Berita  

Hagia Sophia Gelar Shalat Jumat Perdana Setelah 86 Tahun Berstatus Museum

Hagia Sophia Gelar Shalat Jumat Perdana Setelah 86 Tahun Berstatus Museum

Ngelmu.co – Setelah diresmikan untuk kembali menjadi masjid, hari ini Jumat (24/7/2020) Hagia Sophia (Aya Sofia) akan menggelar shalat Jumat perdana setelah sebelumnya menyandang status sebagai museum selama 86 tahun.

Diperkirakan sekitar 1.000 orang dapat melaksankan shalat jumat sekaligus upcara pembukaan di bagian dalam dan luar bangunan bersejarah itu.

Sejarah Hagia Sophia

Bangunan bersejarah yang telah berusia 1.500 tahun itu didirikan pada abad ke-6 sebagai katedral. Namun, bangunan tersebut kemudian dijadikan masjid pada 1452 ketika Ottoman, atau biasa disebut denagn Kekhalifahan Utamaniyah di bawah Mehmed II atau Sultan Muhammad Al Fatih, menaklukkan Konstantinopel yang kemudian berganti nama menjadi Istanbul.

Presiden Turki, Racep Tayyip Erdogan diketahui juga mengundang Paus Fransiskus untuk menghadiri pembukaan masjid. Namun, sejauh ini belum diketahui bagaimana tanggapan Paus.

Dua hari setelah diresmikannya kembali Hagia Sophia menjadi masjid, Paus mengaku sangat sedih atas keputusan terbut. Paus sendiri mengunjungi Hagia Sophia dalam kunjungan ke Turki pada 2014.

Lukisan dan Orgamen Kristiani Akan Ditutup

Selama persiapan shalat Jumat, lantai di dalam bangunan tua itu diselimuti dengan karpet agar tekstur dan arsitektur dari bangunan tersebut tidak rusak.

Dalam bangunan tersebut diketahui terapat lukisan serta ornamen Kristiani. Namun, otoritas Turki berkomitmen untuk tetap melestarikannya di Hagia Sophia.

Meski begitu, mosaik kekristenan yang tergambar di langit-langit Masjid Hagia Sophia yang meliputi gambar Yesus, Bunda Maria, dan roh kudus akan ditutup selama shalat Jumat berlangsung.

Shalat Jumat perdana di Masjid Hagia Sophia akan dipimpin oleh Ali Erba, yang merupakan ketuga keagamaan.

Pada 10 Juli 2020 lalu, Presiden Erdogan telah menetapkan bangunan yang menjadi katedral selama 900 tahun itu sebagai masjid, setelah pengadilan membatalkan status bangunan ikonik UNESCO sebagai peninggalan bersejarah.

“Kami memperjuangkan ini selama bertahun-tahun,” kata Genc di depan masjid Kamis (23/7/2020). Kubah dan menara Hagia Sophia menghiasi langit Istanbul selama satu abad terakhir.

“Hagia Sophia adalah simbol dan kami, seperti Muslim lain, ingin dibuka sebagai masjid… Saat Sultan Mehmed, sang penakluk datang ke Istanbul, ia membeli Hagia Sophia dengan uangnya sendiri sebagai simbol penaklukan dan ingin dijadikan masjid.”

Kelompok yang dipimpin Genc merupakan gerakan yang dibentuk oleh perdana mentari pertama Islamis Turki, Necmettin Erbakan, yang partainya yaitu Partai AK memimpin Turki di bawah kepemimpinan Erdogan selama 17 tahun.

Selam masa kepemimpinannya, Erdogan membentu kembali Turki modern yang didirikan tokoh sekuler negara itu, Mustafa Kemal Ataturk, dengan mencabut larangan memakai jilbab di depan umum, meningkatkan pendidikan keagamaan.

Di tengah kekacauan dan pemberontakan di Timur Tengah pada 2011, Erdogan juga berupaya mengangkat posisi Turki sebagai kekuatan regional dan memimpin kelompok Muslim Sunni.

Dengan menetapkan Hagia Sophia kembali menjadi masjid merupakan suatu tanda “mencapai kebebasan” Aqsa di Yerusalem, kata Erdogan bulan ini.

Upaya Erdogan untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid dilakukan sebelum pemilihan daerah tahun lalu. Langkah tersebut menyebabkan pukulan bagi Partai AK. Para pejabat mengatakan langkah itu memenuhi keinginan mendalam masyakat di negara itu.

“Keputusan menjadikan Hagia Sophia sebagai masjid adalah tuntutan lama mayoritas rakyat Turki,” kata juru bicara presiden Ibrahim Kalin.

Baca Juga: Pendeta yang Jadi Mualaf di Hagia Sophia itu Bernama Baba Muhammad

Ia mengatakan, di bawah kepemimpinan Erdogan masjid dan sinagog untuk masyarakat minoritas Kristen dan Yahudi Turki juga dibangun atau direnovasi.