Berita  

Israel Tembak Warga Palestina saat Antre Bantuan di Gaza, 112 Terbunuh

Israel Tembak Warga Gaza

Ngelmu.co – Pasukan penjajah Israel, melepaskan tembakan ke arah warga yang sedang antre untuk mendapatkan bantuan di utara Gaza pada Kamis (29/2/2024), dan setidaknya, 112 warga sipil terbunuh di sana.

Pasukan penjajah Israel, mengaku menembaki beberapa orang yang mereka anggap sebagai ancaman.

Sejumlah saksi mata menyaksikan ini.

Di mana kerumunan warga sipil, berupaya mendapatkan bantuan dari iring-iringan truk.

Truk-truk itu telah melewati pos pemeriksaan pasukan penjajah Israel di Gaza.

Namun, sesaat kemudian, Pasukan penjajah Israel, melepaskan tembakan.

Truk-truk pembawa bantuan pun berusaha melaju.

Menurut seorang saksi Palestina, sebagian korban juga tewas tertabrak truk-truk tersebut.

Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan Hamas di Gaza, Ashraf al-Qudra, lebih dari 760 orang pun terluka.

Israel merilis rekaman udara yang menunjukkan ribuan orang berada di dalam truk dan di sekitarnya.

Video setelah kejadian yang terunggah ke media sosial juga menunjukkan, beberapa korban tewas.

Mereka digotong ke dalam kereta keledai, dan truk bantuan yang sudah kosong.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, menyatakan ini sebagai pembantaian yang dilakukan oleh Israel.

Pemerintah Prancis juga mengatakan, penembakan yang dilakukan pasukan penjajah Israel terhadap warga sipil yang berupaya mengakses makanan adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan.

Israel terus membunuh warga Gaza

Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden, menyatakan kekhawatirannya.

Ia menilai penembakan tersebut akan mempersulit upaya AS–dan mediator lain–untuk menengahi gencatan senjata sementara.

Penembakan juga terjadi beberapa jam sebelum Kementerian Kesehatan Gaza, mengumumkan, lebih dari 30.000 orang–termasuk 21.000 anak-anak dan perempuan–terbunuh di Gaza; sejak 7 Oktober 2023.

Selama empat bulan terakhir ini, setidaknya, 7.000 orang lainnya dilaporkan hilang, dan 70.450 orang terluka..

“Ini sangat mengejutkan, karena jika Anda menambahkan jumlah orang yang terluka dan jumlah orang yang hilang, Anda akan mendapatkan lebih dari 100.000 orang yang mewakili 5 persen populasi.”

Demikian pernyataan Kepala Badan PBB yang menangani pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini.

PBB juga memperingatkan, akan terjadinya kelaparan di bagian utara Gaza.

Tempat di mana sekitar 300.000 orang bertahan hidup, dengan sedikit makanan dan air bersih.

Pasukan penjajah Israel, melancarkan serangan udara dan darat skala besar dengan dalih untuk menghancurkan Hamas.

Namun, faktanya, puluhan ribu yang dibunuh oleh Israel adalah warga sipil Gaza, Palestina.

Israel, Inggris, dan sekutunya, menyebut Hamas sebagai kelompok teroris.

Serangan Israel

Penembakan terjadi pada Kamis (29/2/2024), sekitar pukul 04.00 waktu setempat.

Terjadi tidak jauh dari pos pemeriksaan pasukan penjajah Israel di Jalan Rashid yang membentang di sepanjang pantai Mediterania.

Berbagai sumber Palestina, menyebut, lokasi penembakan berada di Bundaran Nabulsi; tepi barat daya Kota Gaza.

Bermula saat iring-iringan kendaraan yang mencakup 18-30 truk bantuan–sepanjang beberapa ratus meter–melewati pos pemeriksaan menuju utara.

Tidak lama kemudian, ketika truk terakhir hanya berjarak sekitar 70 meter dari sebelah utara pos pemeriksaan, kerumunan warga Palestina–yang sebagian besar berkemah di dekat lokasi menunggu kedatangan bantuan–berjalan menghampiri.

Juru Bicara pasukan penjajah Israel (IDF), Letnan Kolonel Peter Lerner, mengatakan, beberapa warga sipil mendekati pos pemeriksaan.

Pasukan penjajah Israel, tidak memberikan peringatakan.

Namun, Peter berdalih jika warga mengabaikan tembakan peringatan yang dilepaskan pasukan penjajah Israel di sana.

Ia justru mengatakan, pihaknya khawatir jika beberapa warga sipil, menimbulkan ancaman.

Mereka menjadikan hal tersebut sebagai alasan, sejumlah pasukan penjajah Israel, mulai menembaki warga yang mendekat.

Baca juga:

Adapun sejumlah warga Palestina, mengatakan, pasukan penjajah Israel, tidak melepaskan tembakan peringatan.

Dalam artian, pasukan penjajah Israel, langsung menembaki warga yang berada sekitar 70 meter dari pos tersebut.

Saat kerumunan massa menghampiri truk, dan tembakan senapan mesin dilepaskan dari pos pemeriksaan, kepanikan pun terjadi.

