Berita  

WHO Tak Menyarankan Salam Siku yang Dipraktikan Para Pejabat di Lingungan Istana

WHO Tak Menyarankan Salam Siku yang Dipraktikan Para Pejabat di Lingungan Istana

Ngelmu.co – Kasus positif virus Corona (Covid-19) yang semakin merebak di Indonesia, membuat banyak orang meningkatkan kewaspadaannya, tak terkecuali para pejabat di lingkungan Istana Kepresidenan. Guna menangkal penyebaran virus Corona, mereka kini menerapkan salam gaya baru, yakni ‘salam siku’.

WHO Tak Menyarankan Salam Siku yang Dipraktikan Para Pejabat di Lingungan Istana

Pengganti Jabat Tangan

Salam tersebut dilakukan sebagai pengganti jabat tangan, dimana tangan mereka tidak saling bersentuhan satu sama lain, melainkan hanya siku mereka saja yang menempel. Salam siku ini muncul usai sejumlah pejabat tinggi dunia menyoroti potensi penularan virus Covid-19.

Terlebih, jabat tangan dinilai tidak aman di tengah situasi seperti ini. Sebagai solusi, salam siku atau elbow bump greeting dinilai lebih efektif. Dilansir dari Detik.com, Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko pun menilai salam  tersebut bagus. Hal ini ia sampaikan ketika berada di Kompleks Istana Kepreseidenan, Jakarta Pusat pada Kamis (12/3/2020).

“Ya saya pikir itu cara bagus karena intinya kita sama-sama tidak tahu kalau memasuki area. Kalau salaman ada risiko, tapi kalau dengan cara-cara begini nggak ada yang tersinggung walaupun agak lucu-lucuan, tapi itu bagus,” ujar Moeldoko.

Diakui oleh Moeldoko, bahwa ia telah menerapkan salam tersebut. Namun, ia menyebut, Presiden Jokowi belum melakukan hal serupa.

Salam gaya baru ini pun, turut dipraktikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), saat keduanya hendak melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dalam sebuah foto, Sri Mulyani tampak menempelkan siku tangan kanannya ke siku tangan milik JK.

Salam ini juga dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Kepala BNPB Doni Monardo. Keduanya melakukan salam siku usai meninjau proses penyemprotan cairan disinfektan di Stasiun Gambir. Salam tersebut dilakukan sebelum keduanya memasuki mobil masing-masing.

“Ada salaman tanpa menyentuh ujung dari lengan bahkan mungkin juga dengan siku. Ada banyak cara lah tanpa kita mengurangi rasa hormat satu sama lainnya,” kata Doni kepada wartawan.

Tak Disarankan WHO

Terkait salam siku yang tengah populer ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun angkat bicara. Pasalnya, WHO tak pernah menyarankan untuk melakukan salam siku. Sejak 7 Maret lalu, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyampaikan pendapatnya soal salam siku.

“Ketika memberi salam ke orang-orang, sebaiknya hindari salam siku karena salam tersebut berada pada jarak 1 meter dengan orang lain. Saya memilih untuk meletakkan tangan saya di hati saya ketika saya memberi salam ke orang lain, belakangan ini,” kata Tedros lewat akun Twitter resminya.

Baca Juga: Utamakan Keselamatan Warga, Anies Tunda Formula E karena Corona

Pada 11 Maret lalu melalui cuitannya, Tedros kembali berbicara soal topic salam siku. Ia menilai, bahwa ‘hand on a heart’ atau salam ‘tangan di hati’ jauh lebih baik dibandingkan dengan salam siku. Dia merespons cuitan akun QuickTake by Bloomberg yang memberitakan saran menghindari salam siku yang dikemukakan Tedros sendiri, “Tidak jabat tangan, tidak ciuman, bahkan tidak salam siku.”

“‘Tangan di hati’ adalah cara yang baik untuk memberi salam ke rekan-rekan, kolega, dan tetangga Anda… selama COVID-19, tapi yang lebih penting adalah menjaga diri Anda dan yang lainnya agar aman dari virus Corona. Saya menggunakan kesempatan ini untuk meminta setiap orang untuk berbagi pandangan, bagaimana Anda beresalaman pada hari-hari belakangan ini?” cuit Tedros.