Ahay, Puan Dukung Jokowi Kirim Mahasiswa ‘Kartu Kuning’ ke Asmat

Ngelmu.co – Saat menghadiri Dies Natalis Universitas Indonesia (UI), Ketua BEM UI, M. Zaadit Taqwa, mengacungkan Kartu Kuning yang berupa map besar berwarna kuning, kepada Presiden Joko Widodo saat Presiden Jokowi berfoto bersama rektor dan para profesor UI di Balairung UI, Depok, Jumat (2/2/2018). Saat momen foto bareng itulah, Zaadit yang berkemeja batik berdiri sambil mengacungkan ‘kartu kuning’.

Menanggapi ‘kartu kuning’ yang dilayangkan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia kepada Presiden Jokowi, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani menyatakan kesepakatannya dengan usul Presiden Joko Widodo untuk mengirim mahasiswa ‘kartu kuning’ tersebut langsung ke Asmat, Papua. Karena tujuan dari rencana pengiriman mahasiswa ‘kartu kuning’ tersebut agar mahasiswa bisa melihat kondisi riil bahwa pemerintah sudah bekerja.

“Seperti Presiden sampaikan mungkin ada baiknya juga teman-teman bem ini melihat langsung wilayah-wilayah tersebut,” ujar Puan di Kemayoran, Jakarta, Minggu (4/2).

Jokowi sebelumnya menyatakan bahwa dirinya ada kemungkinan akan mengirimkan pengurus BEM UI untuk ikut melihat kondisi warga di Asmat.

“Mungkin nanti saya akan kirim semua ketua dan anggota di BEM untuk ke Asmat, dari UI,” kata dia, di Situbundo, Jawa Timur, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (3/2).

Pernyataan Jokowi tersebut muncul setelah Ketua BEM UI Zaadit Taqwa memberikan kartu kuning kepada Jokowi tanda peringatan terkait penanganan gizi buruk di Asmat, Papua, saat acara Dies Natalis Ke-68 UI di Balairung UI, Depok, Jumat (2/2).

Puan menegaskan bahwa Pemerintah sudah turun sejak lama di wilayah wabah campak dan gizi buruk itu.

“90 persen negara sudah hadir di sana dengan semua kementerian dan lembaga datang ke sana memperbaiki jalan, jembatan rakyat dan lain-lain,” aku dia.

Adapun upaya yang dilakukan Pemerintah, menurut Puan, tidak hanya untuk jangka pendek, melainkan juga berkaitan dengan persoalan jangka menengah dan panjang. Bentuknya, kata Puan, perbaikan pola hidup masyarakat setempat, seperti kebersihan dan sanitasi serta ketersediaan air bersih.

Puan meminta mahasiswa mengkritik Pemerintah secara konstruktif dengan cara melihat permasalahannya lebih dulu secara langsung. Mahasiswa, menurut Puan, harus melihat banyak sekali persoalan di Indonesia ini yang harus dilakukan bersama-sama. Sebagai mahasiswa jika ingin melakukan suatu kritikan, maka kritikannya kritikan yang membangun.