Berita  

Rekonstruksi Ungkap Kekejian Altafasalya Ardnika Basya

Rekonstruksi Altafasalya Ardnika Basya
Foto: Andhika Prasetia

Ngelmu.co – Rekonstruksi mengungkap kekejian tersangka, Altafasalya Ardnika Basya (23), saat membunuh juniornya di Universitas Indonesia (UI), Muhammad Naufal Zidan (19).

Altaf menikam Zidan, berulang kali.

Pembunuhan terjadi di kamar kos Zidan pada Rabu (2/8/2023), sekitar pukul 18.30 WIB.

Namun, mayat Zidan, baru ditemukan pada Jumat (4/8/2023).

Saat itu, keluarga yang tidak dapat menghubungi Zidan, berinisiatif mengecek kondisi yang bersangkutan di kos.

Namun, yang ditemukan justru mayat Zidan, terbungkus plastik hitam.

Dugaan pihak kepolisian, Altaf membunuh Zidan, karena terlilit utang pinjaman online (pinjol).

Altaf kemudian menghabisi nyawa Zidan, lantaran ingin merampas barang-barang korban.

Pada Selasa (22/8/2023), akhirnya pihak kepolisian menggelar rekonstruksi pembunuhan Altaf terhadap Zidan.

Rekonstruksi berlangsung di Jalan Palakali, Kukusan, Beji, Depok, Jawa Barat.

Dengan tangan diborgol, Altaf hadir mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan celana pendek.

Kuasa hukum pihak korban, keluarga korban, Wakasat Reskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan, Kanit Reskrim Polsek Beji Iptu Sukirno, hingga pihak UI juga tampak hadir di lokasi rekonstruksi.

50 Adegan

Polisi menyebut, ada 50 adegan dalam rekonstruksi tersebut. Adegan-adegan ini sesuai dengan aksi sadis yang dilakukan Altaf.

“Alhamdulillah, rekonstruksi berjalan lancar, dan tersangka melaksanakan beberapa adegan sesuai dengan apa yang ia lakukan, dan rekonstruksi berjalan sebanyak 50 adegan.”

Demikian pernyataan Wakasat Reskrim Polres Depok AKP Nirwan Pohan kepada wartawan, Selasa (22/8/2023).

Rekonstruksi dilakukan untuk memenuhi kelengkapan berkas, agar dapat segera dilimpahkan ke jaksa penuntut umum (JPU).

Adegan rekonstruksi ini sesuai dengan berita acara pemeriksaan (BAP).

“Rekonstruksi ini adalah satu hal untuk memenuhi kelengkapan berkas, dan dalam waktu segera mungkin, akan kami limpahkan berkasnya ke JPU.”

“[Adegan dalam rekonstruksi] sinkron, ya. Sesuai [BAP],” jelas Nirwan.

Penusukan hingga Penyembunyian Jasad

Dalam rekonstruksi, Altaf memperagakan aksi kejinya yang menusuk korban hingga 30 kali.

Tersangka, bahkan juga memasukkan jarinya ke mulut korban.

Keesokan harinya–usai membunuh korban–Kamis (3/8/2023) pagi, Altaf kembali mendatangi kamar kos korban.

Dalam rekonstruksi, terlihat jika jasad korban saat itu berada di samping kasur.

Altaf kemudian memperagakan adegan saat ia melakban tangan dan kaki korban.

Ia mengaku, saat itu kondisi badan korban belum kaku.

Altaf juga menyebut pada hari sebelumnya sempat menutup mata korban.

“Belum kaku [kakinya]. Awalnya [matanya] melek, terus ditutup,” tuturnya sambil memperagakan melakban tangan korban.

Lalu, Altaf memperagakan membungkus jasad korban dengan plastik hitam, dalam kondisi lurus.

Setelah membungkus jasad korban, Altaf menyembunyikannya di kolong tempat tidur.

Dalam adegan, ia memperagakan mengangkat tempat tidur, dan menggeser jasad korban hingga ke kolong tempat tidur.

