Berita  

Fakta Baru Satu Keluarga Tewas di Jakarta Utara

Satu Keluarga Tewas

Ngelmu.coCatatan: Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun untuk melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasi dengan pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Pihak kepolisian mengungkap fakta-fakta baru terkait kasus satu keluarga [empat orang] yang tewas, melompat dari lantai 22 di Apartemen Teluk Intan, Tower Topas, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut).

Peristiwa terjadi pada Sabtu (9/3/2024). Keempat orang itu adalah:

  1. Pria, EA (50);
  2. Wanita, AEL (52);
  3. Laki-laki, JWA (13); dan
  4. Perempuan, JL (16).

Berikut fakta-fakta baru yang disampaikan oleh polisi:

Lompat dengan Tangan Terikat

Polisi mengungkapkan jika saat melompat dari lantai 22, tangan satu keluarga itu saling terikat tali.

“Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama.”

“AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat.”

Demikian pernyataan Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya, Selasa (12/3/2024).

Dari hasil pemeriksaan sementara, ditemukan sejumlah luka pada tubuh korban yang membuat mereka tewas di lokasi kejadian.

Luka tersebut merupakan akibat dari benturan.

“Mengalami luka kepala, kepalanya pecah di bagian belakang, patah-patah di sekujur tubuh, kedua tangan dan kaki patah-patah,” jelas Ady.

Tidak Tinggal di Apartemen

Polisi masih menyelidiki kasus ini, tetapi berdasarkan penuturan saksi, keempatnya sudah dua tahun tidak menempati unit milik mereka di apartemen tersebut.

“Hasil sementara, keterangan saksi-saksi yang sudah kita ambil, memang menyatakan bahwa para korban ini sudah lama tidak menempati salah satu tempat tinggalnya yang ada di apartemen ini, sekitar dua tahun.”

Ady mengatakan, keempatnya baru kembali terlihat pada hari kejadian, yakni Sabtu (9/3/2024).

“Baru pada hari [kejadian], kembali lagi ke apartemen ini, dan langsung ada kejadian seperti ini,” kata Ady.

Mengumpulkan Ponsel Korban

Berdasarkan rekaman CCTV, sebelum empat orang itu tewas, AEL sempat mengumpulkan ponsel milik tiga korban lainnya.

“Sekitar jam 16.04 WIB, para korban ini masuk lift, terekam, dalam lift ini terlihat EA, mencium-cium kening AEL, JWA, dan JL.”

“Setelah dicium-cium keningnya, AEL termonitor mengumpulkan ponsel para korban di tasnya, kemudian [mereka] naik [ke lantai 21].”

Setelahnya, keempat korban terpantau menuju ke arah roof top apartemen.

Tidak berselang lama, keempatnya didapati terjatuh di dekat lobi apartemen, dan tewas di lokasi kejadian.

“Pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21, berdasarkan pantauan CCTV, kemudian naik ke tangga darurat untuk naik ke roof top apartemen.”

“Kemudian [pukul] 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobi apartemen,” jelas Ady.

Baca juga:

Catatan: Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Anda bisa mengajak bicara kerabat, teman, ustaz/ustazah, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri, jika Anda merasa memiliki pemikiran untuk bunuh diri. Anda juga mengakses hotline 119 extension 8 untuk konsultasi kesehatan jiwa; disediakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi di nomor 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi serta perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan.

Kita boleh lelah, tetapi jangan menyerah!