Kenapa Lansia Cenderung Sensitif dan Mudah Marah?

Lansia Mudah Marah

Ngelmu.co – Kalian termasuk yang bertanya-tanya, mengapa orang lanjut usia (lansia), cenderung sensitif dan mudah marah?

Biar rasa bertanya-tanya itu terjawab, yuk kita bahas sama-sama!

Wajar kalau kita kaget dengan sikap lansia yang mudah mengambek. Namun, itu bukan tanpa alasan, lo.

Ahli saraf, Yuda Turana, mengatakan bahwa stresor sosial lebih banyak menumpuk pada orang lansia; daripada mereka yang masih muda.

“Penghasilan berkurang, anak yang [masih] tinggal serumah, harus berbagi kasih dengan mantu.”

“Berita bahagia sama sedih, [lebih] banyak sedihnya, teman sebaya meninggal, pengalaman sakit.”

“Stimulasi negatif ini trennya, ya, pada lansia,” jelas Yuda saat konferensi pers bersama Alzheimer Indonesia (ALZI).

Kondisi yang di masa pandemi menjadi makin buruk, karena kasus kematian pada lansia terbilang tinggi.

Stimulasi eksternal yang serba negatif itulah, kata Yuda, membebani lansia; sehingga mereka umumnya menjadi lebih sensitif dalam merespons sesuatu.

Namun, lansia juga tidak melulu dekat dengan penyakit dan sikap mudah mengambek, kok.

Sebab, kondisi ini sebenarnya bisa disiasati sejak dini, saat usia masih gemilang.

“Untuk menghadapi, persiapannya bukan saat lansia, tapi pas masih muda.”

“Kita harus sadar, suatu saat yang kita capai akan menurun semua,” tutur Yuda.

Riset juga membuktikan, bahwa aspek spiritual punya peran penting dalam kesehatan psikis lansia.

Lansia dengan spiritualitas kuat, disebut mampu bertahan dari stresor.

Selain itu, kita juga dapat menyiasatinya dengan menumbuhkan kesadaran, bahwa hal-hal akan berubah; seiring bertambahnya usia.

Baca Juga:

Ketua Dewan Pembina ALZI Eva Sabdono, menambahkan, saat usia bertambah, menumbuhkan kesadaran itu penting.

Bahwa, segala sesuatunya akan berbeda dengan saat masih muda.

Misalnya, ketika muda, kita bisa atau boleh makan apa pun yang kita mau.

Namun, hal tersebut tidak lagi bisa dilakukan saat kita memasuki usia lanjut.

Maka menurut Eva, agar tetap sehat, lansia perlu mengurangi asupan lemak, gula, dan juga makan dengan porsi lebih sedikit.

“Kita harus sadar, pencernaan kita sudah degeneratif, berkurang kemampuannya.”

“Lalu, membatasi aktivitas, tapi tetap olahraga. Dulu saya bisa lari, main voli, sekarang, ya, sudah enggak bisa.”

“Menyadari batas kemampuan kita,” tutup Eva.