Politikus Kanada: Islamofobia adalah Realitas yang Harus Kita Lawan

Jagmeet Singh Islamophobia in Canada

Ngelmu.co – Aksi teror terhadap Muslim di Kanada, beberapa waktu lalu, bukanlah yang pertama. Realitasnya, Islamofobia memang menyala di sana.

Sebagai penganut agama Sikh, pemimpin NDP [Partai Demokratis Baru] Jagmeet Singh, pun mengakui kenyataan ini.

Aksi biadab Nathaniel Veltman (20) yang sengaja menabrakan mobil pikapnya ke arah satu keluarga Muslim, menjadi bukti teranyar.

Baca Juga:

Singh, menekankan, bahwa Kanada, harus mengakui adanya Islamofobia di negeri mereka.

Semua pihak, sambungnya, harus menyadari jika itu memang realitas yang ada, dan wajib pula menghadapinya.

“Kita tidak dapat menolaknya, dan [juga tidak bisa] mengabaikannya. Kita harus melawannya,” tegas Singh.

Berikut selengkapnya, pernyataan tegas Singh, mengutip Global News, Selasa (8/6) lalu:

Ini adalah hari yang berat. Coba pikirkan apa yang terjadi pada Muslim dan keluarganya di negara ini.

Kita telah mendengar orang-orang menceritakan tentang hal ini.

Namun, ini adalah sesuatu yang sangat biasa dilakukan, di mana kita pergi, jalan kaki ke luar bersama keluarga, di masa pandemi ini.

Sebab, tidak ada lagi tempat lain yang bisa dituju, tempat-tempat [yang biasa dapat dikunjungi] ditutup. Maka Anda pergi ke luar untuk [sekadar] berjalan kaki.

Dan coba pikirkan, ada keluarga yang pergi berjalan kaki, tetapi tak lagi pulang ke rumahnya.

Coba pikirkan, jalan santai di komplek tempat tinggal sendiri, menjadi jalan-jalan yang terakhir.

Coba pikirkan, Anda tak lagi bisa berjalan dengan aman di lingkungan Anda sendiri.

Dan coba pikirkan, yang terjadi pada keluarga Muslim saat ini.

Orang-orang berbincang dengan keluarga mereka, dan mengatakan, “Mungkin Anda jangan keluar dulu.”

Ada orang-orang yang berpikir, “Apakah di negara kita, mereka [para Muslim] bisa berjalan ke luar?”

Mari kita pikirkan. Beberapa mengatakan ini bukan [potret] Kanada kita.

Dan saya berpikir, apa maksudnya mereka mengatakan bahwa ini bukan Kanada kita?

Ini terjadi di London, Ontario. Saya tinggal di London, Ontario, selama lima tahun. Saya suka masa-masa ketika tinggal di sana.

Memikirkan kenyataan, saya [memikirkannya], di mana orang tua saya memilih untuk menjadikan Kanada, sebagai rumah kami.

[Dan] Saya cinta rumah ini [Kanada], saya cinta dengan tempat ini. Namun, realitasnya… inilah Kanada kita. Inilah Kanada kita.

Kanada kita adalah tempat di mana 215 jasad anak kecil ditemukan di sebuah pemakaman tanpa penanda.

Kanada kita adalah tempat di mana Anda, tidak bisa berjalan kaki ke luar, jika Anda memakai hijab, karena Anda bisa dibunuh.

Inilah Kanada kita.

Kita tidak dapat membantahnya. Kita tidak bisa menolaknya, karena itu sama sekali tidak membantu.

Realitasnya, Kanada kita adalah tempat di mana ada rasisme, kekerasan, genosida terhadap pribumi.

Dan Kanada kita adalah tempat di mana Muslim [hidup dengan] tidak aman. Tidak. Mereka tidak aman. Muslim tidak aman di negara ini.

Muslim yang saya ajak bicara, bertanya-tanya.

“Harus berapa nyawa lagi yang direnggut?”

