Saat Media Australia Menanyakan Pemenuhan Janji Jokowi atas Korban Gempa Lombok

Ngelmu.co – Media luar negeri, tepatnya media dari Australia menuntut janji pemerintahan Presiden Joko Widodo. Janji yang dituntut adalah janji Jokowi untuk para korban gempa Lombok akan tempat tinggal. Media Australia yang menuntut janji Jokowi tersebut adalah The Sydney Morning Herald.

The Sydney Morning Herald (SMH) merupakan sebuah surat kabar broadsheet harian yang diterbitkan oleh Fairfax Media di Sydney, Australia. SMH didirikan tahun 1831 dengan nama Sydney Herald, SMH adalah surat kabar yang terus beroperasi tertua di Australia.

SMH menuliskan bahwa ribuan orang di Lombok masih menunggu bantuan Rp50 juta ($ 4600) per rumah tangga yang dijanjikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo empat bulan lalu untuk membantu membangun kembali rumah mereka.

“Kami sedang menunggu (bantuan pemerintah). Saya bersyukur bahwa bayi perempuan saya atau siapa pun di keluarga saya belum sakit karena tinggal di tenda atau rumah sementara. Namun, rumah sementara bocor saat hujan, sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari. Ini tidak ideal. Kami tinggal di dekat lautan, jadi ada angin kencang. Saya takut itu akan menerbangkan rumah kami saat ini,” kata Hanan salah satu korban gempa Lombok yang tinggal di desa Pemenang, dikutip dari SMH.

Baca juga: Jadi Korban PHP Jokowi, Ribuan Pengungsi Lombok Lakukan Demo

Dalam artikelnya, SMH menuliskan bahwa setelah berbulan-bulan tinggal di akomodasi sementara yang bobrok, korban gempa Lombok memiliki pesan untuk sang presiden: “Tolong tepati janjimu, sudah berbulan-bulan sampai sekarang”.

Selain ungkapan hati dari desa Pemenang Hanan di pulau itu di barat laut, melalui Lombok Utara di sebelah timur pulau dan desa Sembalun Bumbung, yang terletak di bayangan gunung berapi Gunung Rinjani, penduduk Lombok mengatakan berulang kali mereka masih menunggu bantuan keuangan untuk menjangkau mereka sehingga mereka bisa membangun kembali.

Di Nipah, sebuah desa di Lombok utara, Amrulah mengatakan bahwa dia dan tetangganya belum menerima uang serupiah pun sebagai dana bantuan untuk mereka

“Tidak seorang pun di desa kami telah menerima apa pun yang saya ketahui. Mungkin Presiden telah menjadi miskin? Hampir semua orang di desa kehilangan rumah mereka. Tapi sampai sekarang, tidak ada apa-apa,” kata Amrullah.

Didapatkan info jika sekitar 60 persen dari toko-toko lokal kecil sekarang telah dibuka kembali, dan pekerjaan sedang dilakukan untuk membangun kembali beberapa jembatan dan jalan yang rusak akibat gempa. Namun, puluhan ribu orang masih tinggal di perumahan sementara, atau di gubuk yang mereka dirakit di tengah reruntuhan rumah mereka, dan bukti kerusakan dan kehancuran masih meluas.

Seperti diketahui bahwa gempa 5 Agustus 2018 lalu di Lombok merusak atau menghancurkan sekitar 229.229 rumah, 45 sekolah, 78 rumah ibadah, empat fasilitas kesehatan dan 3818 fasilitas umum termasuk jalan, jembatan, lampu lalu lintas, kuburan dan lapangan olahraga. Bencana tersebut menelan 623 korban jiwa.