Opini  

Serangan Minggu Ini

Ngelmu.co – Ahoker Eko Loyo nulis surat. Headingnya berbunyi, “MELIHAT ANGGARAN PEMDA DKI, SAYA KANGEN AHOK!”

Saya baca. Whoaa…Mellow abiz. Kontennya “Ngawur”. Ngaco berat. Saya duga, most probably he is a single-dad. Ngga ada istri yang tahan dengan lelaki cengeng, demanding, banyak mulut dan tengil seperti itu. The inherent qualities shown in his letter.

Si Loyo kangen Ahok. Jijay. Dia rindu caci-maki Ahok: Nenek Luh! Tae Tae.

Look at those Todler Ahokers. In your family, almamater and ex friends. Mereka adalah “booster” menciptakan “a devided nation”.

Si Loyo fitnah Anies-Sandi mark up harga AC. Padahal, harga satuan 7 juta dibikin Basuki-Jarot. Harga itu “dikunci” di BPAD. Anies-Sandi ngga bisa utak-utik.

Jahat banget si Loyo ini. Typical Ahoker. Politisi Edward Morrison kayanya mesti merevisi statement: “If there is True Evil in this world, it Lies in the Heart of Mankind”. Kata ‘mankind’ diganti dengan kata ‘Ahoker Loyo’.

Tema kedua yang dihantam si Loyo adalah soal rencana merger TGUPP dan TWUPP menjadi satu tim Percepatan Pembangunan Jakarta.

Si Loyo gunakan metode cherrypicking dan nyebar half-truth di soal TGUPP ini. Dia terlalu benci Anies. That hatred turns him into a fool. Padahal, motivasi Anies baik. Anies ingin menyingkirkan peran swasta dalam mengelolah pemerintahan daerah.

Si Loyo terlalu dungu. Sehingga ora paham bahwa swasta bisa biayai operasional dan ngegaji antek-antek gubernur berkedok “staff”. Bila ini terjadi, favoritisme dan conflict interest pasti ada.

Kedunguan si Loyo bikin dia jadi jahat. “There is only one good: knowledge, and one evil: ignorance,” kata Filsuf Socrates.

Kejahatannya melebar dengan mendeskreditkan DPRD yang naikin anggaran renovasi kolam dan website.

Si Loyo lupa, DPRD Jakarta dikuasai oleh partai-partai pendukung Ahok. Hati si Loyo yang menghitam seperti batu billitonite melihat, mendengar dan menulis segalanya menjadi jahat.

Leonard Stuart (The Cosmic Comedy) berkata, “Think evil and you create evil, are universal world-old proverbs”.

Si Loyo don’t get it. Pikirannya dikuasai roh jahat. Dia ngga sudi belajar dari Mizaru, Kikazaru dan Iwazaru (Three Wise Monkeys), “See no evil, Hear No Evil, Speak no evil”.

Pesan saya kepada Eko Loyo, “Shut the hell up”. If you can not be a wise monkey, maka jadilah “monyet”.

 

-Oleh Zeng Wei Jian – ( Rabu, 22 Nov 2017 – 15:39:41 WIB ) di Rubrik TSKita-