SBY dan Demokrat Kian Sulit Bikin Poros Mandiri Di Pemilu 2019

Pemilu 2019 masih setahun lagi, tapi panasnya persaingan sudah mulai terasa. Sejumlah survei menyebut, pertarungan politik masih diwarnai kubu pendukung Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Adakah kemungkinan poros mandiri lain di luar dua kubu itu? Misalnya oleh Demokrat dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ?

Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda mengatakan peluang itu sulit dilakukan oleh Demokrat dan oleh SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat Susilo untuk menandingi Jokowi dan Prabowo/ “Arah Demokrat itu semakin realisitis,” kata Hanta Yuda di Hotel Sari Pan Pasific, Minggu 18 Februari 2018.

Menurut Hanta, Demokrat akan berada dalam dua pilihan, berkoalisi dengan Prabowo atau dengan Jokowi pada Pemilu Presiden 2019. “Kalau melihat analisis saya, prioritas pertama Jokowi,” ujar dia.

Hasil survei yang dilancarkan Poltracking sendiri menunjukkan, nama Jokowi dan Prabowo mendominasi survei calon presiden 2019. Hanta mengatakan Demokrat nantinya akan menawarkan Agus Harimurti Yudhoyono sebagai calon wakil presiden di antara dua figur tersebut.

Nama Agus Harimurti masuk dalam radar Cawapres dengan tingkat dulungan paling tinggi. Di antara lima nama yang disurvei oleh Poltracking, elektabilitas Agus Harimurti 14,3 persen, kemudian disusul oleh Ridwan kamil 11,3 persen, Anies Baswedan 11,2 persen, Gatot Nurmantyo 10,7 persen, dan Muhaimin Iskandar 7,1 persen untuk mendampingi Jokowi.

Sedangkan untuk mendampingi Prabowo, Agus Harimurti juga memimpin dengan perolehan 16,5 persen, yang kemudian disusul oleh Anies Baswedan 16,4 persen, Gatot Nurmantyo 13,5 persen, Ahmad Heryawan 4,7 persen, dan Zulkifli Hasan 1,6 persen.

Poltracking juga melakukan simulasi lima nama kandidat presiden pada Pemilu 2019 dalam pertanyaan semi terbuka. Simulasi tersebut menghasilkan 55,9 persen memilih Jokowi dan 29,9 persen memilih Prabowo, yang kemudian disusul oleh Anies Baswedan sebesar 2,8 persen dan Gatot Nurmantyo 2,3 persen.

Poltracking melakukan survei di 34 provinsi di Indonesia dengan 1200 responden. Metode yang digunakan ialah stratified multistage random sampling dengan margin error 2,83 persen pada tingak kepercayaan 95 persen.

Pengumpulan data dilakukan oleh pewawancara terhadap responden yang telah terpilih secara acak. Setiap pewawancara melakukan survei 10 responden untuk setiap desa dan kelurahan terpilih.

 

https://nasional.tempo.co/read/1062023/pemilu-2019-sby-dan-demokrat-kian-sulit-bikin-poros-mandiri