Sekuat Apapun Penguasa, Jika Hukum Dipermainkan, Ulama Dipersekusi, akan Ditinggalkan Rakyat

Ngelmu.co, SURAKARTA – Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno Sudirman Said menyebut musuh utama dari Indonesia adalah tapi adalah kemiskinan, korupsi, ketidakadilan dan keterbelakangan.

Empat hal itu, kata Sudirman, adalah lawan dari rakyat sesungguhnya. Sehingga, dia mengungkapkan barangsiapa dia berjuang melawan musuh rakyat, maka rakyat pasti akan mendukung.

“Tapi sebaliknya, mau sekuat apapun itu partai, sekuat apapun itu penguasa, kalau hasilnya adalah ketidakadilan, hukum dipermainkan, ulama dipersekusi, orang beragama dimusuhi, pasti akan ditinggalkan rakyat, pasti itu, hanya soal waktu,” kata Sudirman Said saat memberikan pemaparan dalam pembekalan dan pengukuhan Koordinator Kecamatan-Koordinator Desa relawan Prabowo-Sandi, Minggu (30/12/2018) di Kota Surakarta.

Atas berbagai latar belakang itu, Sudirman kemudian menyebut Jateng menjadi salah satu fokus utama pemenangan Prabowo-Sandi yang merupakan Capres-Cawapres nomor urut 02 itu.“Pak Prabowo dan Pak Sandi berkeputusan mari kita perkuat Jateng, Pak Sandi meresmikan posko pertama pemenangan Prabowo-Sandi Jateng yang terletak di Surakarta,”pungkasnya.

Dirinya pun mengajak seluruh relawan di Solo raya untuk memilih dan memenangkan Prabowo-Sandi agar Provinsi Jawa Tengah semakin bebas dari korupsi.

“Kita ingin mengubah Jateng dari suasana yang marak korupsi menjadi pemerintahan yang bersih, petaninya menjadi sejahtera, dimana nelayannya menjadi nelayan yang nyaman menjalankan mata pencaharian, kita ingin mengubah Jateng menjadi bagian dari indonesia yang damai, yang adil dan makmur,”kata Sudirman Said saat memberikan pemaparan dalam pembekalan dan pengukuhan Koordinator Kecamatan-Koordinator Desa relawan Prabowo-Sandi, Minggu (30/12/2018) di Kota Surakarta.

Sudirman Said kemudian membeberkan fakta Jateng saat ini menjadi salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tingkat atau perilaku koruptif cukup tinggi. “Soal korupsi di Jateng, tidak pernah bosan saya sampaikan, dari 35 kabupaten kota, 21 diantaranya kepala daerahnya tersangkut korupsi, itu artinya ¾, dan dari 21 itu, 15 diantaranya datang dari satu Parpol,”ujar Menteri ESDM RI periode 2014-2016 ini.

Karena itu, imbuh Sudirman, jika ada pihak-pihak yang ingin mendominsai, tapi mendominasi dengan berpraktek tidak baik, dirinya tidak rela. “Kita tidak rela,karena itu kita ingin ubah jateng menjadi tempat berlombanya kebaikan, berlombanya kelurusan, kejujuran,”tandasnya.

Secara khusus, Sudirman juga mengungkapkan keinginan masyarakat untuk berubah sangat besar dalam bentuk partisipasi bukan mobilisasi. Menurut Sudirman, rakyat menginginkan perubahan signifikan.

“Kalau ada yang bertanya mengapa kok memperkuat basis Jateng, padahal itu kandang tertentu, kita mengatakan Solo Raya itu milik kita bersama, tidak ada satu pun yang mendominasi. Jadi tidak boleh ada pikiran, ini kan wilayah kami, karena politik dinamis bisa berubah-ubah,”pungkasnya.