Truk-truk yang beberapa di antaranya ditumpangi banyak orang pun mencoba bergerak maju.

Saksi-saksi Palestina, mengatakan, banyak korban ditabrak oleh truk.

Puluhan korban kritis

Jubir Kemenkes Gaza, Ashraf al-Qudra, mengatakan, puluhan korban dalam kondisi kritis dibawa ke Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza.

Namun, petugas medis di sana tidak mampu mengatasi, karena banyaknya korban, dan tingkat keparahan kasus.

Di rumah sakit, seorang pria bernama Tamer Shinbari, tampak sedang menggendong jenazah temannya.

Ia mengatakan bahwa, dirinya pergi ke Bundaran Nabulsi dengan harapan mendapatkan sekantong tepung untuk keluarga yang mengungsi di sekolah-sekolah di Jabalia.

Namun, pasukan penjajah Israel malah melepaskan tembakan, membunuh warga, dan truk bantuan menabrak mayat-mayat tersebut.

Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Kota Beit Lahia, Hussam Abu Safieyah juga bicara.

Ia mengatakan, bahwa mereka telah menerima 10 jenazah, dan puluhan orang cedera dari bagian barat Kota Gaza.

Adapun Penjabat Direktur Rumah Sakit Al-Awda di Jabalia, mengatakan, mereka telah menerima 161 pasien terluka.

Di mana sebagian besar di antaranya korban tertembak.

Pernyataan Israel

Pasukan penjajah Israel, mengatakan bahwa tiap korban sipil adalah sebuah tragedi.

“Meskipun keadaan sangat sulit, kami terus berupaya memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di seluruh Jalur Gaza.”

“Kami akan belajar dari kejadian sulit ini untuk mencoba dan menemukan solusi yang lebih baik dalam menyalurkan bantuan kepada mereka yang membutuhkan.”

Pernyataan yang bertolak belakang dengan fakta yang ada.

Sebab, faktanya, pasukan penjajah Israel terus menyerang dan membunuh warga Gaza, Palestina.

Di mana sebagian besar di antaranya adalah anak-anak, perempuan, bahkan lansia.

Pernyataan Palestina

Hamas juga mengeluarkan pernyataan yang membantah penuturan pasukan penjajah Israel.

Hamas menyebut, ada bukti yang tidak terbantahkan, bahwa pasukan penjajah Israel, menembaki warga.

Termasuk tembakan ke arah kepala, dengan maksud membunuh secara langsung.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga menyalahkan pasukan penjajah Israel atas pembunuhan yang ia sebut sebagai pembantaian keji ini.

“Pembunuhan sejumlah besar warga sipil tidak berdosa yang mempertaruhkan kehidupan mereka, dianggap sebagai bagian integral dari genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat kami,” kata Abbas.

“Israel memikul tanggung jawab penuh,” sambungnya.

Pernyataan PBB

Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengutuk pembunuhan pasukan penjajah Israel tersebut.

“Warga sipil yang putus asa di Gaza, membutuhkan bantuan segera. Termasuk mereka yang berada di wilayah utara yang terkepung.”

“Di sana, PBB belum dapat memberikan bantuan selama lebih dari sepekan,” kata Stephane Dujarric, menjelaskan bahwa Antonio, mengulangi seruannya untuk pertolongan kemanusiaan segera, gencatan senjata, dan pembebasan semua sandera tanpa syarat.

Dewan Keamanan PBB juga dilaporkan telah menjadwalkan pertemuan darurat secara tertutup untuk membahas penembakan pasukan penjajah Israel ini.

Hancurnya utara Gaza

Bagian utara Gaza, mengalami kehancuran yang luas; setelah dijadikan fokus serangan darat tahap pertama pasukan penjajah Israel.

Sebagian besar wilayah itu juga sudah terputus dari bantuan kemanusiaan selama beberapa bulan, meskipun ada upaya dari badan-badan bantuan PBB.

Pekan lalu, Program Pangan Dunia (WFP), mengatakan, terpaksa menghentikan pengiriman bantuan ke utara Gaza.

Ini terjadi setelah gerakan pertama dalam tiga pekan, dikepung oleh kerumunan orang kelaparan di dekat pos pemeriksaan pasukan penjajah Israel di Wadi Gaza.

Lalu, mereka menghadapi tembakan di sana.

Upaya lain juga menghadapi kekacauan dan kekerasan total yang tampak dari runtuhnya ketertiban sipil.

Pada Selasa (27/2/2024), seorang pejabat senior bantuan PBB, memperingatkan, bahwa setidaknya 576.000 orang di Jalur Gaza, menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah.

Mereka berisiko kelaparan.

Ia juga memperingatkan bahwa satu dari enam anak di bawah usia dua tahun di wilayah utara, menderita kekurangan gizi akut.

Pada Rabu (28/2/2024), Kemenkes Gaza, mengatakan, enam anak tewas karena dehidrasi dan kekurangan gizi di rumah sakit utara Gaza.

“Dua korban meninggal di RS Al-Shifa, dan empat lainnya meninggal di RS Kamal Adwan.