Muslim Christchurch Tolak Donasi dari Donatur China, Apa Alasannya?

Ngelmu.co – Serangan teroris yang terjadi di Selandia Baru, Jumat (15/3) lalu, mendapat perhatian dari seluruh bagian dunia, termasuk China. Para donatur dari negeri tirai bambu tersebut pun turut memberikan donasi. Namun, jaringan wanita Muslim Christchurch justru meminta kepada pemerintah, agar mengembalikan dana sumbangan yang sudah diberikan untuk korban terorisme. Tetapi apa alasannya? Mengapa mereka sampai menolak?

Related image

Penolakan ini sangat masuk akal. Sebab, jaringan wanita Muslim Christchurch menganggap jika dana sumbangan yang mencapai 2 juta dolar Amerika Serikat (AS) itu, jauh lebih pantas diberikan kepada Muslim Uighur. Sosok yang berada di dekat mereka, tetapi justru luput dari perhatian. Bahkan, bisa dibilang Muslim Uighur dibiarkan berada dalam ‘penindasan’.

[read more]

Melansir Newshub, Walikota Auckland, Phil Goff memang terlihat menghadiri acara makan malam untuk delegasi dari Teochew International Federation, saat aksi terorisme terjadi. Dan China menjadi salah satu negara yang terlihat hadir di acara tersebut.

Dalam kesempatan itu, para delegasi berjanji akan menyumbangkan sekitar 500 ribu dolar AS, kepada para korban terorisme. Namun, jumlah sumbangan terus bertambah, hingga akhirnya mencapai 2,1 juta dolar AS.

Tetapi donasi yang awalnya diberikan kepada Yayasan Christchurch, Our People, dan Our City itu lagi-lagi ditolak oleh jaringan wanita Muslim Christchurch. Mereka justru melayangkan sebuah petisi untuk Perdana Menteri (PM), Anggota Parlemen, Walikota Goff, dan Federation of Islamic Associations of New Zealand (FIANZ).

Dalam petisi “Help Muslim Uyghers in China“, dijelaskan secara gamblang jika sumbangan yang sebelumnya dikirim untuk para korban terorisme, akan jauh lebih efektif jika dimanfaatkan untuk yang lain, salah satunya untuk memerangi Islamofobia yang sampai hari ini masih terus terjadi.

“Meskipun sikap itu sangat menyentuh hati, kami menyerukan permintaan yang sangat spesifik tentang bagaimana sumbangan ini harus digunakan. Banyak orang di komunitas Muslim yang ingin mengatasi masalah umat Islam Uighur, dan mengambil sikap menentang Islamofobia,” ungkap mereka dalam petisi.

Mereka bahkan berani menegaskan, jika bantuan paling berarti bukanlah materi. Melainkan penghentian penganiayaan terhadap Muslim Uighur, pun umat Islam di seluruh dunia yang menjadi korban Islamofobia lainnya, ini jauh lebih penting.

Dan mereka berharap Teochew International Federation bisa mengarahkan bantuannya kepada saudara sesama Muslim yang sampai hari ini masih teraniaya di Xinjiang, China.

Jika Muslim Christchurch, Selandia Baru begitu memikirkan Muslim Uighur saat mereka sendiri mendapatkan serangan dari teroris. Bagaimana dengan kita (Indonesia)? Sudahkah mengupayakan yang terbaik untuk ikut memerangi Islamofobia di seluruh penjuru dunia?

[/read]