Berita  

Ustaz Hilmi Minta Penjelasan Letjen TNI Dudung Abdurachman

Ustaz Hilmi Minta Penjelasan Letjen TNI Dudung
Foto: kostrad.mil.id

Ngelmu.co – Ustaz Hilmi Firdausi meminta penjelasan kepada Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman.

Sebab, pada Senin (13/9) kemarin, yang bersangkutan mengingatkan para prajurit, agar menghindari sikap fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama.

“Bijaklah dalam bermain media sosial, sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit.”

“Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama, karena semua agama itu benar di mata Tuhan.”

Demikian kata Dudung, saat berkunjung ke Batalyon Zipur 9 Kostrad, Ujungberung, Bandung, Jabar, sebagaimana Ngelmu kutip dari laman resmi Kostrad.

Ustaz Hilmi yang mendapati pernyataan tersebut–pada sebuah artikel berjudul ‘Letjen TNI Dudung: Hindari Fanatik Berlebihan Terhadap Agama!’–pun berkomentar.

“Assalamu’alaikum Pak Dudung, mohon dijelaskan, fanatik berlebihan terhadap agama itu seperti apa?” tanyanya, Senin (13/9) malam.

“Lalu, semua agama benar di mata Tuhan? Harusnya ditambahkan, sesuai ajaran agamanya masing-masing,” tegas Ustaz Hilmi.

Saat berita ini ditulis, pernyataan yang disampaikan melalui akun Twitter pribadi, @Hilmi28, itu telah mendapat ratusan balasan.

Baca Juga:

Salah satunya dari Bayu Iryandhi. Menurutnya, fanatik terhadap keyakinan itu wajib dan sangat baik.

“Fanatik sama artis idola tuh yang enggak baik mah Pak Dudung,” tuturnya.

“Pak Dudung ini lupa, kalau bukan karena fanatisime agama, enggak mungkin penjajah bisa diusir dari negara ini,” sahut akun @ManusiaPinggirn.

Sementara Abica Anwar, mengingatkan, “Maaf, sepertinya Bapak yang terhormat perlu menyediakan waktunya untuk sering-sering ikut berbaur di majelis ilmu (pengajian).”

“Supaya kadar keimanannya tidak gersang, karena tidak pernah disiram oleh ilmu agama,” tutupnya.

Bicara soal Tradisi

Kembali ke Dudung. Ia menegaskan, agar dalam membina prajurit yang baru masuk, latihan pun tradisi dilakukan dengan profesional dan proporsional.

Mantan Pangdam Jaya itu meminta, agar pembinaan berjalan keras, sesuai aturan. Namun, bukan kasar.

Pasalnya, kata Dudung, tujuan dari tradisi dalam satuan TNI adalah membangun kebanggaan serta jiwa korsa [daya juang].

“Tanpa kekerasan maupun tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri dan satuan,” tegasnya.

Masih pada kesempatan yang sama, Dudung, juga mengimbau agar para prajurit selalu bersyukur, apa pun pangkat mereka saat ini.

Mengingat semua manusia, ujarnya, punya masalah masing-masing.

“Sebagai prajurit, kita harus bersyukur dengan kondisi keluarga saat ini,” kata jenderal yang juga pernah menjadi Gubernur Akademi Militer itu.

“Masih diberikan kesehatan. Bersyukurlah, mempunyai istri, apa pun bentuknya, karena itu semua adalah pilihan kita,” jelas Dudung.