Berita  

Nenek Kaswiyah kerap Pukul Kayu saat Lapar Minta Makan

Kaswiyah Lapar Minta Makan
Foto: Kompas/Tresno Setiadi

Ngelmu.co – Kaswiyah (79), tinggal di gubuk reyot–nyaris ambruk–di Desa Karangmalang, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Syukurnya, baru-baru ini warga sekitar–bersama Ketua RT setempat–melakukan perbaikan.

Aliran listrik juga dipasang; mengambil dari musala setempat. Sekadar untuk memberikan penerangan dalam rumah.

Ironinya, sebagai warga miskin, Kaswiyah hanya sekali mendapatkan bantuan pemerintah. Tepatnya 2020 lalu, saat pandemi Covid-19.

Kaswiyah tidak terdaftar sebagai penerima bantuan apa pun. Baik dari Program Keluarga Harapan (PKH), maupun Bantuan Pangan NonTunai dan lainnya.

Aparat desa setempat bilang, Kaswiyah tidak terdaftar sebagai warga setempat atau tidak memiliki KTP.

Menyedihkan, karena Kaswiyah ini merupakan warga asli, dan mendiami rumah di lahan milik pribadi selama puluhan tahun.

Ditemui di kediamannya yang sangat sederhana, Kaswiyah hanya tinggal seorang diri; setelah ditinggal suaminya 10 tahun lalu.

Tubuh rentanya hanya bisa bolak-balik duduk dan terbaring. Tidak ada kasur ataupun tempat mandi, cuci, kakus (MCK).

“Ora ngerti [tidak tahu],” kata Kasmiyah saat diajak berkomunikasi wartawan yang berkunjung ke kediamannya, Senin (8/1/2024).

Kebutuhan makan sehari-hari, Kaswiyah mengandalkan uluran tetangga sekitar.

Adiknya yang juga lansia, Kasmad (75), tinggal di rumah terpisah. Ia hanya bisa membantu Kaswiyah, seadanya.

Kasmad–bersama istri dan anaknya–juga tergolong warga miskin. Rumahnya sama-sama gubuk reyot dan nyaris ambruk.

Cahya selaku Ketua RT 05/RW 04, Karangmalang, mengatakan, Kaswiyah tinggal seorang diri di rumah tersebut.

Kondisinya yang tidak lagi produktif dan mulai linglung, membuat Kaswiyah, hanya bolak-balik di dalam dan teras rumah.

“Memang, karena tidak memiliki KTP, tidak tersentuh bantuan dari pemerintah. Pernah hanya sekali dapat bantuan, Rp900.000 saat Covid-19. Sekali itu saja,” jelas Cahya.

Ia mengatakan, kondisi rumah Kaswiyah, sempat hampir ambruk. Belum lama ini warga sekitar bergotong-royong memperbaiki; secara swadaya.

“Untuk makan sehari-hari dapat kiriman dari tetangga kanan kiri yang sangat peduli, memberi makan.”

“InsyaAllah, alhamdulillah, tiap hari makan,” kata Cahya.

Baca juga:

Menurut Cahya, tidak jarang juga saat malam atau dini hari, Kaswiyah kerap memukul-mukul kayu untuk menimbulkan bunyi-bunyian, agar ada warga yang datang.

Kaswiyah melakukan hal itu ketika ia merasa lapar, dan berharap ada yang mengantarkan makanan.

“Kadang, kalau lapar, malam-malam sering ketok-ketok kayu, agar terdengar warga sekitar. Miris memang,” ujar Cahya.

Ia menyatakan jika saat ini, dirinya berusaha untuk mengurus administrasi kependudukan Kaswiyah.

Salah satunya dengan hendak mengajak melakukan perekaman data, agar bisa memiliki KTP.

“Harapannya, nanti, kalau sudah dapat KTP, bisa dapat bantuan dari pemerintah.”

“Karena kita lihat kondisinya memang memprihatinkan,” pungkas Cahya.