Berita  

Kata WHO soal Kebijakan Vaksinasi Individu Berbayar di Indonesia

WHO Vaksin Berbayar Indonesia

Ngelmu.co – Kebijakan vaksinasi individu berbayar [Gotong Royong] di Indonesia, turut menuai kritik dari Kepala Unit Program Imunisasi WHO [World Health Organization] Ann Lindstrand.

“Pembayaran [dalam bentuk] apa pun [untuk mendapat vaksin], akan menimbulkan masalah akses dan etika, selama pandemi.”

“Padahal, di saat yang sama, kita membutuhkan cakupan vaksinasi luas, yang dapat menjangkau semua pihak rentan.”

Demikian tegas Lindstrand, sebagaimana Ngelmu kutip dari situs resmi WHO, Jumat (16/7).

Ia juga menilai, program vaksinasi Covid-19 berbayar, tidak tepat.

Pasalnya, kalaupun yang menjadi masalah adalah anggaran, saat ini, banyak lembaga yang memberi bantuan untuk pengadaan vaksin.

Kerja sama internasional seperti COVAX Facility–yang berada di bawah WHO–kata Lindstrand, juga telah memberi jatah vaksin gratis, bagi negara yang butuh.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, meski pengiriman serta logistik penyimpanan vaksin butuh dana, hal itu tetap bisa mendapat bantuan.

Berbagai lembaga internasional, seperti Bank Dunia, misalnya. “Ada pasokan vaksin dari COVAX, melalui kolaborasi UNICEF, WHO, dan lain-lain.”

“Tentu, mereka punya akses vaksin gratis, hingga 20 persen dari populasi yang didanai para penyandang kerja sama COVAX,” tegas Lindstrand.

“Jadi, sama sekali tidak dipungut pembayaran dalam pelaksanaannya,” jelasnya lagi.

Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Mike Ryan juga menyampaikan hal senada.

“Kami telah melihat peningkatan kasus, sebesar 44 persen, selama sepekan terakhir,” tuturnya, soal Covid-19 di Indonesia.

“Dan peningkatan kematian, sebesar 71 persen. Jadi, tidak diragukan lagi, bahwa Indonesia, tengah menghadapi situasi sangat sulit,” sambung Ryan.

“Kita harus jauh lebih maju dengan vaksinasi, dan Indonesia, seharusnya memiliki lebih banyak akses ke vaksin, melalui jalur inisiatif seperti COVAX.”

Baca Juga:

Budayawan Sudjiwo Tedjo yang memang turut mengikuti perkembangan penanganan Covid-19 di Indonesia, merespons kabar ini.

Melalui akun Twitter pribadinya, @sudjiwotedjo, ia mengatakan, “Walah! Gak usah sampai WHO yang penuh kumpulan doktor-doktor untuk kontra pada vaksinasi berbayar.”

“Aku saja yang DO, dan gak punya kumpulan doktor-doktor, sudah kontra terhadap program bernama aneh Gotong Royong Individual itu,” kritiknya.

“Modalku cuma akal sehat dan perasaan yang masih bekerja,” tegas Sudjiwo Tedjo.