Trump Dukung 100 Persen Serangan Israel ke Gaza

Ngelmu.co – Israel kembali menyerang Palestina di hari pertama puasa Ramadhan 1440 Hijriah. Sedikitnya, 25 warga Palestina meninggal dunia, dan 150 lainnya terluka. Namun, dengan izin Allah, Gaza mampu menembakkan tak kurang dari 600 roket ke wilayah pemukiman ilegal Yahudi.

Roket-roket tersebut diluncurkan sebagai bentuk balasan, sebab zionis Israel sudah lebih dulu melakukan serangan udara, hingga para Syuhada gugur. Dan ratusan warga lainnya luka-luka.

Seolah menutup mata dari serangan yang diluncurkan Israel kepada Palestina, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump justru menyalahkan milisi Gaza atas serbuan tersebut.

Bahkan, dirinya menegaskan jika negara yang ia pimpin, yakni Amerika Serikat (AS), 100 persen akan mendukung Israel untuk melindungi rakyatnya.

Melalui akun Twitternya, Ahad (5/5), Trump mengatakan bahwa serangan Israel adalah pembalasan atas serbuan roket dari Gaza.

“Sekali lagi, Israel menghadapi serangan roket mematikan dari kelompok teroris Hamas dan Jihad Islam. Kami mendukung Israel 100 persen dalam melindungi rakyatnya,” tulis Trump.

“Untuk rakyat Gaza–tindakan teroris terhadap Israel tidak akan membuahkan apa-apa, kecuali penderitaan. HENTIKAN kekerasan dan bekerja untuk perdamaian–ini bisa terwujud!” imbuhnya.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Diancam Trump, Palestina Tegaskan Jerusalem ‘Not For Sale’
[/su_box]

Padahal, hanya dari jumlah korban pun terlihat mana yang lebih keji. Empat orang warga Israel tewas dalam serangan roket dari Gaza.

Sementara di kubu Gaza, ada 24 orang yang meninggal dunia, termasuk wanita hamil dan juga anak-anak, akibat serangan udara yang dilayangkan Israel. Bahkan, serangan Israel juga menghancurkan markas kantor berita Turki, Anadolu.

Jika Trump berbicara soal perdamaian, apakah itu adil bagi warga Palestina? Ucapan Trump tersebut justru menjadi perwakilan bagi AS merusak harapan damai.

Sejak awal kepemimpinannya pun, Trump sudah memindahkan Kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem, kota sengketa yang akan menjadi ibu kota Palestina.