Silaturahim Kebangsaan PKS: Dimulai dari PPP, Demokrat, PDIP, PKB…

Silaturahim Kebangsaan PKS

Ngelmu.co – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar ‘Silaturahim Kebangsaan’ dengan berbagai partai politik. Dimulai dari PPP, Partai Demokrat, PDIP, PKB, hingga Partai Golkar.

PPP

PKS, menerima kedatangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), di kantor DPP PKS MD Building, Jakarta, Rabu (14/4) lalu.

Pada pertemuan tersebut, kedua jajaran partai membicarakan banyak hal, hingga meneken nota kesepahaman yang memuat tujuh poin:

  1. Menjaga keutuhan NKRI,
  2. Menjaga demokrasi,
  3. Mengamalkan nilai-nilai Islam,
  4. Memajukan ekonomi umat hingga industri halal dunia,
  5. Berkomitmen menjadi bagian dari solusi,
  6. Merangkut masyarakat dengan memberikan pemahaman, serta
  7. Menjadikan bulan suci Ramadhan sebagai sebagai waktu untuk bermuhasabah.

Lebih lanjut, Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi, menjawab kemungkinan koalisi partai Islam di Pemilu 2024.

“Itu ide bagus. Kenapa tidak? PKS, prinsipnya adalah partai yang visinya rahmatan lil’alamin,” tuturnya, Rabu (14/4).

“Kita ingin menyambut siapa pun yang ingin bergabung dengan kita,” sambung Habib Aboe.

“Kita akan menyatukan kerja sama besar kita untuk keumatan, maupun dengan yang lain. Jadi, sangat mungkin,” imbuhnya lagi.

Meskipun Habib Aboe paham, Pemilu 2024 masih jauh, “Tapi penjajakan-penjajakan ini, dalam waktu 2,5 tahun, sangat memungkinkan.”

“Apalagi bagi PKS dan PPP yang sama-sama menjadikan Islam, sebagai inspirasi kebangsaan.”

Baca Juga: Bertemu, PKS-PPP Bicara soal Koalisi Partai Islam Hingga Teken Nota Kesepahaman

PD

Lalu, pada Kamis (22/4), PKS berkunjung ke kantor DPP Partai Demokrat (PD) untuk membahas berbagai persoalan.

Mulai dari terorisme, penodaan agama, hingga kualitas demokrasi yang menurun

Presiden PKS Ahmad Syaikhu, menekankan, bahwa pihaknya menolak aksi kekerasan, karena tak ingin bangsa terbelah.

“Kita harus menyerukan penolakan terhadap segala bentuk aksi kekerasan,” tuturnya.

“Seperti terorisme, anarkisme, dan separatisme yang mengancam keamanan serta pertahanan NKRI,” sambung Syaikhu.

“[Begitu juga dengan] Tindakan penodaan agama yang mencederai nilai-nilai Ketuhanan yang Maha Esa,” imbuhnya lagi.

Lebih lanjut, Syaikhu juga menekankan, bahwa partainya menolak upaya stigmatisasi terorisme serta radikalisme, terhadap Islam dan Muslim.

“Islam dan seluruh agama di dunia adalah ajaran yang menyerukan rasa persaudaraan dan perdamaian.”

Sementara Ketua Umum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), mengatakan, “Kami banyak berdiskusi tentang persoalan kebangsaan, demokrasi, dan juga kesejahteraan rakyat Indonesia.”

Mewakili PD, ia pun mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi, “Atas dukungan moril dan perhatiannya kepada kami.”

“Khususnya dalam tiga bulan terakhir ini, saat kami tengah menghadapi ujian besar atas eksistensi, kewibawaan, dan kedaulatan partai.”

Baca Juga: PKS-Demokrat Bertemu: Bahas Terorisme, Penodaan Agama, hingga Kualitas Demokrasi yang Menurun

PDIP

PKS juga berkunjung ke DPP PDIP di Kantor Pusat PDIP di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Selasa (27/4) lalu.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang hadir dalam silaturahmi tersebut mengatakan, “Walau berbeda posisi di pemerintahan, bukan berarti tak ada ruang untuk dialog.”

Sedangkan Habib Aboe menyebut, kedatangan pihaknya adalah untuk belajar bagaimana mengurus negara.

Sekaligus memperkenalkan pengurus baru PKS, hasil Musyawarah Nasional beberapa waktu lalu.

“Bagi-bagi ilmunya-lah,” kata Habib Aboe.

Alasan ketidakhadiran Presiden PKS Ahmad Syaikhu yang disorot berbagai pihak pun jelas, yakni karena Sekretaris Majelis Syuro PKS, wafat.

Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera juga menjelaskan, salah satu isi pertemuan tersebut adalah membahas peningkatan kualitas Pemilu.

Keduanya juga membahas ekonomi negara, “Bahas penanganan Covid, penguatan ekonomi nasional.”

“Hingga peningkatan kualitas Pemilu, dan demokrasi,” beber Mardani, secara terpisah.

PKB

Pada Rabu (28/4) kemarin, pengurus DPP PKS, bersilaturahmi ke Kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Usai pertemuan, kedua partai pun sepakat untuk mengakhiri masalah politik dari kontestasi-kontestasi sebelumnya.

“Kami sepakat, permasalahan politik sisa-sisa dari pemilihan legislatif, Pilkada masa lalu, diselesaikan.”

Demikian ujar Sekretaris Jenderal PKB Hasanuddin Wahid, di kantor DPP PKB, Jakarta.

PKS dan PKB tidak ingin menjadikan umat sebagai korban dari permasalahan politik yang telah lalu.

Saat ini, perbedaan keduanya hanya sebatas posisi politik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Itulah yang sedang kami bangun, agar Indonesia pada 2024, nantinya benar-benar mampu menjadi bangsa yang benar-benar maju dan sejahtera,” jelas Hasanuddin.

Habib Aboe juga mengatakan, jika PKS dan PKB, punya pandangan yang sama.

Mereka sepakat melanjutkan kerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan umat, serta membantu pemerintah mengatasi dampak pandemi COVID-19.

“Terdapat kesamaan pandang antara PKS dan PKB, mengenai perlunya membawa bangsa ini bangkit menuju keadilan dan kesejahteraan.”

“Perlu ada kenaikan taraf hidup umat, agar mereka lebih sejahtera,” kata Habib Aboe.

Pertemuan tersebut pun menghasilkan banyak titik temu, terutama berkaitan dengan persoalan keumatan.

“PKB dan PKS, sama-sama lahir dari rahim umat, sama-sama lahir dari pesantren,” tutur Habib Aboe.

“Semua menjadikan bapak bangsa yang sama, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari,” pungkasnya.

Partai Golkar

PKS juga silaturahmi dengan Partai Golkar. Presiden PKS Ahmad Syaikhu beserta jajaran, tiba di Gedung DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, sekitar pukul 16.35 WIB, Kamis (29/4).

Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan sederet elite partainya menyambut kedatangan PKS.

Syaikhu juga tak sendiri, ia didampingi Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi, dan Ketua Fraksi DPR RI Jazuli Juwaini.

Ketua Bidang Pengembangan Jaringan Ekonomi DPP PKS Anis Byarwati, Wakil Sekretaris Jenderal Hubungan Antar Lembaga Moh Rozaq Asyari, serta Wakil Ketua KSP [Kantor Staff Presiden] Ahmad Baidillah Barra juga hadir.

Nampak suasana penuh keakraban, ketika pimpinan kedua partai bersua.

Airlangga dan Syaikhu pun berjalan bersama menuju lift yang di belakangnya, kedua elite partai mengikuti.

Pertemuan berlangsung di lantai 3, Kantor DPP Golkar. Awalnya, pertemuan dijadwalkan pada 26 April lalu.

Namun, pertemuan diundur hingga hari ini, karena satu dan lain hal.

MUI

Di luar partai politik, PKS juga bersilaturahmi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Presiden PKS Ahmad Syaikhu mengatakan, tujuan kedatangan mereka adalah meminta nasihat, bimbingan, serta doa.

“PKS silaturahim ke MUI, bermaksud ingin meminta nasihat, bimbingan, dan doa dari para ulama di MUI,” ujarnya.

“Agar PKS istikamah membela umat. Bagi PKS, MUI adalah lembaga terhormat dan mulia yang memiliki tugas penting membimbing umat,” sambung Syaikhu, Rabu (28/4).

Lebih lanjut, PKS juga mengaku siap bersinergi demi kepentingan umat dan bangsa, dalam berbagai hal.

Termasuk mengupayakan penyebarluasan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, menjaga Pancasila dan NKRI.

Begitu pun mengokohkan ukhuwah Islamiyah, menjaga kerukunan antarumat beragama, dan pemberdayaan ekonomi.

Dalam pertemuan itu, PKS juga meminta masukan serta dukungan dari MUI, terhadap sejumlah RUU yang mereka perjuangkan di parlemen.

“Mohon doa dan dukungannya, saat ini kami bersama partai lain sedang memperjuangkan RUU Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama.”

“Sebagai bentuk penghormatan kepada ulama, pewaris para Nabi, juga RUU Larangan Minuman Beralkohol, RUU Kewirusahaan Nasional,” jelas Syaikhu.