Berita  

Imam Masjid di Serang Jadi Korban Keroyokan, MUI Turut Prihatin

Imam Masjid di Serang Jadi Korban Keroyokan, MUI Turut Prihatin

Ngelmu.co – Seorang imam masjid di Pontang, Kabupaten Serang, Banten, menjadi korban keroyokan oleh tiga orang pria. Adapun ketiga pelaku tersebut adalah MM (45), RY (58), dan SP (49).

Menurut Kapolres Serang, AKBP Yudha Satria, insiden pengeroyokan itu terjadi ketika korban baru selesai melaksanakan salat Ashar. Kebetulan saat itu, pelaku MM adalah salah satu jamaahnya.

“Awal mula kejadian pada Jumat (25/3) saat salah satu pelaku sedang melaksanakan salat Ashar dan dan menjadi imamnya adalah korban.” kata Yudha lewat keterangannya, Sabtu (16/4).

Hal tersebut bermula, ketika korban mengingatkan MM untuk meluruskan barisannya. Namun, pelaku justru tak terima dan menceritakan kepada dua pelaku lainnya.

Ketiga pelaku pun akhirnya menyusun strategi untuk mendatangi masjid pada waktu salat Magrib. Saat itu, korban masih menjadi imam. Selepas salat, mereka pun langsung melancarkan aksinya tepat di pintu masjid.

“Langsung menarik baju korban. Kemudian RY langsung memukul bagian wajah korban dengan menggunakan tangan kosong sebanyak tiga kali, lalu dipukul kembali oleh MM di bagian leher belakang sebanyak satu kali, dan bagian punggung sebanyak satu kali.” tutur Yudha.

“Setelah itu, SP langsung mencekik dari arah belakang dengan menggunakan siku tangan kanan. Setelah korban melepaskan cekikan tersebut, SP langsung memukul bagian wajah korban dengan menggunakan tangan kanan sebanyak satu kali.” tambahnya.

Tak terima atas perlakuan tersebut, korban pun lantas melaporkan kasus tersebut ke Polres Serang. Berbekal laporan itu, ketiga pelaku pun telah ditangkap di rumahnya masing-masing.

“Atas perbuatannya para tersangka akan dikenakan Pasal 170 KUHPidana tentang pengeroyokan dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan,” tandasnya.

Keprihatinan MUI

Kasus pengeroyokan imam masjid bukan baru sekali terjadi. Namun, sudah berulang kali. Hal ini pun membuat Majelis Ulama Indonesia prihatin.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan. Ia prihatian atas kejadian terlebih. Terlebih, perngeroyokan terjadi di bulan Ramadhan.

“MUI sangat prihatin atas peristiwa ini karena momentum Ramadan seolah tak mampu menciptakan suasana yang ramah, penuh rasa silaturahmi di tempat ibadah seperti masjid. Tapi apa hendak dikata, ibarat nasi sudah jadi bubur, maka peristiwa ini harus jadi pembenaran berharga bagus semua pihak,” ujar Amirsyah, dikutip dari Detik, Sabtu (16/4/2022).

Ia juga beperan kepada imam masjid yang menjadi korban keroyokan itu, agar bisa menegur secara santun, sehingga orang yang ditegur bisa menerima dengan baik.

“Di satu sisi, masjid harus mampu mewujudkan keindahan dan kebersihan dalam beribadah. Di sisi lain, pengurus masjid hingga imam mampu mewujudkan rasa kasih sayang dengan tegur sapa yang santun sehingga di antara jemaah yang diingatkan dapat menerima dengan baik,” tuturnya.

Untuk itu, Amirsyah berharap peristiwa pengeroyokan ini tidak terulang. Dia ingin semua pihak menjaga ketertiban dan kesejukan di masjid.

“Berharap peristiwa ini ada hikmahnya. Sekaligus berharap kasus imam dikeroyok oleh 3 orang pria tidak terulang,” jelas Amirsyah.

“Untuk mewujudkan suasana masjid yang bersih, sejuk, indah butuh kerja sama dan tanggung jawab semua pihak. Terlebih jemaah yang hadir di masjid diharapkan mampu menciptakan suasana beribadah yang khusyuk dan tawadu sehingga dapat menjadi contoh untuk mewujudkan Islam rahmatan lil’alamin,” sambungnya.

Baca Juga: Darmanto, Tersangka Penusuk Ketua MUI di Banyuwangi