Berita  

PKS Kritik Pidato Jokowi soal ‘Bajak Momentum Krisis untuk Lompatan Kemajuan’

PKS Kritik Pidato Jokowi

Ngelmu.co – Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera, memberikan tanggapan terkait pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang menyebut momentum krisis harus dibajak untuk melakukan lompatan kemajuan.

“Pandangan saya, jangankan melompat, berjalan pun kita susah, kalau tidak ada perubahan fundamental,” kata Mardani, di gedung DPR, Senayan, Jakarta, seperti dilansir Detik, Jumat (14/8)

“Mulai dari line up kabinet, mulai penajaman anggaran. UMKM kita jangankan suruh lari sekarang, siuman dari pingsannya saja berat,” sambungnya.

Menurut Mardani, Jokowi, seharusnya memikirkan hal-hal strategis, daripada fokus membubarkan lembaga-lembaga kecil.

Ia pun menyarankan, agar Presiden ke-7 RI itu, mengatur perampingan, berkaitan dengan merger hingga pergantian kementerian, sampai penajaman anggaran.

“Kalau sekarang anggaran terlalu terpecah,” ujar Mardani.

Sebelumnya, pada Sidang Tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR-DPD RI, dan Pembacaan Nota Keuangan, yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (14/8), Jokowi, ingin Indonesia jadi negara maju.

“Jangan sia-siakan pelajaran yang diberikan oleh krisis. Jangan biarkan krisis membuahkan kemunduran,” tegasnya, seperti dilansir Akurat.

“Justru momentum krisis ini harus kita bajak untuk melakukan lompatan kemajuan,” imbuh.

“Kemunduran banyak negara besar ini, bisa menjadi peluang dan momentum bagi kita untuk mengejar ketertinggalan,” sambung Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Optimis RAPBN 2021, PKS: Rakyat Butuh Bukti Nyata

Pihak Istana; diwakili Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, pun menanggapi kritik terkait pidato Jokowi.

“‘Bajak’ momentum krisis untuk melakukan lompatan kemajuan: reformasi di segala sektor dan pembenahan diri secara fundamental, reformasi fundamental, itulah strategi kita di masa krisis ini.”

“Meraih kemajuan di segala bidang, dan mencegah resesi di bidang perekonomian, lalu mempercepat pertumbuhan ekonomi pada 2021, dengan perkiraan 4,5-5,5 persen.”

Demikian disampaikan Fadjroel, dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/8).

Ia juga mengatakan, Jokowi mengingatkan, krisis akibat pandemi COVID-19, harus dijadikan momentum bagi Indonesia; bertransformasi.

Lebih lanjut ia menyampaikan, pola pikir serta etos kerja bangsa Indonesia, harus berubah.

“Pola pikir dan etos kerja bangsa Indonesia, harus berubah. Fleksibilitas, kecepatan, dan ketepatan sangat dibutuhkan,” kata Fadjroel.

“Efisiensi, kolaborasi, dan penggunaan teknologi harus diprioritaskan untuk transformasi kemajuan bangsa,” pungkasnya.