Berita  

Israel Serang Rumah Sakit Indonesia di Gaza hingga Rusak Parah!

Rumah Sakit Indonesia Gaza

Ngelmu.co – Zionis Israel turut menyerang Rumah Sakit (RS) Indonesia yang berada di Gaza hingga bangunan rusak parah, dan mengakibatkan seorang staf organisasi kemanusiaan MER-C, tewas.

Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono, mengutuk keras penyerangan Israel yang juga menewaskan ratusan warga Palestina ini.

“PPP turut berbelasungkawa atas mati syahidnya staf lokal MER-C, Abu Romzi, akibat serangan Israel, serta wafatnya warga lainnya,” tuturnya melalui keterangan tertulis, Rabu (11/10/2023).

Penyerangan zionis Israel juga menghancurkan mobil operasional MER-C yang berada di depan Wisma dr. Joserizal–kompleks RS Indonesia–tempat tinggal para relawan.

Mardiono kemudian mendesak Israel dan Palestina untuk kembali ke meja perundingan.

Ia sekaligus mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap perlu untuk meredakan ketegangan di Jalur Gaza.

“PPP tegas berdiri bersama ribuan relawan Indonesia yang telah syahid, dan mereka yang masih berjuang menjalankan misi kemanusiaan demi membela rakyat Palestina di Jalur Gaza,” tegasnya.

Sebelumnya, Duta Besar (Dubes) Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun, meminta komunitas internasional untuk meninjau kondisi lapangan di Palestina atas situasi perang yang dihadapi dengan Israel.

“Kami membutuhkan komunitas internasional untuk pergi ke sana, dan melihat apa yang terjadi,” ujar Zuhair usai rapat koordinasi dengan Ketua Badan Kerja Sama antar Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/10/2023).

Ia kemudian menjelaskan, situasi di lapangan akibat serangan Israel yang menyasar seluruh elemen masyarakat.

Termasuk anak-anak hingga kelompok lanjut usia, bahkan tanpa melihat fungsi bangunan sekalipun.

Sebagaimana RS Indonesia yang berada di Jalur Gaza yang ikut terkena serangan Israel, hingga menewaskan seorang warga negara Indonesia (WNI).

“Bahkan, rumah sakit Anda, rumah sakit Anda di Gaza, Rumah Sakit Indonesia, telah hancur. Satu orang WNI terbunuh,” jelas Zuhair.

Kesaksian WNI di Jalur Gaza

Dentuman kencang berulang kali terdengar di Jalur Gaza, sejak 11 Oktober pagi; di tengah perang yang kembali pecah antara Israel dan Hamas.

Warga negara Indonesia yang juga mahasiswa dan relawan di Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C), Fikri Rafiā€™ul Haq, memberikan kesaksian.

Ia melaporkan kondisi terkini RS Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara yang menurutnya, rusak parah.

“Sejauh ini, kondisi RS Indonesia rusak parah, banyak plafon yang sudah hancur, ambruk. Suara-suara dentuman sangat kencang,” kata Fikri, Rabu (11/10/2023).

Pada Senin (9/10/2023), sekitar pukul 11.30 siang waktu setempat, pesawat jet tempur Israel, menargetkan pasar yang berjarak hanya 10 menit dari RS Indonesia.

“Dan saat itu langsung menewaskan 50 warga Palestina. Kebanyakan anak-anak dan perempuan,” tutur Fikri.

Walaupun ia juga menyatakan jika sampai saat ini, RS Indonesia di Gaza, masih dapat beroperasi.

Menurut informasi yang ia dapat dari pihak rumah sakit, ada 150 korban jiwa dan 800 korban luka-luka yang dilarikan ke sana.

Baca juga:

RS Indonesia yang dana pembangunan seluruhnya berasal dari donasi rakyat Indonesia, turut menjadi sasaran serangan zionis Israel.

“Satu staf lokal MER-C yang tengah berada di lokasi, Abu Romzi, [mati] syahid akibat serangan ini.”

Demikian keterangan MER-C Indonesia yang disampaikan melalui akun Instagram @mercindonesia pada Sabtu (7/10/2023).

Dari lokasinya di RS Indonesia, Fikri melaporkan situasi di Jalur Gaza, Rabu (11/10/2023), sekitar pukul 07.00 waktu setempat.

Dentuman kencang yang terdengar sejak Subuh, berasal dari serangan udara yang menargetkan sekitar Jalur Gaza bagian utara.

“Suara-suara dentuman bom masih terdengar. Setelah saya bicara, suara langsung terdengar. Bahkan, tadi masih ada terdengar.”

“Kalau lewat telepon mungkin tidak kedengaran,” ujar Fikri di tengah percakapan telepon yang sambungannya beberapa kali tersendat.

Saat berbincang tentang situasi di Tepi Barat juga terdengar dentuman kencang dari lokasi Fikri.

Dentuman itu membuatnya sejenak berhenti bicara. Dentuman itu terdengar lewat telepon selama beberapa menit, sebelum pukul 12.00 WIB.

“Iya, itu suara dentuman masih terus terdengar, tiap menit bahkan. Kalau yang saya dengar tadi itu jaraknya dekat.”

“Kencang banget,” jelas Fikri yang bersama dua WNI lainnya–Reza Aldilla Kurniawan dan Farid Zanzabil Al-Ayubi–menjadi relawan MER-C.

Ketiganya yang ditempatkan di Jalur Gaza, belum dievakuasi ke Indonesia, karena situasi yang belum aman.