Berita  

Fakta-Fakta Pemobil Tabrak Lari Pemotor hingga Tewas

Fakta-Fakta Tabrak Lari
Keluarga korban, dan potret Moses Bagus Prakoso. Foto: Detik/Annisa Aulia Rahim

Ngelmu.co – Pemobil berinisial OS (26), tidak langsung menyerahkan diri usai menabrak pemotor Moses Bagus Prakoso (33), hingga tewas.

Korban sendiri meninggalkan seorang istri dan empat anak yang masih kecil.

Pihak keluarga korban mengaku menunggu iktikad baik pelaku. Namun, hingga kini belum ada perminta maaf dari OS.

“Belum ketemu. Belum sama sekali, belum ada permintaan maaf sama sekali.”

Demikian pernyataan Nicolas selaku adik korban saat ditemui di rumah duka RS Taman Harapan Baru (THB), Bekasi, Kamis (15/6/2023).

Berikut fakta-fakta penabrakan kejam OS terhadap Moses yang berprofesi sebagai branch manager perusahaan distributor farmasi, PT Bina San Prima:

Kejar, Tabrak, Lindas, Seret

Penabrakan terjadi di Jalan Raya Bekasi, tepat menuju Gerbang Tol Cakung-Kelapa Gading, Jakarta Timur.

OS menabrak Moses hingga tewas pada Rabu (14/6/2023) pagi, sekitar pukul 08.42 WIB.

Dari rekaman kamera CCTV di lokasi, terlihat jika mobil OS melaju dari kiri, kemudian ke kanan, dan menabrak korban.

Korban terpental dari motor hingga terseret beberapa meter. Setelah melindas korban, pelaku melarikan diri ke dalam ruas jalan tol.

Ibu Suruh Pelaku Serahkan Diri

Kanit Gakkum Satwil Lantas Polres Jakarta Timur Iptu Darwis Yunarta, mengatakan jika saat penabrakan, OS bersama sang ibu di mobil.

Menurutnya, saat itu pelaku hendak menyerahkan diri, tetapi ia sempat bingung harus menyerahkan diri ke mana.

Di sisi lain, OS menyerahkan diri setelah mengetahui rekaman CCTV penabrakannya terhadap Moses, viral di media sosial.

Ibu OS juga menginisiasi agar sang anak menyerahkan diri mereka ke pihak kepolisian.

“Iya, [diminta menyerahkan diri] sama mamanya, ‘kan identitas kendaraan [sudah ketahuan], itu bersama mamanya.”

“Terus OS juga sudah tahu, kejadian itu sudah viral, ia dan mamanya [bingung] menyerahkan diri ke mana.”

“Tadinya mau ke Polsek Cakung. Jadi, ‘kan enggak tahu menyerahkan dirinya ke mana, ia maunya ke Polsek Cakung.”

“Semalam ‘kan kita sudah datang ke sana, ketemu Pak RT-nya, akhirnya, sudah sama kita [ke polres],” jelas Darwis.

OS dan sang ibu kemudian diperiksa di Polres Metro Jakarta Timur.

Tewas dengan Sejumlah Luka

Akibat penabrakan yang dilakukan OS, Moses yang tewas setelah dibawa ke rumah sakit juga mengalami sejumlah luka.

Mulai dari tulang rusuk, tangan kanan, hingga ada yang patah di bagian kiri.

“Bagian perut memar, tulang rusuk kanan patah, pipi lecet, tangan kanan dan kiri patah.”

“[Korban] meninggal dunia di RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading,” jelas Darwis.

Kronologi Kecelakaan versi Polisi

Kanit Gakkum Satwil Lantas Polres Jakarta Timur Iptu Darwis Yunarta, mengatakan, penabrakan terjadi pada Rabu (14/6/2023), sekitar pukul 08.45.

Kecelakaan terjadi di Jalan Raya Bekasi. Tepatnya di pintu masuk Tol Cakung-Kelapa Gading.

Darwis bilang, saat kejadian, korban dan pelaku tengah melaju dari arah timur ke barat atau dari Bekasi menuju Jakarta.

Saat itu, ibu pelaku juga ada di mobil yang sama dengan OS.

Sesaat sebelum menabrak korban, pelaku terlibat keributan dengan Moses.

“Sesampainya dekat on ramp Tol Bekasi Raya wilayah Cakung, Jakarta Timur, telah mengalami kecelakaan lalu lintas.”

“[Pelaku] menabrak kendaraan sepeda motor, Honda PCX bernomor polisi B-5595-KCH, yang berjalan dari arah yang sama,” kata Darwis, Kamis (15/6/2023).

Berawal dari Cekcok

Menurut Darwis, sebelum kecelakaan terjadi, korban dan pelaku sempat cekcok.

“Sempat ada insiden di tempat sebelum kejadian. Setelah itu ada sedikit banyak, korban [Moses] melakukan sesuatu terhadap mobilnya [OS] hingga spionnya itu patah.”

