Berita  

Senapan Serbu SS1 V1 Milik Briptu Kharisma, Tewaskan Pemuda Gunungkidul

Briptu Kharisma Pemuda Gunungkidul

Ngelmu.co – Senapan serbu jenis SS1 V1 milik Briptu M Kharisma Anugerah, menewaskan Aldi Apriyanto (19).

Aldi adalah pemuda Dusun Wuni, Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Ia tewas tertembak peluru yang berasal dari senjata milik Kharisma.

Peristiwa terjadi saat acara electone dan campursari tengah berlangsung di kampungnya pada Ahad (14/5/2023) malam.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra, mengatakan, saat ini Kharisma, telah ditetapkan sebagai tersangka.

Ia disebut lalai, hingga senjata laras panjangnya menewaskan Aldi.

“Senjata yang digunakan adalah senjata api laras panjang jenis SS1 V1,” tutur Nuredy.

“Untuk SOP dan maupun sanksi, itu nanti akan didalami oleh internal ataupun oleh propam,” sambungnya.

“Terkait dengan penyidikan, kita fokus, bahwasanya tersangka telah melakukan, karena kelalaiannya atau kealpaannya,” imbuhnya lagi.

“Sehingga mengakibatkan korban meninggal dunia,” jelas Nuredy.

Baca juga:

Mengutip laman Pindad, SS1 V1 merupakan senapan serbu pertama yang diadopsi langsung dari FN FNC.

Senapan tersebut memiliki berat kosong 4,02 kilogram, dan berat isi 4,38 kilogram.

Dengan amunisi 5,56 x 45 mm standar NATO, dan panjang laras 449 mm, SS-1 V1 dapat menembak sangat akurat; hingga jarak 400 meter.

Menurut Nuredy, saat peristiwa terjadi, Kharisma naik ke panggung untuk melerai kericuhan penonton di acara malam itu.

Tadinya, kata Nuredy, senjata tersebut dibawa oleh rekan Kharisma. Namun, yang bersangkutan kemudian memintanya.

“Dengan tujuan diamankan, dikarenakan yang membawa senjata masih junior,” kata Nuredy.

Saat diberikan, saksi menjelaskan dengan kode, jika posisi senjata terisi. Kharisma saat itu menganggukkan kepala, tanda ia mengerti.

“[Tersangka menghadapkan] senjata ke bawah. Namun, tidak dilakukan pengecekan dan tidak mengunci senjata tersebut,” tutur Nuredy.

“Kemudian pada saat tersangka menunduk untuk menegur salah satu penonton, tanpa sengaja, senjata api meletus, mengenai korban, dan mengakibatkan meninggal dunia,” sambungnya.

“Saat tersangka membungkuk, tanpa sengaja, tangan masuk ke pelatuk, sehingga meledak senjata tersebut,” imbuhnya lagi.

Baca juga:

Kabid Propam Hariyanto menyatakan bahwa Kharisma, melanggar Perpol Nomor 7 Tahun 2022 tentang Kode Etik.

Mengenai penggunaan senjata api, nantinya akan dilihat dengan Perkap Nomor 1 Tahun 2009; termasuk dengan penggunaan laras panjang.

“Perhatian khusus terkait dengan penggunaan senpi, penggunaan senpi itu sudah ada SOP-nya,” kata Hariyanto.

“Jadi, nanti kita akan mendalami, di mana titik kelemahannya atau di mana titik kesalahan,” sambungnya.

“Dari pengawasan, mungkin dari kanitnya, kemudian meningkat lagi dengan dari kapolseknya, terkait penggunaan senpi,” pungkas Hariyanto.

Tembakan Kharisma pun menewaskan Aldi dengan luka di leher bagian bawah yang menembus hingga dada bawah.

Aldi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Ngatiyo (56) dan Sutarmi (50).

Ia sempat dibawa ke puskesmas, sebelumnya ambulans mengantarnya ke RSUD Wonosari.

Baca juga:

Menurut saksi bernama Deri Saputra (29), sesampainya di lokasi, korban duduk di depan panggung.

Sebagai salah satu panitia acara, posisi Aldi, menghadap ke arah penonton.

“Duduk di depan panggung. Nah, pas posisi tertembak itu [korban] di sebelah saya. Jadi, sekali dor, terkapar,” beber Deri.

Ia mengatakan bahwa setelah itu, Aldi sempat melambaikan tangan dan tersenyum ke arahnya.

Deri mengaku saat itu belum sadar jika Aldi, tertembak.

“Setelah tertembak itu terkapar, sempat tersenyum dan melambaikan tangan sama saya. Saya kira memberi tanda ‘saya tidak apa-apa’, gitu,” jelasnya.

“Logika, menurut saya, tembakan peringatan itu ke atas, dan mungkin ini angin, jadi tekanan angin, korban kaget dan pingsan,” lanjut Deri.

Semua makin kuat, saat pelaku penembakan malah meminta Aldi untuk bangun dari tempat terkaparnya.

Menurut Deri, saat itu pelaku masih belum sadar jika senapan laras panjang memuntahkan timah panas ke tubuh Aldi.

“Terus pelaku penembakan itu bilang, ‘ayo bangun’, mungkin enggak sadar kalau di dalam senapan posisi ada pelurunya,” ujar Deri.

“Karena ‘kan tidak ada yang sengaja ingin membunuh, hanya keteledoran, dan itu membuat saya yakin kalau [Aldi] tidak kena tembakan, tapi tekanan angin, kaget, terus pingsan,” imbuhnya.

Baca juga:

Namun, Aldi tidak kunjung bangun. Deri pun langsung mengangkat tubuh korban dan membawanya ke Puskesmas Rongkop.

“Setelah 10 menit tidak bergerak, saya angkat, saya bawa ke Puskesmas Rongkop, saya yang menyetir saat itu,” jelasnya.

“Saat jalan, dua sampai tiga kilometer itu korban mengerang, dan sampai puskesmas, korban tidak sadar, darah keluar terus,” sambung Deri.

“Karena itu, saya oper ke ambulans. Lalu, dibawa ke RSUD Wonosari, Yogyakarta, dan saya di belakang, mengikuti sama keluarga,” lanjutnya lagi.

Namun, sesampainya di RSUD Wonosari, Deri mengaku jika dokter yang menangani mengatakan bahwa Aldi, tidak bisa tertolong.

“Lalu, saya bawa pulang sama keluarganya,” ungkapnya, sekaligus berharap kasus ini diusut tuntas.

“Bocahnya alim, enggak doyan miras sama merokok, karena itu banyak orang yang merasa kehilangan,” pungkas Deri.