Kenapa sih Sayur dan Buah Ini Dianggap Berbahaya?

Sayur Buah Berbahaya

Ngelmu.co – Kenapa sih, ada beberapa sayur dan buah yang dianggap berbahaya di dunia?

Bukannya sayuran, umumnya aman dikonsumsi?

Nyatanya, ada sayur dan buah yang justru membahayakan nyawa, jika tidak disiapkan dan disajikan dengan benar.

Dengan kata lain, sayur dan buah ini memerlukan penanganan khusus.

Menanam, menyiapkan, atau mengolahnya dengan tidak tepat, akan berisiko untuk kesehatan.

Dampaknya juga beragam, mulai dari yang ringan seperti mual dan muntah, hingga kondisi serius yang menyebabkan kematian.

Berikut Ngelmu kutip dari Mashed, tujuh sayur dan buah paling berbahaya di dunia:

Kacang Merah

Kacang merah adalah jenis makanan nabati yang kaya manfaat, tinggi kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral.

Sayangnya, kacang ini juga mengandung senyawa phytohaemagglutinin.

Mengolahnya dengan tidak tepat, dapat menyebabkan gejala keracunan makanan sedang hingga parah. Bahkan, merusak usus.

Namun, kita juga bisa mengurangi phytohaemagglutinin, yakni dengan merendam atau merebus kacang merah; selama beberapa waktu.

Lama waktu perebusan, bergantung pada resep hidangan. Waktu minimal biasanya adalah 30 menit.

Singkong

Sebenarnya, sudah bukan rahasia, jika singkong tergolong sayuran paling berbahaya di dunia.

Sebab, umbi-umbian ini mengandung glikosida sianogenik yang berubah menjadi sianida saat dikonsumsi.

Mengolahnya dengan tidak tepat, dapat memicu masalah pencernaan, saraf, atau pernapasan.

Pakar menyebut, singkong pahit lebih berpotensi menyebabkan keracunan sianida; daripada jenis singkong yang manis.

Adapun saran agar terhindar dari keracunan adalah dengan mengupas kulitnya, dan merendam singkong selama 2-3 jam sebelum dimasak.

Kita juga perlu memastikan seluruh bagian singkong, matang dengan sempurna.

Kentang

Kentang termasuk dalam daftar ini, karena mengandung glikoalkaloid. Meskipun bagian yang paling umum dikonsumsi, mengandung glikoalkaloid paling sedikit.

Namun, jumlah glikoalkaloid dapat meningkat, jika kentang terpapar banyak cahaya.

Maka kita disarankan untuk menyimpan kentang di tempat yang gelap.

Jangan konsumsi kentang yang bagian kulitnya sudah berwarna hijau, karena itu menandakan tingginya solanin.

Keracunan akibat glikoalkaloid dari kentang juga tidak boleh disepelekan, lo.

Sebab, dampak paling ringannya adalah kram, diare, atau muntah; sementara kasus terparahnya bisa memiliki efek samping neurologis.

Baca juga:

Sayuran Hijau

Sayuran hijau seperti selada dan bayam, sering ditarik dari pasaran, karena patogen berbahaya seperti escherichia coli dan listeria.

Terdapat pula kemungkinan jika jenis sayuran ini mengandung patogen salmonella dan cyclospora.

Patogen tersebut berasal dari kontaminasi tanah atau sistem irigasi, saat sayuran ditanam.

Penyebab lainnya adalah dari kontaminasi sampah manusia, hewan, atau bahkan proses panen yang kotor.

Maka cara menghindarinya adalah dengan memasak bayam.

Sedangkan selada atau sayuran berdaun lain, bisa dengan dicuci bersih dan dicampur cuka; jika ingin dimakan mentah.

Terong

Anda juga perlu waspada saat mengonsumsi terong, karena bahan makanan satu ini mengandung solanine.

Senyawa inilah yang bisa membahayakan kesehatan; tergantung dari seberapa banyak Anda mengonsumsi terong.

Rata-rata, terong ukuran sedang mengandung 11 miligram solanine.

EFSA Journal menyebut, asupan solanine berlebih dari terong dapat memicu keracunan makanan.

Kisaran jumlahnya adalah 17 hingga 31 buah. Bagaimana dengan dampaknya?

Mulai dari nyeri perut, muntah, dan diare. Bahkan, pada kasus terparah, bisa menyebabkan aritmia jantung hingga kematian.

Tauge

Selanjutnya adalah tauge. Jangan mengonsumsinya dalam keadaan mentah, ya.

Sebab, tauge mungkin mengandung patogen berbahaya seperti escherichia coli, listeria, dan salmonella.

Dampaknya termasuk diare dan muntah.

Maka tentu lebih baik jika Anda mengonsumsi tauge, dalam keadaan matang.

Sebelum mengolah, cuci juga tauge dengan air mengalir; untuk meminimalkan kontaminasi patogen tersebut.

Cabai

Cabai menjadi salah satu bahan makanan yang aduhai bagi orang Indonesia. Terlebih ketika sudah diolah menjadi sambal.

Sensasi pedas, hangat, atau bahkan ‘terbakar’ yang dihasilkan dari memakan cabai, dianggap menambah kenikmatan.

Namun, yang perlu menjadi catatan adalah mengonsumsi cabai juga bisa berbahaya untuk mereka yang sensitif akan rasa pedas.

Entah menyebabkan diare, atau rasa terbakar pada mulut.

Mereka yang memiliki lebih sedikit reseptor capsaicin secara genetik juga bisa mengalami efek lebih parah.

Termasuk serangan muntah yang membakar, asam lambung naik, dan sakit kepala ekstrem.

Semoga ulasan Ngelmu kali ini bermanfaat, ya.