Opini  

Reuni 212: Muslim Berkelas. Bravo!

 

Saat ‘Alumni 212’ reuni, gue main golf di lapangan baru, Parahyangan Golf Club di Padalarang. Pulang ke Jakarta, Minggu jam 15.00, tol ngehe Cikampek gak macet. Tumben? Ada apa ini? Rupanya pada tumpek blek di Monas dan Bundaran HI dan jalan-jalan di sekitarnya.

Memperhatikan foto-foto berita di FB, twitter dan IG teman-teman bulu kuduk ane merinding. Bukan karena dari segi jumlah (berapapun jumlahnya kalikan 3 karena setiap yang hadir, insyaAllah didampingi 2 malaikat). Bukan juga karena mereka sholat tahajud, Subuh, dhuha berjamaah. Itu mah biasa! Cuma ibadah ritual!

Yang menerbitkan harapan bahwa bangsa Indonesia akan jauh lebih baik ke depan adalah:
1. Reuni jutaan manusia berlangsung selama lebih dari 12 jam, dari malam ke siang, dengan DAMAI. Di tengah kota, bukan di hutan terpencil.
2. Dihadiri umat Islam dari segala pelosok negeri (bahkan dari luar nagri), tanpa dikasi uang jajan nasi bungkus.
3. Dihadiri umat agama lain yang membuka hati dan empati, disambut ramah bagai famili.
4. Mereka nyanyi Indonesia Raya bareng. Menggetarkan langit!
5. Banyak pedagang kecil membagikan makanan/minuman secara gratis. Sebaliknya malah banyak peserta yang membayar lebih pada mereka.
6. Ratusan peserta antri tertib di stasiun kereta api.
7. Gak ada yang merusak rumput dan tanaman di sekitar Monas.
8. Satu jam setelah usai acara, area reuni kembali bersih kinclong.

Jutaan umat Islam yang hadir telah berhasil menunjukkan sikap Islami sejati: disiplin, empati, damai, cinta negeri! RESPECT!

Semoga sikap ini langsung diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari terutama ketika berkendara dan menggunakan hak pilih nanti. Jangan pilih partai yang calonnya demen korupsi. Jangan pilih wakil yang karakternya kayak Buto Cakil. Jangan pilih pemimpin yang bersikap tidak Islami.

Dah, gitu aja 🙂

Sumber: dari Akun Facebook Amrie Noor