Semangat Surat Al-Kahfi dan Al-Isra Jadi Penyemangat Ratusan Ribu Peserta Aksi 115

Ngelmu.co, JAKARTA – Ratusan ribu penganut agama Islam terus memadati Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Jumat pagi, untuk menggelar aksi bela Palestina 11 Mei (Aksi 115) untuk memprotes pemindahan Ibu Kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Aksi yang mengambil tema “Indonesia Bebaskan Baitulmakdis” itu diawali dengan Salat Subuh berjamaah di Masjid Istiqlal Jakarta. Ustaz Ahmad Isrofiel menjadi imam Salat Subuh. Ahmad Isrofiel adalah seorang hafiz (penghafal) Alquran yang merupakan alumnus program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Salat Subuh berakhir sekitar pukul 05.00 WIB. Acara berikutnya, pambacaan Alquran surah Alisra dan Alkahfi yang diikuti oleh 1.000 penghapal Alquran yang telah memenangi berbagai kompetisi di tingkat internasional.

Anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Bachtiar Nasir dalam aksi itu Jumat pagi menjelaskan bahwa kehadiran lebih dari 1.000 penghafal Alquran pada kegiatan aksi tersebut yang membaca surah Alisra dan Alkahfi diharapkan dapat memperkuat semangat perjuangan umat Islam di Indonesia dalam membela Palestina, khususnya membebaskan Baitulmakdis dari penjajahan Israel.

“Surah Alkahfi disunahkan untuk dibaca pada hari Jumat, sedangkan Surah Alisra dibacakan untuk menyemangati perjuangan kami,” kata Bachtiar.

Ia menambahkan bahwa penghafal Alquran tersebut merupakan para juara pembacaan dan penghafal Alquran di tingkat intenasional.

Makin siang, jumlah umat Islam yang datang ke Lapangan Monas makin banyak. Mereka berasal dari berbagai organisasi masyarakat. Ada pula yang datang beserta keluarga, kerabat, dan kawan sejawat.

Dipekirakan jumlah peserta aksi akan mencapai setidaknya satu juta orang hingga saat digelarnya Salat Jumat di Lapangan Monas.

Panitia penyelenggara menegaskan bahwa kegiatan aksi terbebas dari kampanye politik dalam bentuk apa pun.

Para peserta aksi hanya mengenakan atribut bertema Palestina, seperti syal rajutan dan pin bergambar bendera Palestina dengan kata-kata pembelaan untuk Palestina.

Sebagian peserta lainnya mengibarkan bendera Merah Putih, bendera Palestina, bendera bertuliskan kalimat syahadat berwarna hitam dan putih, serta poster-poster berisi ungkapan pembelaan untuk Palestina dan protes atas penjajahan Israel.

Sementara itu, sejumlah peserta aksi dari kalangan pemuda tampak menerbangkan layang-layang berwarna merah, putih, hijau, dan hitam yang merupakan warna dari bendera Palestina.

Pihak panitia menyediakan berbagai fasilitas pendukung kegiatan, seperti peturasan, ambulans, tenda-tenda kesehatan, dan logistik bagi para peserta aksi.

Kegiatan aksi diisi dengan orasi oleh tokoh-tokoh Islam yang berisi pembelaan untuk Palestina atas Israel yang telah menjajah negeri tersebut sejak 1948 hingga sekarang.

Direncanakan hadir dalam aksi itu, antara lain, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) K.H. Ma’ruf Amin, anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Ustaz Bachtiar Nasir, K.H. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, Ustaz Felix Siauw, dan Ustaz Abdul Somad.

Sebanyak 35.000 petugas gabungan Polri dan TNI akan mengamankan aksi massa tersebut.

“Jumlah massa mencapai ratusan ribu orang,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Kamis (10-5-2018).

Pada tanggal 6 Desember 2017, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pemindahan Kedutaan Besar Amerika Serikat ke Yerusalem dan mengakuinya sebagai ibu kota Israel.

