Berita  

Ada Pesan untuk Mensos Risma yang Kembali Paksa Teman Tuli Bicara

Risma Paksa Tuli Bicara

Ngelmu.co – Di media sosial; Instagram, beredar video yang merekam Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini saat melakukan kunjungan kerja di Tarakan, Kalimantan Utara.

Warganet makin ramai membicarakan hal ini, lantaran aktivis Tuli sekaligus juru bahasa isyarat, Panji Surya Putra Sahetapy, turut membagikan video tersebut.

Di sana, Risma tampak kembali memaksa teman Tuli untuk bicara.

“Sudah malas posting, karena pasti dianggap mencemarkan orang, apalagi pemerintah, tapi coba kalian menilai sendiri setelah melihat video ini,” tulis Surya pada takarir.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Surya (Sursa) (@suryasahetapy)

Tidak lama kemudian, ia kembali mengunggah hasil tangkapan layar [screenshot], berisi pesan langsung [direct message] dari warganet kepada teman Tuli lainnya, Indhira Resky Imandari; yang menyampaikan sedikit penjelasan.

Begini bunyi pesannya:

Hai Riri, aku tahu, ini terjadi di Tarakan, Kalimantan Utara.

Teman kerjaku Tuli, tidak boleh memakai aplikasi di ponselnya saat berbicara dengan Ibu Risma.

Sedih, ya!

Ia harus mendengar Ibu Risma bicara, tanpa bantuan tulisan ataupun juru bahasa isyarat (JBI), padahal temanku Tuli.

Lalu, Surya bicara lagi. “Kak Riri, mendapatkan DM dari teman dengar di Tarakan,” ujar Surya.

“Sampai kapan sikap ini dibiarkan?” sambungnya bertanya.

Mendapati Surya, membantu menyebarkan kabar ini, Riri pun berterima kasih.

“Terima kasih Surya, sudah bersuara dan mewakili Tuli se-Indonesia, terkait audisme, diskriminasi, toxic, dan adanya perlakuan tidak adil terhadap Tuli,” tulisnya.

“Saya turut sedih dan prihatin atas kondisi yang ada. Seorang tokoh tidak paham dan mengerti, serta tidak ada empati terhadap kebutuhan komunikasi Tuli. Parah, ya!”

Kembali ke Surya. Melalui Instagram Story-nya, ia juga membagikan screenshot DM dari seorang warganet yang tidak disebutkan namanya.

Pengguna Instagram itu berterima kasih kepada Surya, untuk berbagai unggahannya terkait teman Tuli.

Berikut selengkapnya:

Terima kasih Surya, atas postingan-postingannya. Andai kamu tahu, kami yang di bawah Bu Risma, kerja juga sudah tidak nyaman.

Tapi mohon maaf kalau kami tidak bisa menyuarakan ini, karena ada hal-hal yang harus kami lindungi.

Apalagi sekarang memukulratakan apa yang ada di bawah Kementerian Sosial (Kemensos), untuk bisa semua.

Terima kasih, Surya. Kami sangat bangga kepadamu. Semoga Allah selalu melindungimu dari segala mara bahaya.

Bukan cuma Surya dan Riri yang kecewa dengan sikap Risma, lantaran kembali memaksa teman Tuli untuk bicara.

Bagja Prawira juga demikian. Melalui unggahan di akun Instagram-nya, @bagjapraws, ia menuliskan tagar #SekelasMensos, sembari protes:

Ketiga kalinya aksi yang dilakukan oleh Mensos RI Ibu Tri Rismaharini, ketika memaksakan Tuli untuk bicara, dan menyuruh memakai alat bantu dengar (ABD) ke Tuli, menuai kritik dari kalangan Tuli dan Deaf Ally.

Tulisan ini saya dedikasikan, sebagai buntut dari aksi beliau, sekaligus bentuk protes saya sebagai Tuli, kepada beliau; dan dikemas dalam konten edukatif.

Konten ini menunjukkan betapa beragamnya Tuli. Kita enggak bisa menyamaratakan ragamnya Tuli.

Silakan temen-temen bisa dibaca konten ini, biar kejadian seperti yang dilakuin oleh beliau, enggak terulang lagi. Selamat membaca!

Simak tulisan Bagja di sini:

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Bagja Prawira (@bagjapraws)

Ngelmu turut membagikan hal ini, karena di akhir tulisan, Bagja berharap Risma membaca tulisannya.

Baca Juga:

Sebelumnya, Mensos Risma juga pernah memaksa teman Tuli untuk bicara di hadapan banyak orang.

Tepatnya saat peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021.

Potret itu juga yang kemudian membuat ‘Bu Risma’, trending di media sosial Twitter, Kamis (2/12/2021) lalu.

Perwakilan dari Gerakan untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin), Stefanus, pun turut mengoreksi sikapnya.

Namun, Risma membela diri. Kepada Stefan, ia menjelaskan, “Kenapa ibu paksa kalian untuk bicara? Ibu paksa memang.”

“Supaya kita bisa maksimal, memaksimalkan pemberian Tuhan kepada kita. Mulut, mata, telinga,” tuturnya, Kamis, 2 Desember 2021.