Ngelmu.co –Â Presiden Palestina, Mahmoed Abbas melakukan kunjungan ke Arab Saudi. Mahmoed Abbas menemui Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di Istana Al Yamamah, Riyadh. Dalam pertemuan itu, Raja Salman menegaskan dukungannya terhadap kemerdekaan Palestina.
Raja Salman menegaskan bahwa setiap pernyataan yang disampaikan Amerika Serikat terkait situasi terkini Yerusalem sangat membahayakan bagi proses perundingan yang sedang berjalan. Selain itu, pernyataan Donald Trump tersebut membuat ketegangan di Palestina meningkat.
“Akan membahayakan perundingan damai dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Langkah berbahaya semacam itu, tampaknya akan mengobarkan hasrat umat Islam di seluruh dunia karena status Yerusalem yang besar dan Masjid Al-Aqsa,” kata Raja Salman seperti dikutip dari Saudi Press Agency (SPA), Kamis (21/12).
Salman dan Abbas juga membahas terkait perkembangan terkini yang terjadi di wilayah Palestina. Pertemuan juga dihadiri oleh sejumlah pejabat dan Pangeran Arab Saudi.
Dilansir dari Arabnews, utusan Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, sebelumnya sempat menyatakan harapan atas dukungan yang kuat bagi Palestina dari tindakan klaim status Yerusalem oleh Amerika Serikat. Menurut Riyad Mansour, isu tersebut perlu diselesaikan melalui negosiasi antara pihak Palestina dan Israel.
“Tentang penentuan nasib sendiri, saya berharap kita mendapat dukungan dari sekitar 180 negara, mengenai kedaulatan, pemungutan suara akan berada di 160 wilayah tersebut, dan untuk Yerusalem saya memperkirakan 170 negara akan memilih bersama kita yang menentang hak veto AS,” kata Mansour pada sebuah rancangan resolusi yang diveto oleh AS yang dihadiri Dewan Keamanan 15 anggota pada Senin (19/12).
Palestina tidak berdiam diri dan memperjuangkan haknya di konferensi Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Istanbul hingga sidang darurat Dewan Keamanan PBB.
Dalam laporan Aljazeera, pada pertemuan puncak Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, bahkan meminta dunia untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai “Ibu Kota Palestina”.
Sementara Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan bahwa tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah sampai langkah itu dibuat.