“Harus berapa keluarga lagi yang dianiaya [dianiaya ketika sedang berjalan kaki]?”

“Berapa keluarga lagi yang harus dibunuh, sebelum kita melakukan sesuatu?”

Orang-orang tak bersalah [dibunuh saat sedang beribadah di tempat ibadah mereka]. Di Masjid Kota Quebec, [mereka] ditembak.

Seorang pria Muslim di Toronto, ditusuk dan dibunuh, dan kita ketahui dengan jelas, kedua insiden itu [terjadi] karena adanya kebencian.

Itu karena adanya kebencian, begitu banyak kebencian pada orang lain, sehingga tak mengenal lagi siapa yang mereka bunuh.

Mereka [tewas dibunuh] karena bagaimana mereka beribadah, bagaimana penampilannya. Itulah realitasnya.

Mereka hidup dengan realitas itu. Setiap hari, ketika mereka berjalan kaki, [mereka] bertanya-tanya.

Apakah mereka akan diserang hanya karena penampilannya, bukan karena ia memang bermusuhan [dengan pelaku], atau karena punya masalah.

“Apakah hari ini saya akan diserang hanya karena penampilan saya?”

Itulah pertanyaan yang sebenarnya [para Muslim di Kanada] tanyakan.

Wow! Kehidupan seperti apa ini? Coba Anda bayangkan itu.

Coba bayangkan, orang-orang yang harus pergi meninggalkan kekerasan, persekusi, sebagai pengunjung yang datang ke negara ini.

Mereka menganggap akan aman di sini. Ini adalah tempat yang aman [bagi mereka], dan ternyata?

Mereka tidak aman.

Teruntuk warga Muslim di Kanada, saya mohon maaf, karena Anda harus hidup seperti ini. Hidup dalam ketakutan.

Namun, ada hal-hal yang dapat kita lakukan. Ada hal-hal yang dapat kita lakukan.

Jika kita memikirkan mereka yang telah wafat, Salman, Madiha, Yumna, dan nenek mereka [korban serangan teror berencana oleh Nathaniel Veltman].

Dan juga Fayez [anggota keluarga terkecil yang turut menjadi korban] yang masih hidup. Jika kita memikirkan mereka yang tiada dan Fayez yang masih hidup.

Apa yang dapat kita lakukan saat ini? Ada yang harus berubah. Kita tidak bisa hanya melakukan hal yang sama.

Kita tidak dapat melanjutkan hidup, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Sudah banyak yang meninggal, dan orang-orang menjadi frustasi. Jadi, apa yang bisa kita lakukan?

Kita harus mengakui, bahwa ini adalah realitas [yang harus dihadapi]. Inilah Kanada.

Ini merupakan bagian dari realitas [yang harus dihadapi] di negeri ini. Kita tidak dapat menolaknya, dan [juga tidak bisa] mengabaikannya.

Kita harus melawannya. Ini adalah bagian dari negara, tempat di mana kita berada.

Kita harus mencari cara, bagaimana memberikan keamanan bagi siapa pun.

[Kita] Harus mengakui, bahwa ini ada warga Kanada, dan [ada] ancaman yang nyata dan mendesak bagi keamanan mereka.

Datang dari kebencian, datang dari ideologi ekstrem kanan, datang dari supremasi kulit putih.

Ini datang dari kelompok penuh kebencian yang menghadirkan segala macam kebencian, dan me-radikalisasi orang lain.

Itulah ancaman yang nyata bagi kehidupan warga Kanada saat ini.

Maka ada yang harus diubah. Ada sumber daya yang harus ditempatkan untuk mengatasi ancaman yang nyata dan mendesak bagi warga Kanada.

Ini bukan datang dari tempat lain.

Ini datang dari Kanada, datang dari orang yang di-radikalisasi untuk membenci orang lain.

[Orang lain] yang berbeda penampilan dengannya, yang peribadatannya berbeda. Itulah ancaman nyata yang dihadapi Kanada.

