Berita  

Ricky Rizal Wibowo, 5 Kesaksian Anda Ini Tak Masuk Akal!

Kesaksian Ricky Rizal

Ngelmu.co – Majelis hakim geram dengan kesaksian Ricky Rizal Wibowo di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (5/12/2022).

Tepatnya, dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J).

Saat itu, Richard Eliezer Pudihang Lumiu dan Kuat Ma’ruf, duduk sebagai terdakwa.

Majelis hakim menegur Ricky, bukan tanpa alasan, tetapi karena kesaksian yang bersangkutan, tidak masuk akal.

Mulanya, Ricky menjelaskan kronologi kasus yang ada; dari kejadian di Magelang hingga Jakarta.

Hakim Wahyu Imam Santoso pun mencecar Ricky, karena menganggap yang bersangkutan menutupi peristiwa sebenarnya.

Hakim: Jangan kamu potong dulu, kamu berkorban, mengorbankan masa depan anak-anak kamu, untuk menutupi ini semua?

Sampai hari ini, mencoba menutupi? Seolah-olah saya percaya apa yang diceritakan kamu.

Dari tadi saya diamin kamu, saya tahu kapan kamu bohong, kapan kamu enggak!

Cerita kamu enggak masuk akal! CCTV itu, lo, jelas bukti CCTV itu. Bagaimana kamu cerita seperti itu?!

Baca Juga:

Tak Dengar Perintah Sambo

Ricky mengaku tidak mendengar Ferdy Sambo memerintahkan Eliezer untuk menembak Yosua di rumah dinas; Kompleks Polri Duren Tiga.

Sebelum penembakan, ia hanya mendengar Yosua, bertanya, “Ada apa, Pak?”

Namun, Sambo meminta Yosua untuk jongkok. Setelah itu, kata Ricky, Eliezer langsung menembak ke arah Yosua.

Hakim: Faktanya yang terjadi di Duren Tiga?

Ricky: Waktu itu saya sebentar, Bapak seperti ini, terus Yosua itu, “Apa, Pak? Ada apa, Pak?”

Hakim: Kemudian saudara Richard, langsung tembak?

Ricky: Siap.

Hakim: Benar, ‘kan?

Ricky: Waktu itu, Pak Ferdy Sambo, saya belum lihat, [cuma dengar suara] “Jongkok! Jongkok!”

Hakim: Kemudian Richard, menembak?

Ricky: Menembak.

Hakim: [Eliezer] Disuruh tembak?

Ricky: Saya tidak mendengar.

Hakim: Saudara tidak mendengar? Terserah Saudara lah, ya, ‘kan!

Saudara ada di situ, di dalam CCTV itu, tampak sekali kalian bertiga di luar pada saat sebelum Sambo datang.

Kalian bertiga, terdakwa Kuat dan korban, ada di luar, sampai kemudian Saudara mengantarkan Yosua ke dalam.

Itu ada CCTV yang tampak di Duren Tiga. Artinya, apa?

Saudara memang sudah dipersiapkan bersama Kuat, untuk menghadapkan korban ini ke depan Sambo, untuk melaksanakan eksekusi, ‘kan begitu!

Amankan Senjata

Lalu, hakim kembali bertanya, mengapa Ricky, mengamankan senjata.

Hakim: Kamu ‘kan ditugaskan mencari Yosua, tapi kenapa kamu justru amankan senjata?

Ricky bercerita tentang dirinya yang ditugaskan oleh Putri Candrawathi untuk memanggil Yosua.

Menurutnya, perintah itu terlontar setelah kejadian yang diduga berkaitan dengan tergeletaknya Putri.

Saat itu, Ricky juga melihat Susi tengah menangis di sana. Namun, ia mengaku tidak tahu persis dengan apa yang terjadi.

Ricky: Saya naik ke lantai dua, saya lihat Susi, nangis, duduk di depan pintu.

Ketemu Om Kuat di sebelahnya, kayak, bahasanya ‘merungsung’ [cemas].

