Berita  

Bicara soal Ibu Kota Baru, Jokowi: Enggak Ada Banjir dan Macet

Ibu Kota Baru

Ngelmu.co – Bicara soal ibu kota baru yang disebut akan siap ditempati mulai tahun 2024 mendatang, Presiden Joko Widodo (Jokowi), mengatakan pengganti DKI Jakarta itu akan bebas banjir dan macet.

Janji Jokowi soal Ibu Kota Baru

Hal itu ia sampaikan, saat mencanangkan sensus penduduk 2020, sembari memutar video rencana pembangunan ibu kota negara yang baru.

“Tidak ada ibu kota seluruh dunia seperti ini nanti. Transportasi massal semuanya elektrik vehicle, autonomous vehicle. Banyak orang jalan kaki banyak orang bersepeda. Enggak ada banjir, enggak ada macet,” kata Jokowi di Istana Negara, seperti dilansir Republika, Jumat (24/1).

Sementara soal pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke ibu kota baru, menurutnya, tak mungkin jika seluruh ASN pusat tetap bertugas di Pulau Jawa.

Bahkan Jokowi siap ‘memaksa’, agar ASN pusat bersedia dipindah-tugaskan ke ibu kota yang nantinya berada di Kalimantan Timur.

“Pulau Jawa ini ‘kan salah satu dari 17.000 pulau yang kita miliki, masa semuanya pengin di sini semua,” tuturnya.

“Saya juga enggak tahu apakah nanti pindah pada mau. Kalau saya sih saya paksa,” imbuh Jokowi.

Baca Juga: Penyebab Kerusuhan di Penajam Paser Utara, Calon Ibu Kota RI

Melihat apa yang disampaikan Presiden ke-7 RI, soal ibu kota yang bebas dari banjir dan macet, mungkin saja bisa diupayakan.

Tetapi apakah ada jaminan, jika wilayah yang dipilih tersebut, bisa terhindar dari bencana kebakaran hutan dan lahan, yang selama ini kerap terjadi di sekitarnya?

Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Kamis (23/1), dalam dua hari terakhir, terjadi tujuh peristiwa karhutla, di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Titik karhutla tersebut, berada di wilayah yang telah ditetapkan sebagai ibu kota baru Indonesia.

“Potensi kebakaran lahan masih cukup tinggi, karena hujan masih jarang mengguyur wilayah Penajam Paser Utara,” beber Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara, Nurlaila, Kamis (23/1).

Kebakaran lahan pertama, meliputi kawasan RT 8, Kelurahan Nipah-Nipah, hutan kota belakang Kantor Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara.

Lalu, kebakaran lahan juga terjadi di lima titik lainnya, yakni:

  1. Kawasan RT 2, Kelurahan Sungai Parit;
  2. Lahan di belakang SMK Negeri 2 Kelurahan Nenang;
  3. Kawasan RT 2, Desa Giripurwa;
  4. Jalur 18 pipa gas, Kelurahan Lawe-Lawe; serta
  5. Kawasan RT 6, Kelurahan Saloloang.

“Tujuh titik panas di wilayah itu terpantau atau terdeteksi bergantian, dan diduga peristiwa kebakaran lahan dipicu faktor alam,” pungkas Nurlaila.