Pernah Dukung Pencopotan Baliho, Narji Minta Maaf

Foto: Instagram/narji77

Ngelmu.co – Publik figur Sunarji Riski Radifan (Narji) menyampaikan permintaan maaf atas sikapnya yang mendukung pencopotan baliho pada November 2020 lalu.

“Saya berharap masyarakat mau memaafkan,” tuturnya usai mengikuti kegiatan rutin Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Tangerang Selatan, Selasa (4/1/2022).

Potret tersebut memang berlangsung sebelum Narji, resmi menjadi kader PKS.

“Masa masyarakat tidak memaafkan saya? Istri saya saja memaafkan saya yang punya tampang kayak gini,” sambungnya berusaha mencairkan suasana.

Lebih lanjut, Narji juga bilang, “Saya mau belajar banyak hal di PKS. Partai ini ‘kan seperti pesantren, semua kadernya dididik dan dibina secara rutin.”

“Dan saya menyatakan siap mengikuti kegiatan itu semua,” imbuhnya lagi, seperti Ngelmu kutip dari Detik.

Narji juga mengaku, masih perlu banyak belajar tentang politik dan agama.

Itu mengapa ia tidak segan mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh PKS.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI Mulyanto–yang mendampingi Narji–mendukung permohonan maaf sekaligus pernyataan tersebut.

“Bang Narji ini ‘kan komedian, jadi masih kurang luwes memahami konstelasi politik,” ujarnya.

“Sejak kecil [Narji] tinggal di Tangerang Selatan, dengan masyarakat yang religius. Belajar ngaji di surau, dan dekat dengan ustaz juga kiai,” lanjut Mulyanto.

Maka ke depan, sambungnya, Narji akan lebih banyak belajar politik yang santun dari PKS beserta para ustaznya.

“Kita terharu dan bangga mendengarnya,” akuan Mulyanto.

Narji, resmi bergabung dengan PKS pada Ahad (19/12/2021) lalu. Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyerahkan kartu tanda anggota langsung kepada yang bersangkutan.

Baca Juga:

Sebelumnya, bersama sejumlah selebriti [seperti Intan RJ dan Chika Jessica], ia sempat membawa bunga.

Bunga tersebut menjadi simbol dukungan mereka terhadap Dudung Abdurachman–saat itu masih menjabat sebagai Pangdam Jaya–yang memerintahkan pencopotan baliho.

Seraya meminta maaf, Narji juga mengakui jika saat itu ia sama sekali tidak bermaksud menyinggung pihak tertentu, apalagi perasaan umat Islam.