Isu-Isu Tak Sedap Seputar Erick Thohir. Benarkah?

 

Nama Erick Thohir membetot perhatian publik usai secara resmi ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional (KTN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Jumat (7/9/2018). Sebelum itu, Erick juga menyita pemberitaan karena isu dugaan korupsi dan pencucian uang.

Tahun 2017, Polda Metro Jaya sempat memeriksa Erick sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi dana sosialisasi Asian Games 2018. Erick diperiksa sebagai Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) selama tiga jam di kantor Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus).

“Erick menjalani pemeriksaan sebagai saksi kasus terkait. Diperiksa pukul 13.00 sampai dengan 16.00 WIB,” ujar Kasubdit V Tipikor Reskrimsus AKBP Ferdy Irawan saat dikonfirmasi, Selasa (21/3/2017) seperti dikutip Liputan 6.

Menurut Ferdy, Erick kali ini hanya sebatas tupoksinya sebagai Ketua KOI. “Pertanyaannya umum saja sebagai ketua (KOI),” kata dia.

Kasus ini melibatkan dua petinggi Komite Olahraga Indonesia (KOI). Setelah berkas dinyatakan lengkap (P-21), polisi memastikan tidak ada keterlibatan Erick Thohir.

“Dari hasil pemeriksaan sementara ini, tidak ada keterlibatan Erick Thohir,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/5/2017) seperti diberitakan Detik.

Tahun 2018, nama Erick juga mencuat karena isu pencucian uang saat membeli klub sepakbola Italia, Inter Milan.

Kabar ini mengemuka saat media Italia La Stampa memberitakan bila pembelian saham Inter oleh Thohir tahun 2013 lalu bermasalah. La Stampa mengklaim pihak berwenang Italia mencurigai adanya proses pencucian uang saat proses pembelian saham tersebut.

Kecurigaan tersebut muncul karena ditemukannya data penerbitan surat obligasi dari pada 11 Oktober sampai 15 November 2013.

Bukti itu menimbulkan kecurigaan para pejabat Italia. Surat obligasi itu banyak diterbitkan di Hong Kong, tapi hingga kini dugaan tersebut belum dapat dibuktikan kebenarannya.

“Sampai hari ini, kami tak bisa menemukan informasi lengkap mengenai dana asing ini,” tulis La Stampa seperti dikutip dari Tribun.

Erick sendiri membantah isu tak sedap tersebut.

“Isu pencucian uang tersebut tidak benar. Hal ini biasa terjadi, sebagai psy war menjelang derbi,” demikian pernyataan Erick Thohir, Ahad, (04/03/2018) sebagaimana diberitakan Liputan6.

Erick membeli Inter Milan pada 2013. Kemudian pada 2016, dia menjual sebagian besar sahamnya kepada pengusaha Tiongkok, Suning Group. Erick masih menjabat presiden Inter hingga saat ini meski saham yang dimilikinya tinggal sedikit.