Jokowi: Islam Tidak Mengajarkan Radikalisme

radikalisme

Ngelmu.co – Presiden Joko Widodo mengecam aksi serangan bom bunuh diri di Surabaya dan Sidoarjo, Jawa Timur. Jokowi menegaskan bahwa paham radikalisme dan terorisme tak diajarkan oleh agama mana pun, termasuk Islam.

Dilansir dari Kumparan, hal tersebut disampaikan oleh Jokowi saat membuka acara ‘Halaqoh Nasional Hubbul Wathon dan Deklarasi Gerakan Nasional Muballigh Bela Negara (GN-MBN)’ di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur. Acara tersebut diadakan oleh DPP Ikhwanul Mubalighin pada hari ini, Senin (14/5).

Pada kesempatan sama tersebut, Jokowi menitipkan pesan kepada ulama dan santri untuk terus menyebarkan pemahaman Islam yang benar dan yang sesuai tuntunan Nabi Muhammad SAW. Hal tersebt dikarenakan, pemberantasan radikalisme atau terorisme merupakan tugas bersama, termasuk para ulama dan santri.

“Jelaskan kewajiban pada santri-santrinya untuk mengingatkan pada jemaah-jemaahnya, untuk mengingatkan umat-umatnya, bahwa Islam tidak mengajarkan seperti itu (radikalisme), enggak mengajarkan kekerasan. Islam mengajarkan kita untuk sopan santun, rendah hati, karena itu yang diajarkan oleh Nabi besar kita,” ujar Jokowi.

Baca juga: Didesak Sahkan Revisi UU Antiterorisme, Ketua DPR: Pemerintah yang Minta Ditunda

Sebelumnya Jokowi dijadwalkan untuk menghadiri deklarasi GN-MBN ini pada Minggu (13/5). Namun akhirnya diundur dikarenakan adanya aksi bom di Surabaya dan Sidoarjo. Jokowi kemarin meninjau langsung tempat terjadinya tindaan radikalisme, teror bom bunuh diri tersebut.

“Saya sebelumnya meminta maaf karena kemarin membatalkan hadir. Tapi memang sesuatu yang harus saya lihat, saya tinjau langsung. Karena adanya kemarin 3 bom di Surabaya dan malamnya masih ada lagi bom di Sidoarjo, paginya masih ada bom lagi di Surabaya,” ujar Jokowi.

Dalam orasinya, Jokowi juga menyinggung fenomena aksi radikalisme yang saat ini marak yang melibatkan anak-anak. Yakni bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) dan bom yang meledak di Mapolres Surabaya. Jokowi berharap aksi radikalisme ini dapat ditanggulangi segera.

“Tadi pagi kalau enggak salah bawa anak kecil lagi, saya baru dapat informasi ada anak yang dibawa lagi, umur 8 tahun, umur 15 tahun, tutur Jokowi

“(Sehingga) Tidak ada lagi teroris di Indonesia, yang melakukan bom bunuh diri, melakukan hal yang tidak beradab,” tegas Jokowi.

Pada acara deklarasi GN-MBN yang diikuti sejumlah ulama dan santri ini, Jokowi tampak didampingi beberapa menteri. Adapun para menteri yang mendampini Jokowi di antaranya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Seskab Pramono Anung.