COVID-19 Percepat Jatuhnya Korsel ke Jurang Resesi, Indonesia Bagaimana?

South Korea Slumps Into a Recession

Ngelmu.co – Pandemi COVID-19 disebut mempercepat jatuhnya Korea Selatan, ke dalam jurang resesi. Hal ini disampaikan oleh Direktur Bank Korea, Park Yang-soo, seperti dilansir Nikkei Asian Review, Kamis (23/7).

“Turunnya ekonomi Korea, telah terjadi sejak Oktober 2017. Namun, guncangan pandemi COVID-19, mempercepat penurunan tersebut,” tuturnya.

Dalam 17 tahun terakhir, ini menjadi kali pertama bagi perekonomian Korsel; anjlok secara dua kuartal berturut-turut.

Hal serupa memang pernah terjadi di tahun 2003 lalu, meskipun penurunan paling tajam terjadi saat krisis global, tahun 1998.

Bank Korea pun mengumumkan, bahwa produk domestik bruto (PDB) Korsel, turun sebesar 3,3 persen; periode April-Juni 2020.

Jika impor negara itu merosot 7,4 persen, ekspor justru anjlok hingga 16,6 persen.

Sebelumnya, pada kuartal I/2020, produk domestik bruto riil (PDB) Korsel, tercatat -1,3 persen.

Bukan hanya Korsel, Singapura pun jatuh ke jurang yang sama; resesi.

Baca Juga: Indonesia di Ambang Resesi?

Lantas, bagaimana dengan Indonesia?

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Mohammad Faisal, menyampaikan tanggapannya.

Ia memprediksi, resesi ekonomi tidak hanya akan terjadi di Korsel dan Singapura.

Menurut Faisal, negara-negara lain juga akan menyusul; mengumumkan hal serupa, karena tekanan pandemi COVID-19.

Banyak terjadi. Khususnya pada negara mitra dagang Indonesia; kecuali Cina, yang diperkirakan akan tumbuh positif, karena ekonominya mulai pulih.

Dilansir bisnis.com, Kamis (23/7), Faisal, berpendapat jika hal yang sama juga akan terjadi pada negara-negara Asean.

Seperti Filipina, Malaysia, dan Thailand, “Negara-negara tersebut juga memiliki ketergantungan yang besar pada perdagangan global,” ujarnya.

Indonesia, lanjut Faisal, tentunya akan ikut terdampak.

Jika berbagai negara mengalami resesi ekonomi, permintaan terhadap ekspor Indonesia, pun diperkirakan menurun.

Menurutnya, kemungkinan, Indonesia akan mengalami resesi ekonomi, meskipun penurunannya tak sedalam Korsel dan Singapura.

“Indonesia belum [resesi], tapi kemungkinan besar akan mengalami resesi,” kata Faisal.

“Ancamannya sudah di depan mata, tapi tekanannya tidak akan sedalam Korea Selatan dan Singapura,” sambungnya.

“Karena mereka ketergantungan terhadap trade-nya besar, kita relatif kecil,” lanjutnya lagi.

Indonesia disebut masih memiliki bantalan pasar dalam negeri yang besar; dapat menahan resesi.

Ekonomi Indonesia, tahun 2020, diperkirakan akan terkontraksi di kisaran -1,5 hingga -3 persen.

Namun, Faisal menilai, resesi yang dialami Korsel dan Singapura, juga akan berdampak pada realisasi investasi di Indonesia; dalam jangka pendek.

“Mungkin akan ada tekanan investasi ke indonesia dari Singapura dan Korea Selatan,” tuturnya.

“Tapi tidak akan lama. Kalau global sudah pulih, mereka akan cepat rebound di 2021, karena fundamental ekonominya relatif kuat,” pungkas Faisal.