Tidak terima spion mobilnya patah, OS kemudian mengejar Moses, dan menabrak serta melindas korban.

“[Pelaku] merasa urusannya sudah selesai, tapi mobilnya malah ditendang, berakibat patah spion.”

“Akibatnya, sesaat ada kejadian itu, terus [pelaku] menguber [korban] dan terjadi [tabrak lari],” jelas Darwis.

Baca juga:

Bantahan Keluarga Korban

Sebelumnya, Darwis menyatakan jika korban dan pelaku bertetangga di satu kompleks perumahan yang sama. “Iya, satu kompleks di Harapan Indah.”

Namun, pihak keluarga korban membantah pernyataan tersebut, karena mereka mengaku tidak kenal dengan pelaku.

“Kami dari pihak keluarganya, enggak kenal. Mungkin beda blok atau tempat.”

“Sama-sama [tinggal di] Harapan Indah, tapi beda kawasan. Kami di Taman Harapan Baru (THB).”

Demikian pernyataan Nicholas–adik korban–kepada wartawan di rumah duka, Kamis (15/6/2023).

Dari data kepolisian yang diperoleh wartawan, OS beralamat di Harapan Indah, sedangkan korban tinggal di THB.

Lebih lanjut, kuasa hukum korban, Rully Situmorang juga menyatakan jika keluarga, akan tetap menempuh jalur hukum.

“Kami akan melaporkan, karena ini ‘kan kelihatannya bukan seperti kecelakaan biasa.”

“Kalau memang [pelaku] menyerahkan diri, kami menghargai, [tapi] kami akan tetap lewat jalur hukum,” tegas Rully.

“Kalau dilihat, ini bukan kecelakaan biasa. Apakah ada unsur kesengajaan atau enggak? Biar nanti polisi yang ungkap.”

Kesaksian Pedagang

Adapun seorang pedagang bernama Zuan (26), mengungkap kesaksiannya saat menolong korban.

Zuan merupakan orang yang pertama kali membantu korban. Saat itu, ia yang mengangkat korban, melihat kondisinya telah berlumuran darah.

“Saya angkat korban, yang jelas banyak darah. Kalau dugaan saya sih darahnya dari kepala,” tuturnya pada Jumat (16/6/2023).

Zuan yang berprofesi sebagai pedagang makanan gerobak, mengaku saat itu tengah melayani pembeli.

“Kebetulan saya lagi melayani pembeli, terus ada suara ‘gedebruk’, ada suara kayak motor tertabrak.”

“Terus orang sini, lari ke sana [ke arah motor],” jelas Zuan yang juga menyatakan jika kondisi lalu lintas, ramai.

“Lalin ramai, cuma kalau macet, enggak, dan kebetulan ada ambulans, jadi langsung diangkat. Ambulans-nya stay 24 jam,” jelas Zuan.

Pernyataan Sopir Ambulans

Diki yang merupakan sopir ambulans juga mengungkap kesaksiannya atas penabrakan yang dialami korban.

Menurutnya, kondisi Moses saat dievakuasi ambulans, masih hidup.

“Dua jam-an lah di rumah sakit, meninggal pas tindakan,” kata Diki di lokasi kecelakaan, Jumat (16/6/2023).

Diki merupakan sopir ambulans yang bersiaga 24 jam di Gerbang Tol Cakung-Kelapa Gading.

Bersama beberapa warga, ia mengangkat korban ke ambulans, dan membenarkan jika darah korban berceceran di jalan.

“Ada banyak orang yang bantu angkat korban. Darah berceceran di jalan. Berdua sama teman yang bertugas dalam mobil. Ambulans stay.”

Menurut Diki, saat kejadian ia tidak melihat penabrak. Namun, ia menduga pelaku lari ke arah jalan tol menuju Pulogadung.

“Pelaku saya kurang tahu. Kalau memang tahu, waktu itu juga harusnya diberhentikan di gerbang tol.”

“Saya tidak tahu pelakunya, tiba-tiba korban tergeletak,” tutup Diki.

OS Jadi Tersangka

Setelah beberapa waktu, akhirnya pihak kepolisian meningkatkan status OS (26), sebagai tersangka.

“Sudah kita tetapkan tersangka, ‘kan sudah 1×24 jam,” kata Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Timur AKBP Edy Surasa, Jumat (16/6/2023).

OS ditetapkan sebagai tersangka atas kelalaiannya dalam berkendara, dan terjerat UU Lalu Lintas Pasal 311 ayat 5 juncto Pasal 312.

“Pasal-pasal ini ada juncto-nya juga, termasuk juncto 312,” ujar Edy.

Mengaku Menyesal

Masih berdasarkan pernyataan Edy, sebagai tersangka, OS mengaku menyesali perbuatannya. “Penyesalan pasti ada, namanya orang emosi sesaat.”

Kasus tabrak lari ini pun menjadi pembelajaran bagi para pengguna jalan.

Polisi mengimbau agar para pengendara tidak emosional saat berkendara. “Jangan emosian kalau di jalan,” pungkas Edy.