Pemindahan Kedubes AS di Israel pada tanggal 14 Mei dari Tel Aviv ke Yerusalem menimbulkan protes yang berpotensi pada kekerasan.

Rencana pemerintah Amerika Serikat ini menuai reaksi dan kecaman dari sejumlah negara, termasuk Indonesia.

Pemindahan ibu kota itu juga diprotes dalam Resolusi Majelis Umum PBB. Pemindahan ibu kota itu juga berdampak pada konflik baru antara Palestina dan Israel yang banyak menelan korban jiwa dan luka-luka dari rakyat Palestina.

Yerusalem adalah kota suci bagi tiga agama besar, yaitu Kristen, Islam, dan Yahudi. Di kota itu terdapat situs-situs suci bagi ketiga agama tersebut, antara lain, Tembok Ratapan (Yahudi), Gereja Makam Kudus (Kristen), dan Masjidilaksa (Islam).

Terkait dengan Aksi 511 itu, Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia menutup layanan publik untuk pengurusan paspor, kenotariatan, dan visa pada hari Jumat.

Kawasan Monas tepat berada di depan Kedubes AS yang terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan. Jalan itu pun ditutup dan dijaga ketat oleh aparat keamanan gabungan dari TNI/Polri dan Satpol PP.

“Kedubes AS di Jakarta membatasi waktu kerja karyawan dan operasional Kedubes,” demikian keterangan tertulis dari situs resmi Kedubes AS.

Amanat Konstitusi Anggota Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama Bachtiar Nasir dalam aksi itu, Jumat pagi, mengatakan bahwa Aksi 511 yang digelar oleh umat Islam Indonesia merupakan amanat konstitusi.

“Atas nama rakyat Indonesia, kami menjalankan amanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa penjajahan di atas muka bumi harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan,” katanya.

Bachtiar menambahkan bahwa atas nama rakyat Indonesia, menuntut Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk tidak semena-mena, untuk memperhatikan rasa keadilan dunia, dan untuk menjaga perdamaian dunia.

Keputusan pemindahan ibu kota dan Kedubes AS itu, menurut dia, telah menistakan umat Islam karena merupakan bentuk pengakuan Israel yang telah menjajah Palestina selama lebih dari 70 tahun dengan membunuh dan mengusir jutaan rakyat Palestina dari Tanah Air mereka sejak perang 1948 hingga sekarang.

Ia menegaskan bahwa aksi tersebut merupakan upaya meneruskan perjuangan para pemimpin bangsa yang pada Konferensi Asia Afrik 1955 di Bandung yang menyatakan pembebasan Palestina dari penjajahan.

“Kami menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia agar bersungguh-sungguh memperjuangkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan meneruskan perjuangan para pemimpin di Konferensi Asia Afrika,” katanya.

Ia menegaskan bahwa aksi pembebasan Baitulmakdis diperkirakan diikuti oleh satu juta uma Muslim dan terlepas dari agenda politik apa pun, baik yang berkaitan dengan pilkada, pemilihan umum anggota badan legislatif, maupun Pemilihan Umum Presiden 2019.

“Tidak ada atribut partai politik dalam aksi ini. Yang ada hanyalah bendera Merah Putih dan bendera Palestina,” kata Bachtiar.

Dukung Penuh Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mendukung 100 persen semua aksi damai untuk kemerdekaan Palestina itu.

“Aksi damai untuk kemerdekaan Palestina, sejalan dengan amanah pendiri negara Indonesia dalam pembukaan UUD 1945, bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa,” kata Abdul Kharis ketika dihubungi melalui telepon selulernya dari Jakarta, Jumat.

Abdul Kharis menegaskan bahwa aksi damai solidaritas Indonesia untuk kemerdekaan Palestina pada hari Jumat yang akan dihadiri jutaan orang adalah wujud protes keras Indonesia kepada Amerika Serikat dan Israel atas penjajahan terhadap Palestina.

Protes ini sebagai wujud solidaritas atas perjuangan kemerdekaan Palestina dan membebaskan Baitulmakdis (Yerusalem), katanya.