Berita  

Wapres: Cara Berpikir Konservatif Jadi Salah Satu Penyebab Negara Muslim Sulit Berkembang

Ma'ruf Amin Konservatif Negara Muslim Sulit Berkembang

Ngelmu.co – Cara berpikir konservatif, dinilai Wakil Presiden, Ma’ruf Amin, menjadi salah satu penyebab sulit berkembangnya sebagian besar negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Hal ini ia sampaikan dalam ceramah yang disiarkan TVRI, Ahad (10/5).

“Cara berpikir konservatif, menjadi salah satu penyebab, mengapa negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, masih tergolong underdevelopment country,” tuturnya.

“Dan mengalami ketertinggalan dalam ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya,” sambung Ma’ruf, seperti dilansir Antara.

Menurutnya, belakangan ini cara berpikir tersebut semakin berkembang.

Terutama saat muncul kelompok-kelompok masyarakat yang berpikir, kemurnian Islam, harus dibangun dengan cara tekstualis.

“Cara berpikir seperti itu, memang sudah mulai berkembang akhir-akhir ini,” kata Ma’ruf.

“Ketika isu kemurnian Islam harus dibangun, dengan kemudian, kita mengalami kemunduran berpikir dan mengarah pada cara pikir yang sangat tekstual,” imbuhnya.

Baca Juga: Saud Anwar, Dokter Muslim yang Disebut Pahlawan COVID-19 oleh Warga AS

Lebih lanjut Ma’ruf mengatakan, kelompok konservatif itu biasanya menolak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dianggap tak sesuai pemahaman ajaran Islam, secara tekstual.

Padahal, lanjutnya, pemahaman secara tekstual dan konservatif, tidak sesuai dengan salah satu sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Cara berpikir konservatif, juga dinilai Ma’ruf, menghambat berbagai upaya mewujudkan peradaban Islam.

Maka untuk membangun kembali peradaban Islam, sambungnya, pola pikir wasathi (moderat), harus ditanam serta kembangkan.

Baik di negara Islam, pun negara berpenduduk mayoritas Muslim.

“Cara berpikir konservatif seperti itu, menghambat dan kontraproduktif terhadap upaya membangun kembali peradaban Islam,” ujar Ma’ruf.

“Oleh karena itu, cara berpikir wasathi, dapat menjadi pijakan kuat untuk kita membangun kembali peradaban Islam yang kuat,” pungkasnya.