Sumbang 33 Kepala Daerah, Jateng Darurat Korupsi

Ngelmu.co, SALATIGA – Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut 2, Sudirman Said mengaku prihatin dengan banyaknya kepala daerah di Jateng yang tersandung kasus korupsi. Dalam catatannya, ada 33 kepala daerah yang ditangkap KPK karena kasus korupsi.

“Jateng sudah darurat korupsi, ini fakta yang sangat memprihatinkan,” kata Pak Dirman dalam diskusi terbuka ” Refleksi 20th reformasi, memaknai pancasila dan UUD 45, Indonesia Darurat Korupsi” di Hotel Laras Asri, Salatiga, Minggu (10/6/18).

Banyaknya kepala daerah yang tersandung korupsi ini membuat roda pemerintahan rusak. Dan imbasnya, kemiskinan semakin besar dan rakyat Jateng semakin menderita. Karena anggaran yang seharusnya untuk kepentingan masyarakat, justru dinikmati kepentingan sendiri.

“Jadi sudah saatnya pemimpin yang ngayomi rakyatnya. Pemimpin yang tak berurusan dengan korupsi,” ujarnya.

Dalam diskusinya Sudirman Said juga menyayangkan kenapa politik sekarang berfokus pada korupsi dan kepentingan individu bukan kepentingan masyarakat. Ia berjanji akan mengembalikan politik ke nilai luhurnya.

“Politik sebagai jalan untuk melayani dan sebagai jalan untuk kesejahteraan msyarakat,” ucapnya.

Pak Dirman menyayangkan karena para pendiri bangsa menorehkan sejarah atas nama kerakyatan dengan nilai-nilai politik luhurnya bukan nilai-nilai korupsinya.

“Mereka itu orang hebat dan terhormat pada masanya yang menyerahkan seluruh hidupnya pada politik kemasyarakatan,” sambungnya.

Dia pun menghimbau agar pesan pendiri bangsa itu harus ditunaikan menjadi prioritas agar bangsa ini kelak akan menjadi bangsa yang kuat karena bila tingkat korupsinya semakin tinggi maka tingkat kemakmurannya semakin turun.

“Saya akan fokus untuk membangun manusia, membangun akhlak, membangun pendidikan yang dalam 5 tahun kita akan menjadi provinsi yg unggul,” tandasnya.

Pak Dirman menambahkan, Jateng merupakan provinsi yang sangat potensial, topografri sangat baik dan dari segi budaya juga sangat kaya, tapi kenyataannya jateng termasuk salah satu provinsi miskin di indonesia.

“Ini karena persoalan kepemipinan, kita harus merubah sejarah jateng untuk di bawa ke alam intelektualitas agar kita semakin berkualitas” katanya.

Fokus pembangunan jiwa dan kemanusiaanya juga masuk dalam prioritasnya dalam membangun Jateng ke deoan. Karena justru hal itu yang sangat fundamental. “Seperti di lagu Nasional kita, Bangunlah jiwanya dulu baru badannya,” tandasnya.