Lalu, Ricky berdalih mengamankan senjata–jenis Steyr dan HS milik Yosua–karena sempat terjadi perselisihan antara Yosua dengan Kuat.

Ricky: Waktu turun, saya cari Yosua, pertamanya, ketika saya cari ke kamar, saya lihat senjata api Steyr.

Saya pikir, Kuat Ma’ruf membawa pisau tadi. Saya takut Yosua, akan membalas. Jadi, saya pikir, senpinya amankan dulu.

Menurut Ricky, pengamanan senjata untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga:

Tak Lihat Sambo Tembak Yosua

Lebih lanjut, Ricky juga mengeklaim dirinya tidak melihat Sambo, menembak Yosua.

Ricky mengaku hanya melihat Sambo, menembak ke arah dinding rumah Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Ricky: Saya lihat FS, tembak itu ke dinding.

Ia mengaku hanya melihat Eliezer yang menembak Yosua. Namun, Ricky tidak mendengar Sambo memerintahkan Eliezer untuk menembak.

Menurutnya, saat itu ia masih berjalan menuju ke area ruang tengah; TKP pembunuhan Yosua.

Jaksa: Kenapa yang kau ingat hanya itu saja? Sedangkan saat, “Tembak, woy! Tembak, woy!”, itu enggak dengar?

Padahal itu lebih kencang daripada, “Jongkok kamu!”

Ricky: Yang jongkok, saya dengar. Saya di dalam, saya enggak dengar bapak [Sambo] pas bilang, “Woy, tembak woy!”

Karena itu ‘kan panjang, tapi saya enggak dengar.

Baca Juga:

Menolak Suruhan, tapi…

Hakim heran, karena Ricky menolak suruhan membunuh Yosua, tetapi menuruti perintah mentransfer uang dari rekening Yosua.

Hakim: Saudara ini sudah disuruh membunuh, masih disuruh mencuri pun masih Saudara lakukan.

Ricky: Siap, saya tidak disuruh membunuh, Yang Mulia.

Hakim: Ya, ‘kan tadi disuruh membunuh, tapi Saudara tidak mau ‘kan? Benar ‘kan? Sekarang disuruh mencuri, mau?

Ricky: Siap, saya tahu kalau itu uangnya ibu juga, Yang Mulia.

Sebelumnya, Ricky juga mengaku jika namanya dipinjam untuk membuka rekening, guna menampung uang Sambo.

Ia mengaku punya dua rekening dari bank berbeda, di mana uangnya adalah milik Sambo.

Baca Juga:

Cuek saat Kuat Kejar Yosua

Kesaksian Ricky yang tidak masuk akal berikutnya, kembali membuat hakim bingung.

Pasalnya, tidak ada reaksi dari Ricky, saat mengetahui Kuat mengejar Yosua; sembari membawa pisau.

Hakim heran, tidak ada naluri di benak Ricky untuk menerka ada sesuatu yang tidak biasa di balik cerita Kuat tersebut.

Hakim bertanya, apakah sebagai anggota Polri, Ricky pernah ditempatkan di reserse kriminal.

Namun, Ricky mengaku hanya bertugas di satuan lalu lintas.

Lalu, hakim pun bingung dan bertanya-tanya, apakah polisi lalu lintas, tidak mempunyai naluri sedikit pun untuk merasakan ada sesuatu yang janggal.

Hakim: Saya bingung, apakah di lantas itu emang tidak punya naluri, ya? Masa orang mengejar pakai pisau itu dianggap masalah biasa?

Apakah memang kalian sebenarnya sudah merencanakan [pembunuhan terhadap Yosua] ini sejak di Magelang?

Ricky: Siap, tidak ada, karena kami tidak tahu kejadian yang sebenarnya.

Hakim: Saya sampaikan kepada Saudara, kami tidak butuh pengakuan Saudara.

Karena banyak alat bukti lain yang bisa menunjukkan kesalahan Saudara!

Baca Juga: