Berita  

Bela Polisi, Ade Armando: Suporter Arema sok Jagoan

Ade Armando Arema Jagoan

Ngelmu.co – Ade Armando–dalam video yang terunggah di kanal YouTube Cokro Tv–bicara soal tragedi Kanjuruhan.

Video berdurasi 8 menit 46 detik itu berjudul ‘Kok Polisi yang Disalahkan dalam Tragedi Kanjuruhan?‘.

Dalam video tersebut, Ade mengaku tidak setuju jika kepolisian disalahkan atas peristiwa berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022) malam lalu.

Menurutnya, pangkal masalah adalah karena sebagian suporter Arema, menyerbu masuk ke lapangan.

“Siapa pun yang menyaksikan video-video yang kini tersebar tentang tragedi di Kanjuruhan, pasti bisa mengenali, kalau pangkal permasalahan adalah sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan.”

“Mereka sombong, bergaya preman, menantang, merusak dan menyerang. Gara-gara merekalah tragedi itu terjadi.”

Bagi Ade, kekisruhan bukan datang dari aparat.

“Marilah kita bersikap objektif. Apa sih yang dimaksud dengan tindakan represif, pelanggaran profesionalisme, atau bahkan pelanggaran HAM yang dilakukan kepolisian? Apakah polisi memukuli suporter, menganiaya, menembaki para pendukung Arema? Sama sekali tidak ada…”

Menurut Ade, yang bisa dipersoalkan adalah penggunaan gas air mata.

“Sebagian pihak menyatakan, bahwa FIFA jelas melarang penggunaan gas air mata dalam stadion.”

Namun, kemudian Ade bertanya, apakah polisi Indonesia berada di bawah FIFA?

“Sekali lagi, marilah kita bersikap objektif… yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan, melanggar semua peraturan stadion, dengan gaya preman, masuk ke lapangan, petentengan. Dalam pandangan saya, polisi sudah melaksanakan kewajibannya…”

@ngelmuco #AdeArmando turut mengomentari tr4g3d! #Kanjuruhan ♬ Gugur Bunga – Jaya Suprana

Kewajiban polisi yang Ade maksud adalah bagaimana mereka sejak awal sudah meminta agar jadwal pertandingan dimajukan pukul 15.30 WIB.

Namun, panitia tidak mengindahkan.

Panitia tetap berkukuh untuk melaksanakan pertandingan pada pukul 20.00 WIB.

Menurut Ade, kuat dugaan ini berkaitan dengan jam tayang di televisi.

Pasalnya, itu merupakan waktu yang berpotensi diminati para pengiklan, sehingga bisa mendapat keuntungan besar; traffic-nya pun tinggi.

Baca Juga:

Langkah polisi selanjutnya, kata Ade, adalah meminta agar jumlah penonton dibatasi.

Namun, panitia justru mencetak tiket lebih dari batas kapasitas.

“Jadi, diduga ada over kapasitas di stadion, dan memang tidak semua suporter Arema yang salah.”

“Tapi 3 ribu orang yang masuk ke lapangan, cukup memporak-porandakan situasi.”

“Padahal pertandingan berjalan fair, tidak ada keputusan wasit yang meragukan. Termasuk Persebaya yang tidak bermain kasar,” ucap Ade.