Para Menteri dan Tokoh Ekonomi Sebut Virus Corona Bisa Pengaruhi Ekonomi RI

Virus Corona Ekonomi RI

Ngelmu.co – Benarkah virus Corona bisa mempengaruhi ekonomi RI? Demikian yang disampaikan para menteri dan tokoh di bidang ekonomi, terkait dampak buruk penyebaran (2019-nCoV), di Tiongkok. Selain membahayakan kesehatan rakyat Indonesia, perekonomian juga dinilai akan terganggu.

Virus Corona Dinilai bisa Pengaruhi Ekonomi RI

Seperti yang disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan; Sri Mulyani Indrawati, hingga Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI); Destry Damayanti.

Mulai dari sektor pariwisata, industri makanan dan minuman, hingga industri yang membutuhkan bahan baku, disebut akan terpengaruh virus Corona.

Mengapa demikian? Airlangga mengatakan, virus tersebut menyebabkan beberapa aktivitas ekonomi di Cina terhenti.

“Kita melihat ada persoalan ketidakpastian baru, yaitu Corona virus. Itu datangnya begitu mendadak, dan tadi dikatakan, Cina juga langsung menghentikan kegiatannya, apalagi yang terkait di Wuhan. Kalau kita lihat top market di Cina, sudah drop 9 persen” tuturnya.

Permintaan minyak dari Cina pun sudah turun 20 persen, sejak merebaknya virus Corona. Angka yang cukup besar.

“Ini tentu kita akan lihat berapa besar dampaknya selain tourism. Jadi tourism, sudah pasti akan kena. Singapura kemarin menyatakan, sudah melarang orang yang ke Cina dalam 2 pekan terakhir. Siapapun yang ke Cina dalam 2 pekan terakhir, dilarang masuk ke Singapura,” kata Airlangga.

Ia juga meyakini, sektor pariwisata Indonesia akan terkena dampak. Pasalnya, jumlah turis Cina yang berkunjung ke Tanah Air, sangat besar.

“Seperti di Sulawesi Utara maupun di Kepulauan Riau. Sehingga tourism adalah yang pertama terpukul oleh virus Corona,” lanjut Airlangga.

Baca Juga: Terkait Corona, RI Akan Setop Impor Beberapa Produk dari Cina

Supply chain juga akan terkena dampak, karena kota Wuhan—asal virus Corona—merupakan sumber bahan baku beberapa industri.

“Kita masih beruntung, karena pengaruh spare part dari Wuhan itu tidak terlalu berpengaruh dalam industri otomotif kita,” kata Airlangga.

“Tapi otomotif dunia dan elektronik dunia ini berpengaruh. Sehingga tentu bagi Indonesia, kita melihat dampak terhadap industri lain, seperti industri makanan minuman dan lain-lain,” sambungnya.

Kuartal I 2020

Sementara Sri Mulyani, mengatakan wabah virus Corona, akan berpengaruh kepada kinerja perekonomian di Cina, dengan prediksi akan sulit di kuartal I 2020.

Merosotnya kinerja ekonomi Cina, akan merembet ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Virus Corona Ekonomi RI

“Dalam situasi ini, prioritas ‘kan keselamatan dulu. Nanti pasti ada pengaruh ke seluruh dunia soal kinerja dan perekonomian Cina, ya,” kata Sri Mulyani.

“Rasanya kuartal I, saya rasa akan sulit,” imbuhnya setelah memberikan kuliah umum di Kampus UI Salemba, Jakarta Pusat, seperti dilansir Detik, Senin (3/2).

Baca Juga: Mencontoh Cina, Hary Tanoe Usul ke Airlangga Agar WNA Dipermudah Miliki Properti di RI

Kinerja ekspor Indonesia ke Cina, menurut Sri Mulyani, akan menurun. Begitupun dengan industri pariwisata, karena adanya larangan terbang dari dan ke Cina.

“Pengaruhnya ke Indonesia dan seluruh dunia mulai dari jalur tourism, harga komoditas. Ekspor secara umum akan terkoreksi,” ujarnya.

“Karena mereka akan terkena dampak, pada ekspor mereka sendiri. Lalu sisi domestic consumption juga pasti akan turun. Cukup panjang juga ini masa penanganan Corona di masing-masing kota dan provinsi di sana. Tapi saya yakin mereka akan menyiapkan policy untuk counter pelemahan itu,” beber Sri Mulyani.

Masih bisa Ditolerir

Di sisi lain, Destry Damayanti, mengatakan bahwa penyebaran virus Corona, jadi perhatian khusus di sektor ekonomi, untuk beberapa negara.

“Sekarang sudah diklaim sebagai salah satu kejadian yang sifatnya global, jadi suatu epidemi global, jadi concern ekonomi secara umum, sudah bukan kasus di Cina sendiri, tapi jadi masalah global,” jelasnya, di Jl Serang-Pandeglang, Banten, Senin (3/1).

Maka ia menilai, Indonesia juga perlu waspada, karena selama ini Cina jadi salah satu negara yang melakukan investasi serta penambah devisa, dari sektor pariwisata.

“Tapi kembali lagi, ini jadi perhatian umum global, jadi permasalahan ini tidak hanya menjadi masalah tanggungan Indonesia sendiri, tapi secara keseluruhan,” lanjut Destry.

Ia juga menilai, secara global, penyebaran virus Corona, mempengaruhi sentimen pasar, meski masih bisa ditolerir.

“Kita melihat bahwa pergerakan bisa ditolerir, ini reaksi pasar, saya rasa satu pergerakan pasar biasa, karena ini bukan hanya di Indonesia, bukan hanya pasar Indonesia saja yang kena, pasar secara global pun kena,” pungkas Destry.

Beberapa dampak ekonomi akibat virus Corona, juga bisa dilihat dari keresahan investor di pasar modal, serta negatifnya sejumlah bursa saham, di Asia pun Amerika Serikat.