Berita  

Ketika ‘Beye, Kamu Pikir Rakyat Itu Bodoh’ Jadi Bumerang Buat Fadjroel

Fadjroel Beye Pidato Sampah

Ngelmu.co – Cuitan lama yang berbunyi, “Beye, kamu pikir rakyat itu bodoh”, kini justru menjadi bumerang untuk M Fadjroel Rachman.

Sedikit mengulas, Fadjroel, mengetwit kalimat tersebut pada Senin, 14 April 2014 silam.

Kicauan itu merupakan tanggapannya, atas twit @kompascom, di hari yang sama, “Harga Pengecatan Warna Pesawat Kepresidenan Ulang.”

Lantas, mengapa publik kembali membicarakan komentar Fadjroel, tujuh tahun lalu? Ada beberapa penyebab.

Pengecatan Pesawat Kepresidenan di Tengah Pandemi

Fadjroel adalah pejabat negara. Publik mengenalnya sebagai juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Maka wajar, jika pengecatan pesawat kepresidenan Indonesia-1 [armada Boeing Business Jet (BBJ) 2], berimbas kepadanya.

Terlebih, pengecatan ini memakan biaya tak sedikit, dan berlangsung di tengah pandemi Covid-19.

Ini bukan kabar angin. Sebab, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono, telah membenarkan.

“Benar, pesawat kepresidenan Indonesia-1 atau pesawat BBJ 2 telah dilakukan pengecatan ulang,” tuturnya, secara tertulis, Selasa (3/8).

“Pengecatan pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019,” sambungnya.

“Terkait dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia, di tahun 2020,” imbuhnya lagi.

Heru menjelaskan, bahwa proses pengecatan adalah pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat BAe-RJ 85.

Tetapi pada 2019, pesawat BBJ 2, belum memasuki jadwal perawatan rutin, sehingga pengecatan Heli Super Puma dan pesawat RJ, lebih dahulu berjalan.

Jadwal perawatan rutin pesawat BBJ 2, kata Heru, jatuh pada tahun ini–perawatan Check C–sesuai rekomendasi pabrik.

“Waktunya pun lebih efisien, karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan,” jelas Heru.

Ia juga sekaligus menepis anggapan ‘foya-foya’ keuangan negara, karena alokasinya tercantum dalam APBN.

Sementara Fadjroel terseret, karena ia mengomentari persoalan serupa, saat Susilo Bambang Yudhoyono, masih menjabat Presiden RI.

Namun, hari ini, protesnya belum terdengar. Padahal, menurut publik, waktu pengecatan pesawat kepresidenan saat ini jauh lebih tak masuk akal.

2012-2014 vs 2021

Cuitan lama Fadjroel juga menjadi polemik, karena dewasa ini yang bersangkutan kerap melemparkan pesan untuk publik.

Pada Senin (2/8), ia mengatakan, “Presiden mengatakan bahwa negara kita negara demokrasi. Jadi, kritik itu boleh-boleh saja, tapi juga ingat, kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan.”

Masih di hari yang sama, Fadjroel bilang, “Praktik kritik yang mengikuti kaidah iptek dan demokrasi, tidak akan menggunakan kekerasan komunikasi seperti stigma, fitnah, hinaan, dan perundungan.”

Lebih lanjut, “Setiap praktik kebebasan kritik perlu melandaskan pada tatanan nilai sosial keindonesiaan yang ditopang nilai saling menghormati, kesantunan, tata krama, toleransi, dan kegotongroyongan.”

Itu pernyataan tahun ini, ketika telah menjadi bagian dari Istana, alias pejabat negara.

Bagaimana saat Fadjroel masih dikenal sebagai aktivis sekaligus pengamat politik?