Berita  

PBB Kutuk Keras Pembombardiran terhadap RS Baptis Al-Ahli di Gaza

PBB Kutuk Pembombardiran Gaza

Ngelmu.co – Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengutuk keras pembombardiran terhadap Rumah Sakit (RS) Al-Ahli Baptist di Gaza.

Serangan yang telah menewaskan lebih dari 500 orang itu terjadi pada Selasa, 17 Oktober 2023.

“Saya khawatir atas tewasnya ratusan warga sipil Palestina dalam serangan terhadap sebuah rumah sakit di Gaza. Saya mengutuk keras,” tulis @antonioguterres.

“Hati saya bersama keluarga korban. Rumah sakit dan tenaga kesehatan dilindungi dalam hukum kemanusiaan internasional,” jelasnya.

Israel benar-benar biadab! Mereka mengarahkan serangan udara ke Rumah Sakit (RS) Baptis Al-Ahli di Gaza, Palestina, hingga mengakibatkan ratusan orang tewas.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra, menyatakan, lebih dari 500 orang gugur dalam serangan udara Israel, Selasa (17/10/2023).

Foto dan video juga memperlihatkan dengan jelas bagaimana kehancuran yang dialami RS Baptis Al-Ahli.

Kobaran api melalap bangunan rumah sakit, sementara puing dan potongan tubuh berserakan di sekitar area.

Berdasarkan laporan seorang reporter Anadolu Agency, ribuan warga Palestina, berada di rumah sakit saat Israel memborbardir gedung tersebut.

Pertahanan sipil Palestina juga mengatakan, serangan terhadap RS Baptis Al-Ahli merupakan serangan udara Israel yang paling mematikan; selama lima perang berlangsung di jalur Gaza sejak 2008.

“Pembantaian di Rumah Sakit Al-Ahli, belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah kami.”

“Meskipun kami telah menyaksikan tragedi dalam perang dan hari-hari sebelumnya…”

“Apa yang terjadi malam ini, sama saja dengan genosida,” tutur Juru Bicara Pertahanan Sipil Palestina Mahmoud Basal, mengutip Al Jazeera.

Baca juga:

Menurut salah satu Doctors Without Borders (MSF), Ghassan Abu Sitta, “Kami sedang melakukan operasi di Rumah Sakit Baptist saat ledakan dahsyat terjadi.”

“Atap di ruang operasi ambruk. Ini pembantaian,” protesnya saat konferensi pers.

Foto konferensi pers yang beredar juga memperlihatkan bagaimana para anggota staf medis berdiri di antara jasad-jasad yang ditutupi.

Seorang staf medis menggendong jasad seorang bayi, dan staf lain memegang jasad seorang anak perempuan.

Kelompok Hamas yang menjalankan pemerintahan di Gaza juga menyebut penargetan rumah sakit oleh Israel sebagai genosida.

Otoritas Palestina pun mengutuk keras serangan udara Israel terhadap RS Baptis Al-Ahli.

“Juru Bicara Kepresidenan Palestina Nabil Abu Rudeineh, mengutuk, kejahatan keji yang dilakukan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza.”

“[Rumah sakit] yang ditembaki oleh pesawat tempur Israel, malam tadi, hingga menyebabkan ratusan orang tewas dan terluka,” jelas kantor berita Palestina–WAFA–dalam laporannya.

Abu Rudeineh menyebut serangan terhadap rumah sakit ini merupakan bentuk Israel, tidak lagi menghormati hukum internasional.

Sebab, dalam keadaan apa pun, warga sipil tidak boleh menjadi target serangan pertempuran.

Atas serangan tersebut, Palestina pun mengumumkan tiga hari berkabung nasional.

“Presiden Mahmoud Abbas, menyatakan bahwa tiga hari berkabung akan diperingati di seluruh Palestina atas korban serangan udara brutal Israel di Rumah Sakit Al-Ahli di Gaza, yang menyebabkan banyak orang tewas dan terluka.”

“Presiden juga memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang sebagai bentuk duka atas para korban agresi Israel di Rumah Sakit Al-Ahli, dan semua orang yang tewas.”

Bagaimana dengan pernyataan Israel?

Juru Bicara Militer Israel Daniel Hagari, berdalih, belum memiliki semua informasi tentang penyerangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza.

Ia kemudian berjanji akan memberikan rincian lebih lanjut; jika memungkinkan.

Namun, Daniel justru meragukan, apakah serangan di rumah sakit tersebut merupakan serangan Israel.

Sebelumnya, Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Gaza, mengalami krisis obat-obatan.

Menurut Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Indonesia, belum ada bantuan yang masuk ke Gaza.

“Sejauh ini belum ada bantuan obat-obatan atau bantuan logistik yang bisa masuk,” kata salah seorang relawan MER-C Indonesia, Fikri Rohul Haq.

Ia juga menjelaskan, bantuan kemanusiaan masih belum bisa masuk Gaza, karena perbatasan di Rafah, menjadi target serangan Israel.

“Sampai saat ini belum ada bantuan yang bisa masuk ke Jalur Gaza, mengingat pintu perbatasan masih tertutup,” ujar Fikri.

Ia juga mengungkapkan, paramedis di RSI, mengalami kelelahan; akibat terus-menerus bekerja selama 24 jam.

Jumlah korban terus bertambah, maka pihak RSI berharap obat-obatan dan bantuan paramedis bisa segera masuk Gaza untuk menangani para korban serangan zionis Israel.