Ustadz Abdul Somad: Saya tidak Anti-NKRI

Ngelmu.co – Ustadz Abdul Somad pada akhirnya mengisi pengajian dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid An-Nur, Jalan Diponegoro Denpasar. Sebelumnya tokoh agama Islam asal Pekanbaru, Riau ini berhadapan dengan massa penolak yang menamakan diri Komponen Rakyat Bali (KRB).

Ustadz Somad dalam ceramahnya di Masjid An-Nur menegaskan, dirinya sama sekali tidak anti dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jika ada pihak yang menyebarkan isu tersebut dengan berpedoman pada potongan-potongan video pendek di media sosial, maka itu sama sekali tidak benar.

“Jika ada isu saya anti NKRI, ini pasti dibuat sama orang yang tidak punya paket data karena hanya menonton video pendek (jamaah tertawa). Tapi, kita tak boleh marah. Mudah-mudahan yang menyebar isu itu diberikan hidayah, rezeki banyak dan panjang. Islam ini adalah agama yang menjadi rahmat bagi sekalian alam. Ulama terdahulu membawa Islam ke negeri ini, sehingga Muslim bisa bertetangga dengan saudaranya yang beragama Hindu, Kristen, dan sebagainya,” kata Ustadz Somad di Masjid An-Nur Denpasar, Jumat (8/12) malam.

Ustadz Somad sama sekali tidak tersulut amarah dengan massa yang menolaknya sejak Jumat siang. KRB yang didominasi organisasi kemasyarakatan (ormas) Laskar Bali, Patriot Garuda Nusantara (PGN), Padepokan Sandi Murti, dan Banaspati itu bahkan berunjuk rasa di laman Hotel Aston Denpasar, tempat Ustadz Somad menginap. Mereka meneriaki umpatan dan ancaman supaya Ustaz Somad pergi dari Bali.

Tokoh agama dari Bumi Andalas ini mengajak seluruh masyarakat untuk tabayyun atau mencari tahu sebelum berpersepsi akan sesuatu. Ustadz Somad mengenang perjalanan hidupnya sekitar 1998 sebelum berangkat kuliah ke Mesir. “Waktu itu, 100 anak Indonesia yang mau kuliah ke Mesir harus lulus Pancasila dan ujian Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Saya menjadi satu dari 100 anak Indonesia yang lulus tes,” katanya.

Sepulang dari Mesir, Ustadz Somad mengikuti ujian menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi. Materi utama ujian salah satunya adalah tentang kecintaan terhadap NKRI. “Jadi, bukan cuma kemampuan bahasa Arab saja yang diuji. Harus cinta NKRI,” katanya.

Pria kelahiran 18 Mei 1977 ini bahkan rutin mengunjungi anak-anak Indonesia di pedalaman NKRI setiap Februari dan Agustus atau saat libur semester. Dari Kota Pekanbaru, Ustadz Somad menempuh perjalanan tujuh jam menggunakan sampan atau perahu kayu ke kampung-kampung terisolir. “Saya kibarkan bendera merah putih bersama anak-anak Indonesia di desa-desa tertinggal,” katanya.

Ceramah tokoh agama berusia 40 tahun itu pun ditutup dengan membaca Al-Fatihah bersama. Ustadz Somad dan seluruh Muslim Denpasar yang hadir di Masjid An-Nur mendoakan kerukunan umat beragama di Bali dan seluruh Indonesia tetap terpelihara. Mereka juga mendoakan pahlawan yang sudah berjuang untuk negeri ini.