Berita  

Penistaan Agama Makin Marak

Ngelmu.co – Di negeri ini, penistaan agama adalah salah satu kasus yang berulang. Bahkan, makin marak.

Meski merupakan agama mayoritas, Islam, justru kerap menjadi ‘sasaran’. Seperti yang belum lama ini terjadi.

M Kece

Bareskrim Polri Tangkap M Kece di Bali
Potret YouTuber M Kece saat ditangkap tim Bareskrim Polri–memakai topi dan mengenakan tongkat. (Dok. Istimewa)

Polisi menangkap YouTuber M Kece, di Bali, Selasa (24/8) malam, dan menjadikannya tersangka kasus penistaan agama.

Tim Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, berhasil mengamankan Kece, di Desa Dalung, Kuta Utara, Badung, Bali, pukul 19.45 WITA.

Penangkapan tersebut berdasarkan laporan polisi nomor LP/B/500/VIII/2020/SPKT Bareskrim tanggal 21 Agustus 2021.

Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Asep Edi Suheri, menyebut kasus ini langsung menjadi atensi, sejak awal.

“Dengan cara menyebarkan konten bermuatan SARA terhadap umat Muslim, melalui media YouTube, Channel MuhammadKece,” ujarnya, Rabu (25/8) kemarin.

Tertangkap di Bali, Kece pun digelandang ke Markas Bareskrim, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Saat dibawa petugas ke Polda Bali, Kece yang memakai topi, nampak berjalan dengan tongkat, dan sempat mengangkat jempol.

Setibaya di markas Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kece juga melambaikan tangan ke arah para wartawan, sembari mengatakan:

“Salam sadar! Semoga bangsa Indonesia pada nyadar! Selamat sore semuanya. Saya Muhammad Kece.”

Sebelumnya, pada video yang terunggah di kanal YouTube-nya, 19 Agustus 2021, Kece bilang:

“Karena memang Muhammad bin Abdullah ini pengikut jin,” tuturnya, dalam tayangan berjudul ‘Kitab Kuning Membingungkan’.

Dalam video lain, berjudul ‘Sumber Segala Dusta’, Kece juga bilang:

“Muhammad ini dekat dengan jin, Muhammad ini dikerumuni jin, Muhammad ini tidak ada ayatnya dekat dengan Allah.”

Dengan entengnya, ia juga mengubah kata ‘Allah’ menjadi ‘Yesus’, dalam salam.

“Assalamualaikum warrahmatuyesus wabarakatu. Alhamduyesus hirabbilalamin, segala puji dinaikkan ke hadirat Tuhan Yesus, Bapa di surga yang layak dipuji dan disembah,” ucapnya.

Seperti menantang dan tak merasa salah, Kece, tidak sedikit pun beriktikad mengklarifikasi videonya yang menggaduhkan masyarakatan.

Sukmawati Soekarnoputri

Sukmawati Soekarnoputri juga pernah terseret kasus dugaan penistaan agama, karena dinilai membandingkan Nabi Muhammad dengan sang ayah, Presiden pertama RI Soekarno.

Pernyataan yang keluar saat Sukmawati, mengisi diskusi di Gedung The Tribata Darmawangsa, Jaksel, 11 November 2019.

Bertajuk ‘Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’.

Ia mengungkit perjuangan Bung Karno, memerdekakan Indonesia dari penjajahan Belanda.

“Sekarang saya mau tanya semua, yang berjuang di abad 20 itu yang Mulia Nabi Muhammad, apa Ir Soekarno, untuk kemerdekaan?”

“Saya minta jawaban, silakan, siapa yang mau jawab, berdiri. Jawab pertanyaan ibu ini,” sambung Sukmawati.

Forum pun hening. Tak ada yang menjawab pertanyaan tersebut, sampai ia kembali melontarkan pertanyaan yang sama.

“Di abad 20, yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia itu Nabi yang Mulia Muhammad atau Ir Soekarno?”

“Tolong jawab, silakan anak-anak muda, saya mau tahu jawabannya. Ayo, jawab.”

“Enggak ada yang berani? Saya mau yang laki-laki, ‘kan radikalis banyaknya laki-laki,” kata Sukmawati.

Seorang mahasiswa akhirnya berdiri. “Saya Muhammad Takim Maulana mahasiswa UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta Selatan.”

“Memang benar pada awal abad ke-20, yang berjuang itu Ir Soekarno…”

Belum selesai bicara, ucapan Takim pun langsung dipotong oleh Sukmawati. “Oke, setop. Hanya itu yang ibu mau tanya.”

Lalu mahasiswa lain bersuara. Kali ini berasal dari Papua, dan menjawab, “Soeharto”, kemudian disambut gelak tawa hadirin.

Sukmawati juga melanjutkan pidatonya. Menurutnya, wajar jika kita menghormati para pejuang terdahulu.

“Memangnya kita enggak boleh menghargai, menghormati, orang-orang mulia di awal-awal, pokoknya abad modern?”

“Apakah suri teladan itu hanya nabi? Ya, oke, nabi-nabi, tapi pelajari perjalanan sejarah, ada revolusi industri.”

“Apakah kita tidak boleh menghargai seperti Thomas Jefferson, Thomas Alva Edison, orang-orang mulia untuk kesejahteraan manusia?” tanya Sukmawati.

Halaman selanjutnya >>>

Arnoldy Bahari