Kapolri Ungkap Motif Penyebaran Video ‘NU-Muhammadiyah’

Ngelmu.co – Sebelumnya beredar video saat Kapolri Jenderal, Tito Karnavian, mengatakan bahwa hanya NU dan Muhammadiyah yang berperan dalam proses berdirinya Indonesia di masa lalu. Sedangkan ormas Islam lain justru disebut Tito kerap berupaya meruntuhkan NKRI.

Pernyataan yang disampaikan Tito dalam sebuah video pidato editan itu beredar lewat media sosial dan langsung mendapat protes keras dari Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain.

“Sikap dan pengetahuan Anda (Tito) tentang hal Ini sangat mengecewakan. Ada banyak Ormas Islam di luar NU dan Muhammadiyah yang ikut berjuang mati-matian melawan penjajah di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Halmahera,” kata Tengku di akun Facebook-nya.

Selain itu video tersebut menuai banyak kecaman dari masyarakat luas. Banyak masyrakat yang menyayangkan pernyataan yang tidak berdasar itu. Karena fakta sejarah menceritakan bahwa yang ikut berjuang untuk NKRI tidak hanya NU dan Muhammadiyah.

Belakangan diketahui video yang diambil saat Tito berkunjung ke Ponpes Annawawi, Serang, Banten 8 Februari 2017 dan video disebut dibikin sedemikian rupa pihak tertentu untuk memfitnah Kapolri.

Terkait hal tersebut, Tito Karnavian menyebutkan bahwa ada motif politik di balik tersebarnya video pidato dirinya yang akhirnya menuai kontroversi. Tito mengibaratkan hal tersebut sebagai permainan catur dan ia menyatakan bahwa dirinya tidak ingin masuk dalam permainan orang lain.

“Motifnya juga enggak jauh-jauh arahnya ke politik-politik juga,” kata Tito usai pertemuan dengan DPP Syarikat Islam Indonesia (SII) di Kantor DPP SII, Jalan Latumeten, Jelambar, Jakarta Barat, Selasa 6 Februari
2018 seperti yang dikutip dari Viva.

Tito mengklaim bahwa dirinya sudah mendapatkan asal muasal video pidato itu, termasuk pihak yang mengedit dan menyebarkannya. Namun Tito enggan menyebutkan lebih rinci.

“Kami sudah tahu siapa, dari mana asalnya (video) itu, siapa yang viralkan,” ujar Tito seperti yang dikutip dari Viva.

Dalam pertemuan, Ketua Umum SII Hamdan Zoelva menyarankan agar video utuh pidato Tito berdurasi 2 jam diunggah untuk menjawab polemik tersebut. Akan tetapi Tito menolak saran tersebut, Menurut Tito, dirinya merasa tidak perlu melakukan klarifikasi dengan mengunggah video dengan durasi utuh itu.

Lebih lanjut, ia pun tidak ingin memperpanjang permasalahan ini.

“Masalah video itu clear and clean. 14 ormas kasih tahu Presiden, Menko Polhukam, Mendagri, Menag, bahwa udah selesai,” Tutup Tito seperti yang dikutip dari Viva .