Berita  

MUI Tegaskan Soju ‘Halal’ Tidak dapat Sertifikat Halal!

MUI Soju Sertifikat Halal
Minuman beralkohol, soju, dari Korea Selatan. Di Indonesia, ada produk soju 'halal' yang tidak mengandung alkohol. Namun, LPPOM MUI, menegaskan bahwa produk tersebut tidak bisa mendapatkan sertifikat halal, karena sejumlah alasan. Foto: ilustrasi

Ngelmu.co – Ramai soal pelabelan wine ‘halal’, menjadikan soju ‘halal’ juga kena sorot.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun menegaskan, produk tersebut tidak mendapat sertifikasi halal, meski dibuat tanpa bahan nonhalal.

Awalnya, ramai pembicaraan wine ‘halal’ yang sebenarnya merupakan minuman Nabidz.

Pengguna Instagram @adityadwiputras, pada 8 Juli lalu, menyebut minuman ini sudah tersertifikasi oleh Kementerian Agama; karena kehalalannya.

Namun, rupanya klaim tersebut tidak tepat, karena yang disertifikasi adalah Nabidz sebagai jus buah anggur.

Selaku reseller Nabidz, pada 26 Juli pun Aditya mengatakan, bahwa Nabidz bukanlah wine yang sesungguhnya.

Penyebutan wine ‘halal’ itu murni penyebutan dari dirinya sendiri.

Menanggapi hal tersebut, MUI mengaku tidak pernah menetapkan kehalalan untuk produk Nabidz.

Hal itu disampaikan oleh Ketua MUI bidang Fatwa KH Asrorun Ni’am Soleh.

Menurutnya, produk jus buah anggur itu juga menyalahi standar halal yang menjadi pedoman MUI.

“Sesuai pedoman dan standar halal yang dimiliki MUI, MUI tidak menetapkan kehalalan produk yang menggunakan nama yang terasosiasi dengan haram,” kata Kiai Niam.

Baca juga:

Jika bicara lebih lanjut, selain wine, di pasaran juga sempat beredar soju ‘halal’.

Mengapa disebut ‘halal’? Sebab, soju itu tidak mengandung alkohol sama sekali.

Namun, kemasannya menyerupai soju asli yang ditemukan di Korea Selatan (Korsel).

Soju ini dipasarkan sebagai minuman menyegarkan yang rasanya mirip minuman soda.

Salah satu produsen yang pernah memasarkan soju ‘halal’ adalah Mojiso yang berada di Bandung, Jawa Barat.

Produknya pernah viral pada 2020 lalu.

Mojiso terbuat dari bahan-bahan halal seperti sirop, perisa buah, sparkling water, dan daun mint.

Namun, meski dibuat tanpa bahan nonhalal, MUI tetap menegaskan jika produk menyerupai soju, tidak dapat sertifikasi halal.

Jika mengutip unggahan di akun Instagram @halalcorner, 27 April lalu, hal ini mengacu pada fatwa MUI.

Tepatnya, fatwa MUI Nomor 4 Tahun 2003 tentang masalah penggunaan nama dan bahan.

Di mana isinya adalah:

  1. Tidak boleh mengonsumsi dan menggunakan nama dan/atau simbol-simbol makanan/minuman yang mengarah kepada kekufuran dan kebatilan.
  2. Tidak boleh mengonsumsi dan menggunakan nama dan/atau simbol-simbol makanan/minuman yang mengarah kepada nama-nama benda/binatang yang diharamkan, terutama babi dan khamr, kecuali yang telah mentradisi dan dipastikan tidak mengandung unsur-unsur yang diharamkan, seperti nama bakso, bakmi, bakwan, bakpia, dan bakpao.
  3. Tidak boleh mengonsumsi dan menggunakan bahan campuran bagi komponen makanan/minuman yang menimbulkan rasa/aroma benda-benda atau binatang yang diharamkan, seperti mi instan rasa babi, bacon flavour, dan lain-lain.
  4. Tidak boleh mengonsumsi makanan/minuman yang menggunakan nama-nama makanan/minuman yang diharamkan, seperti whisky, brandy, beer, dan lain-lain.

