya Rp 9,1 triliun defisit tahun lalu dan Rp 19 triliun defisit di 2019.

Perlu diketahui, Ping An Insurance merupakan perusahaan asuransi terbesar di China dengan kapasitalisai pasar US$ 180 miliar. Angka tersebut setara dengan Rp. 2.520 triliun. Perusahaan tersebut memang diketahui menjadi salah satu pelopor penerapan teknologi canggih di bidang asuransi.