Tutup Mata Korban

Di lokasi, JPU Putri Dwi, sempat menanyakan kondisi badan korban sebelum dibungkus plastik.

Selain itu, Putri juga menanyakan kondisi mata korban, setelah tewas ditusuk.

Altaf menjawab pertanyaan dengan mengaku bahwa saat itu, kondisi badan korban belum kaku.

Mata korban juga masih dalam kondisi terbuka; setelah tewas.

“[Korban] melek apa merem?” tanya JPU.

“Awalnya melek, Bu. Terus langsung ditutup,” jawab Altaf.

“Pas hari sebelumnya?” tanya JPU.

“Iya,” jawabnya lagi.

Altaf Menangis

Jaksa menyebut Altaf, menangis setelah mengambil barang-barang Zidan.

Peristiwa itu terlihat dalam adegan ke-28 dalam rekonstruksi.

Dalam adegan, Altaf tampak duduk di depan mayat Zidan yang sudah tergeletak di lantai.

“Tersangka di kamar kos sempat sadar dan menangis,” kata jaksa Edrus saat membacakan narasi rekonstruksi.

Altaf terlihat sempat mengatakan ‘maaf’ dan ‘terima kasih’.

Ia juga memperagakan adegan menusuk tubuh korban secara berulang, sembari mendorongnya.

“Ada puluhan berarti tusukannya? Sampai 100, enggak?” tanya jaksa Alfa Dera ke Altaf.

“Kemarin pas dicek ada 30, Pak,” jawab Altaf.

“Tiga puluh tusuk,” sahut Alfa Dera, meyakinkan.

Keluarga Altaf, Belum Minta Maaf

Faiz selaku paman Zidan, mengatakan jika hingga saat ini belum ada keluarga dari tersangka, Altaf, yang meminta maaf.

Menurutnya, padahal pihak Zidan, sudah memberikan nomor kontak kepada pihak Altaf.

“Sampai dengan saat ini dari keluarga pelaku, masih belum ada inisiatif atau kemauan untuk menghubungi keluarga korban.”

“Sebenarnya kami, adik saya ini sudah bertemu dengan orang tua pelaku,” jelas Faiz, Selasa (22/8/2023).

“Sudah diberi nomor handphone juga. Kami juga sampaikan, bahwa bisa menghubungi, ya. Kami persilakan menghubungi.”

Faiz menilai, jangankan meminta maaf, untuk bersilaturahmi pun keluarga Altaf, belum menunjukkan iktikad baik.

“Tetapi sepertinya sampai dengan saat ini, masih belum ada iktikad baik, ya.”

“Kami sampaikan, belum ada iktikad baik untuk bersilaturahmi, khususnya meminta maaf secara langsung kepada keluarga kami.”

Baca juga:

Muchtar Fathoni–paman Zidan lainnya–mengatakan, sempat bertemu keluarga Altaf.

Namun, ia menyarankan keluarga Altaf untuk mendatangi langsung kediaman keluarga Zidan di Lumajang untuk melayat dan meminta maaf.

“Pada pertemuan dengan orang tua, ya, cuma mengobrol biasa saja.”

“Ya, kami sampaikan, memang sebaiknya kalau bisa datang ke Lumajang sana, akan lebih baik begitu, ya.”

“Tapi mereka masih pikir-pikir, begitu,” kata Fathoni.

Ia pun menyayangkan keluarga Altaf yang sampai saat ini belum juga menemui keluarga Zidan.

“Sampai dengan saat ini pun belum ada tindak lanjut begitu. Sebenarnya ‘kan kita adat ketimuran, ya.”

“Sebenarnya, dalam artian orang punya salah, minimal ada iktikad baiknya ke situ. Saran saya ‘kan seperti itu dari awal.”

“Tapi sampai saat ini belum ada sama sekali buat datang untuk melayat, kek, atau apa,” tutup Fathoni.