Mengenai soju ‘halal’ atau produk yang beredar di Indonesia dengan kemasan botol mirip botol soju sesungguhnya, ini merupakan water sparkling atau minuman berkarbonasi.

Dengan kata lain, minuman tersebut tidak boleh disebut sebagai soju ‘halal’.

Kesalahan pelaku usaha dan agen reseller adalah melakukan trik pemasaran yang melanggar standar halal.

Mereka menggunakan kata atau kalimat yang berasosiasi dengan yang haram, seperti soju yang jelas merupakan minuman beralkohol.

Jika dilakukan, hal itu akan berdampak pada pemblokiran sertifikat halal, pelarangan mengedarkan/menjual produk, pencabutan sertifikat halal [jika masih melakukan pelanggaran], sanksi penjara, dan denda uang.

Lebih lanjut, para muslim diharapkan berperan dalam mengontrol peredaran produk soju ‘halal’ yang menyesatkan.

Salah satunya dengan melapor dengan menyertakan bukti valid berupa foto, video, atau rekaman; jika menemukan produk ini di pasaran.

Kalian bisa mengirimkannya melalui email ke [email protected].

Bahaya Konsumsi Wine dan Soju

Terlepas dari persoalan tersebut, wine dan soju memang merupakan dua jenis minuman beralkohol yang beredar di berbagai belahan dunia.

Wine terbuat dari fermentasi buah anggur, sementara soju–minuman keras asal Korea–memiliki rasa dan tradisi yang berbeda-beda.

Namun, di balik kenikmatannya, kedua minuman ini dapat membawa risiko kesehatan yang serius.

Apa saja bahaya mengonsumsi wine?

Kerusakan organ internal

Wine mengandung alkohol etil yang dapat menyebabkan kerusakan organ dalam tubuh.

Maka mengonsumsinya, dapat merusak hati, ginjal, dan lambung, serta berisiko memicu penyakit hati berlemak nonalkoholik.

Ketergantungan dan penyalahgunaan

Wine mengandung zat adiktif yang dapat menyebabkan ketergantungan fisik dan psikologis.

Orang yang mengonsumsi wine, berisiko mengalami masalah penyalahgunaan alkohol.

Gangguan kesehatan mental

Mengonsumsi alkohol, termasuk wine, sudah berkaitan dengan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar.

Efek negatif pada jantung

Konsumsi wine, apalagi secara berlebihan juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan irama jantung.

Apa saja bahaya mengonsumsi soju?

Kandungan alkohol tinggi

Soju memiliki kandungan alkohol yang relatif tinggi, biasanya di atas 20 persen.

Maka mengonsumsi soju dalam waktu singkat dapat mengakibatkan keracunan alkohol serta dampak negatif pada organ-organ tubuh.

Keracunan alkohol

Mengonsumsi soju juga dapat menyebabkan keracunan alkohol yang berakibat pada mual parah, muntah, pusing berat, bahkan koma alkohol.

Risiko kecelakaan dan cedera

Seperti alkohol pada umumnya, mengonsumsi soju juga mengurangi koordinasi dan kemampuan berkendara, sehingga meningkatkan risiko kecelakaan, dan cedera fisik.

Ketergantungan dan gangguan kesehatan

Mengonsumsi soju juga bisa menyebabkan ketergantungan, masalah kesehatan mental, dan masalah fisik seperti gangguan pencernaan, kerusakan organ, dan lainnya.

Jadi, apa kesimpulannya?

Kesimpulannya, kita semua sepakat kalau minuman paling sehat, ya, air mineral.

Kalau ingin mengonsumsi minuman lain, konsumsi lah minuman yang tidak mengganggu kesehatan kita.

Sebab, yang paling penting dalam hidup ini adalah kesehatan.

Terlebih untuk teman-teman muslim, jangan pernah lupa jika memilih minuman ataupun makanan halal adalah hal terpenting, ya!