Beberapa orang harus mendengarkan dan mengakui ancaman nyata ini, dan sumber daya harus ditempatkan untuk mengatasi ancaman nyata ini.

Kita mengetahui, dan ini adalah kenyataan yang pahit. Bahwa sejumlah politisi telah menggunakan Islamofobia untuk keuntungan politiknya.

Mereka melakukan itu. Mereka menggunakannya sebagai alat pemecah belah. Ini harus diakhiri.

Tidak boleh ada seorang pun yang menggunakan Islamofobia untuk keuntungan politiknya.

Dan kita tahu, jika itu [mereka] lakukan. Kita semua tahu apa yang terjadi.

Saya tidak mengatakan bahwa semua politisi yang menggunakan Islamofobia sebagai alat politik untuk dipersalahkan. Tentu tidak.

Namun, Anda sudah pasti bagian dari masalah. Anda telah menggunakan Islamofobia untuk keuntungan politik.

Lalu, menganggap, “Saya bisa memecah belah masyarakat, dan mendapatkan suara.”

Inilah hasilnya. Inilah yang terjadi saat Anda memecah belah orang lain.

Anda menyalakan kebencian, dan orang lain meninggal. Itulah yang terjadi.

Anda harus mengatasi kebencian di dunia maya. Itu nyata. Kebencian di dunia maya, me-radikalisasi orang lain.

Kebencian di dunia maya, menyebarkan pesan yang mengajarkan orang lain untuk membenci, dan menciptakan rasa takut terhadap orang lain.

Kita tahu ini terjadi.

Kita harus mengatasinya dengan serius. Ada yang harus diubah. Ini tak boleh diteruskan.

Nyawa lain bisa saja melayang, dan kita tidak melakukan apa pun untuk itu?

Keluarga lain bisa jadi dianiaya di jalan, dan tidak ada yang diperbuat?

Apa yang terjadi adalah tindakan kekerasan, terorisme, dan kebencian. Kita harus lawan kebencian.

Yang terjadi adalah tidak adanya rasa saling memahami. Kita harus melakukan sesuatu.

Kita harus bertindak, membuat keputusan untuk mengakhiri kebencian dan kekerasan semacam ini.

Sebagai negara, kita memutuskan untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Sama-sama kita katakan, kita akan setop kebencian.

Kita akan menghentikan kekerasan, dan kita tidak akan membiarkan pemimpin politik untuk menggunakan kebencian yang merusak ini demi keuntungan politiknya.

Itu harus diakhiri. Tidak boleh diteruskan. Kita harus serius mengatasi hal ini.

Dan untuk semua komunitas Muslim di Kanada, saat ini, mereka menderita, mereka merasakan sakit.

Saya juga merasakan rasa sakit Anda, saya mengerti rasa sakit Anda.

Dan kami akan bekerja untuk menjamin agar Anda tak lagi hidup dalam ketakutan.

[Supaya Anda] Tidak lagi berjalan dengan rasa takut. Kami akan berjuang untuk Anda.

Pada Ahad (6/6) waktu setempat, pemuda bernama Nathaniel Veltman, sengaja menabrak satu keluarga Muslim, di London, Ontario, Kanada.

Peristiwa itu menyebabkan empat dari lima korban, yakni wanita (74), pria (46), wanita (44), dan perempuan (15), tewas.

Sementara seorang lainnya, anak laki-laki (9), mengalami luka serius, dan masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Kepolisian Kanada, menegaskan bahwa pelaku, telah merencanakan aksi biadabnya tersebut.

Veltman yang tak mengenal korban, menargetkan keluarga itu hanya karena agama yang mereka anut adalah Islam.

Ia mengendarai mobil pikap hitamnya menaiki trotoar, kemudian menabrak para korban di persimpangan jalan.

Sejauh ini, Veltman, harus menghadapi empat dakwaan pembunuhan tingkat pertama.