Bawa Acara Kampanye 01, MC Justru Teriak “Kita Menangkan Bapak Pra …”

Ngelmu.co – Setelah, Jumat (1/2) lalu, Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen menyebut nama Prabowo Subianto dalam doa yang ia layangkan di samping Presiden Joko Widodo. Peristiwa serupa kembali terjadi ketika seorang pria meneriakkan bagian dari nama calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, saat sedang membawakan acara Kampanye kubu petahana, Jokowi-Ma’ruf.

“Ya Allah, hadza ar rois, hadza rois, Pak Prabowo ij’al ya ilahana (ya Allah, inilah pemimpin, inilah pemimpin, Pak Prabowo, jadikan lah ya Tuhan kami),” begitulah potongan doa yang diucapkan oleh Mbah Moen, yang kemudian viral di media sosial.

Dan kali ini, kejadian kembali berulang. Di sela-sela perkataan yang diucapkan oleh pembawa acara kampanye Jokowi-Ma’ruf, ia meneriakkan, “Kita menangkan Bapak Pra …,” yang beberapa saat kemudian langsung ia revisi menjadi, “Bapak Jokowi”.

Tergelincirnya lidah pembawa acara tersebut, membuat para peserta kampanye yang hadir menyoraki dirinya, dari bawah panggung. Namun, suara berbeda justru terdengar dari wanita yang sejak awal merekam kegiatan tersebut. Ia yang mengabarkan kampanye Jokowi-Ma’ruf terpantau ramai oleh rumput yang bergoyang (bukan manusia), langsung kegirangan sesaat setelah nama calon presiden pilihannya disebut di acara kampanye lawan.

Pria yang tidak diketahui namanya itu, mengajak semua yang hadir untuk ikut memenangkan Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 17 April mendatang, di acara kampanye Jokowi-Ma’ruf.

“Jadi kita jangan lupa gaungkan ke tetangga, ke saudara, ke sanak family. Kita menangkan Bapak Pra … Bapak Jokowi,” ujar sang pembawa acara yang disambut teriakan massa.

Tak lama kemudian, ia langsung memberikan pembelaan, jika dirinya salah menyebut nama calon presiden, karena merasa grogi berdiri di atas panggung. Tetapi kejadian tersebut justru disebut sebagai ‘kode’ alam, yakni jika ucapan Mbah Moen dianggap sebagai simbol spontanitas representasi Ulama, maka apa yang diteriakan oleh MC kampanye Jokowi-Ma’ruf tadi, menjadi simbol spontanitas representasi rakyat.