Opini  

Rezim yang Punya ‘Banyak Solusi’

Oleh: Zico Alviandri

Emangnya kenapa kalau makanan kaleng mengandung cacing? Saat masyarakat heboh bahkan panik, sekali lagi menterinya pak Jokowi menunjukkan hal yang out of the box.

Dia adalah ibu Nila Moeloek, Menteri Kesehatan. Dengan meyakinkan, ia membuka mata masyarakat melalui pernyataannya yang dikutip banyak media dan kini jadi perbincangan viral. “Cacing itu sebenarnya isinya protein,” begitu terangnya.

Iya kan? Kecil-kecil gitu cacing juga mengandung protein kan? Nah, masalahnya apa? Makan aja! Toh itu bahan yang diperlukan tubuh. Jangan lupa, kaleng sarden juga mengandung zat besi lho! Silakan dimakan sekalian untuk melengkapi protein ikan+cacing.

Sungguh out of the box pemikiran seorang menteri dari kabinet pak Jokowi. Dan pemikiran yang tak terduga begini bukan cuma sekali. Sebelumnya sudah sering para menteri di Kabinet Kerja mengajukan solusi yang tak kepikiran sebelumnya kepada masyarakat.

Bulan Desember masih tak terlalu lama berlalu. Dan masyarakat masih banyak yang ingat tentang terobosan yang menghebohkan yang dicetuskan oleh menteri pertanian di bulan itu. Ketika ia merespon keluhan mahalnya harga daging, Andi Amran memberi solusi: mengganti sumber protein lain misalnya tutut atau keong sawah.

http://m.tribunnews.com/…/daging-sapi-mahal-menteri-pertani…

Nah, ide ini jelas tidak terpikirkan oleh menteri di negara lain, dari AS sampai Wakanda. Hanya menteri di pemerintahan pak Jokowi yang kepikiran untuk menyodorkan keong sawah sebagai pengganti daging sapi yang harganya tak kunjung murah kepada masyarakat. Plus bu Menkes sudah memperkenalkan makanan lain yang mengandung protein, yaitu cacing.

Gagasan ini mengingatkan saya kepada teman SMA ketika kami hendak study tour ke Way Kambas. Teman saya itu heboh mau meminta sperma gajah. “Buat apa coba?”, pikir saya waktu itu. Kan sperma itu kandungannya protein. Mending minum protein aja.

Nah, saya jadi pengen menyaingi ide brilian pak menteri: sperma hewan sebagai pengganti daging sapi. Gimana? Gak kalah brilian kan?

Solusi cerdas lain dikemukakan oleh Menteri Perdagangan merespon kenaikan harga cabai yang menggila. Kepada masyarakat, Enggartiasto Lukita menyarankan untuk menanam sendiri cabai yang diperlukan sebagai bahan masakan.

Tentu ini sebuah tawaran jalan keluar yang tidak diduga-duga. Apalagi bagi masyarakat yang rumahnya tak punya pekarangan dan terlalu sempit untuk diselipkan satu pot tanaman pun. Mereka tak kan pernah memikirkan terobosan cara begini. Terbukti sudah kecerdasan para menteri Kabinet Kerja.

https://m.detik.com/…/cabai-rawit-merah-rp-90000kg-mendag-t…

Ia juga yang pernah memberi sebuah penyelesaian masalah yang jenius saat merespon harga bawang putih yang melonjak. “Tidak usah makan bawang putih, tidak apa kan,” begitu katanya kepada media.

Bener tho? Kalau bawang putih ga dimakan, kita ga perlu pusing dengan harganya yang tinggi.

https://m.merdeka.com/…/mendag-soal-harga-bawang-putih-maha…

Solusi out of the box untuk rakyat miskin agar tidak pusing dengan anggaran belanja yang semakin tak berarti di pasar pernah juga dipaparkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani. Pada acara penyaluran program raskin/rastra tahun 2016 tingkat nasional di Bali, ia menyelipkan gagasan memukau dalam pidato sambutan. “Jangan banyak-banyak makan lah, diet sedikit tidak apa-apa,” begitu sarannya kepada rakyat miskin.

https://m.merdeka.com/…/menteri-puan-minta-orang-miskin-die…

Tentu ide itu adalah sebuah revolusi cara berpikir yang bernas namun sederhana yang disorot dalam sudut pandang yang pas sehingga menjadi booming.

Dan tak cuma menteri yang punya solusi cerdas. Pejabat lain juga ikut-ikutan. Contohnya dirut PLN, pernah menganjurkan begini agar tarif listrik murah: 
“Mau tarif listrik turun? Cabut meterannya,” katanya.

https://m.merdeka.com/…/trik-agar-bayaran-listrik-turun-tia…

Kalau meteran dicabut, apa yang mau kita bayar dari tagihan listrik? Ga ada kan… Dan kita terbebas dari beban.

Nah, itu tadi kan kabinet dan pejabatnya. Bagaimana dengan pak Jokowi sendiri? Tentu beliau sebagai pemimpin bangsa juga punya terobosan yang inovatif.

Saat menghadapi keluhan rakyat tentang harga cabai rawit yang naik tinggi, ia menyarankan: “Nggak usah beli cabai rawit. Belinya cabai yang hijau, yang merah juga pedes, sama saja.” Bener kan?

Rezim sekarang selalu punya solusi yang tak terpikirkan sebelumnya. Dan ke depan, kita akan terus mendengar kejutan-kejutan dari mereka. Rakyat akan terus bergumam, “oh iya ya… Bener juga… Kok ga kepikiran tadi ya…?” Mereka itu cara berpikirnya jauh di atas rakyat yang cuma bisa kritik tapi tak bisa beri solusi.